Sawahlunto, Lintas Media News
Kapolres Kota Sawahlunto AKBP Junaidi Nur SIK menobatkan Desa Balai Batu Sandaran Kota Sawahlunto sebagai “Desa Tagok” (Desa Tangguh). Penobatan tersebut ditandai dengan panen raya sereh wangi bersama Walikota Sawahlunto, Subandi Camat Barangin, Kades BBS Nusirwan dan Petani setempat.
AKBP Junaidi Nur SIK mengatakan, masyarakat petani sereh wangi pantas diacungi jempol karena tidak goyah dihantam Covid-19 dipadukan dengan peternakan sapi memanfaatkan limbah serai wangi yang berprotien tinggi untuk penggemukan sapi dan pengembangan ternak sapi dan menghasilkan minyak atsiri berkualitas. Aroma sereh wangi kuat menyengat di Desa Balai Batu Sandaran Kota Sawahlunto meski harga minyak atsiri anjlok selama pandemi covid-19 melanda dunia.
"Selain masyarakatnya yang produktif, desa ini juga sangat kondusif terlihat dari tidak ditemukannya tindak kriminal sejak 10 tahun terakhir,” ungkap Kapolres Sawahlunto saat Panen Raya Sereh Wangi, Kamis (9/7), di Balai Batu Sandaran (BBS) Kecamatan Barangin Sawahlunto.
Menurut Kapolres, dulu lahan kritis yang ditumbuhi ilalang terhampar sepanjang mata memandang di desa ini. Sekarang Desa BBS telah berubah, warganya gigih mengolah lahan hingga 80 hektar padang ilalang menjadi ladang sereh wangi milik warga dan Kelompok Tani.
Deri Asta Walikota Sawahlunto mendukung Kapolres Sawahlunto AKBP Junaidi Nur SIk, telah menobatkan Desa BBS sebagai Desa Tagok serta mengapresiasi semangat dan kegigihan warga setempat yang telah berhasil mengangkat desanya menjadi desa berprestasi.
“Sangat pantas Desa BBS dinobatkan sebagai “Desa Tagok”, karena Desa BBS telah memiliki mesin penyuling atsiri dengan 3 ketel uap. Masing-masing ketel mampu mengolah setengah ton seret wangi menjadi 4 kg minyak atsiri,” kata Deri Asta.
“Hasil produksi minyak atsiri dijual langsung kepada eksportir hanya sebagian kecil yang dikemas dalam botol dan dijual eceran. Sementara limbah jerami atsiri dimanfaatkan sebagai pakan ternak”.(nv'h)