Padang,Lintas Media News
Dari anggaran Pokok-pokok Pikiran (Pokir) Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumatera Barat (Sumbar),Pemerintah Provinsi melalui Dinas Kebudayaannya akan melaksanakan kegiatan Festival Maek dengan berbagai
rangkaian kegiatan yang puncak kegiatannya dilaksanakan pada tanggal 17-20 Juli 2024 di Kabupaten Lima Puluh Kota dan Kota Payakumbuh.
Kegiatan ini dilaksanakan dalam upaya pelindungan dan pelestarian terhadap warisan budaya dan cagar budaya khususnya cagar budaya/ tinggalan sejarah dan budaya masa lampau seperti Situs Menhir yang
terdapat di Kabupaten Lima Puluh Kota yang dijuluki dengan “Nagari Seribu Menhir” yang tersebar di
berbagai Jorong yang ada di Nagari Maek.
Demikian disampaikan Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar Jefrinal Arifin didampingi Direktur fisival Doni Eros Jarot yang dihadiri Ketua DPRD Sumbar Supardi dalam konferensi persnya.Selasa (9/7/2024) di ruangan khusus I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumbar.
Jefrinal menyampaikan,anggaran untuk festival maek ini berasa dari Pokok-pokok pikiran (Pokir) Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumbar Supardi tahun 2024 berjumlah lebih kurang 4 miliyar rupiah.
Jefrinal menyebutkan,festival Maek ini diusahakan berlanjut darin tahun ke tahun,dan festival Maek in dapat menjadi icont pariwisata Sumbar kedepannya.
Sementara,Ketua DPRD Sumbar Supardi mengatakan, pihaknya berupaya pelindungan dan pelestarian terhadap warisan budaya dan cagar budaya khususnya cagar budaya/peninggalan sejarah dan budaya masa lampau seperti Situs Menhir di Kabupaten Lima Puluh Kota dijuluki dengan “Nagari Seribu Menhir” tersebar di berbagai Jorong ada di Nagari Maek.
Disebutkan Supardi,pada Festival Maek tersebut nantinya,akan berkumpul seluruh Arkeolog
"Sebuah mimpi tertunda, kita pernah anggarkan kegiatan Fisik di Menhir dengan harapan dapat menjadi tempat penelitian para arkeolog," tambahnya.
Menurut Supardi, Maek banyak misteri, karena kisah atau cerita tambo tentang peradaban akan beralih ke Maek.
"Kita ingin Maek, andalan Maek menjadi objek wisata. Seluruh Arkeolog akan berkumpul di Maek," ujar Supardi
Supardi mengatakan, pihaknya menginginkan Pariwisata Sumbar tidak menonjolkan wisata alam, namun juga menonjolkan wisata budaya seperti di daerah Yogyakarta dan Bali di Indonesia.
Dikatakan Supardi, pihaknya ingin juga memfasilitasi para Arkeolog dunia, dari para peneliti, seniman dan hal belum tergali di Maek.
"Kita meyakini, akan melihat peradaban 4000 tahun yang lalu, salah satunya terungkap pelabuhan ditemukan di Maek," ujarnya
Adapun PRA FESTIVAL Workshop, 8-10 Mei, Nagari Maek, Residensi, 11-30 Juni, Nagari Maek, Pameran, 14-16 Juli, Gedung Gambir Kota Payakumbuh, Diskusi, 14-16 Juli, Aula Kantor Walikota dan Agamjua Art and Cafe Culture, FESTIVAL
17-20 Juli, Nagari Maek, 50 Kota
(Pertunjukan dan Diskusi), PASCA FESTIVAL 24 Agustus, Agamjua Art and Cafe Culture.(St)