Jakarta, Lintas Media News
Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat kembali menegaskan kepada wartawan dan anggotanya untuk menjaga independensi dalam Pilkada 2020.
Apabila wartawan menjadi tim sukses pasangan calon atau terlibat aktif membantu maka wajib nonaktif dari profesinya sebagai wartawan dan keluar kalau duduk sebagai pengurus PWI.
![]() |
Ketua PWI Atal S Depari dan Sekjen Mirza Zulhadi |
Hal ini disampaikan Ketua Umum PWI Pusat Atal S Depari melalui surat edaran yang juga ditandatangani Sekjen PWI Pusat Mirza Zuhaldi dan Ketua Bidang Organisasis PWI Pusat Zulkifli Gani Ottoh dalam surat dengan nomor 1010/PWI-P/LXXIV/2020.
Dalam surat itu dirinya mengaku PWI saat ini mendapat banyak laporan tentang keterlibatan wartawan termasuk pengurus wilayah PWI yang mendukung calon tertentu di beberapa daerah.
“Sebagaimana diatur dalam Peraturan Dasar PWI Pasal 1 Ayat (3) menyatakan PWI adalah organisasi wartawan Indonesia independen dan professional tanpa membedakan suku, agama, dan golongan maupun keanggotaan organisasi politik dan kemasyarakatan,” ujar Atal S Depari, Kamis, (12/11/2020).
Atal pun menegaskan pengurus PWI Pusat tidak akan segan-segan menjatuhkan sanksi keras dan tegas, apabila ada anggotanya baik wartawan maupun pengurus yang melanggar dasar dan peringatan tersebut.
“Kode Perilaku Wartawan Pasal 5 secara tegas mengatakan wartawan dilarang melakukan hal tercela yakni perbuatan yang dapat merendahkan marwah, harkat, martabat, dan integritas profesi wartawan,” kata Atal.
Sekjen PWI Pusat Mirza Zulhadi menambahkan, bagi anggota dan Pengurus PWI dari tingkat kabupaten, provinsi, dan pusat yang melanggar segala peraturan maka akan menerima sanksi tegas. Mereka harus memilih menjadi wartawan atau tim sukses calon.
“Apabila wartawan terlibat sebagai tim sukses maka mereka telah melanggar Peraturan Dasar PWI terutama Pasal 8 Ayat (C) yang berbunyi anggota PWI berkewajiban menjaga kredibilitas dan integritas profesi serta organisasi. Serta melanggar Kode Etik Jurnalis (KEJ) Pasal1,” ujar Mirza.
Mirza melanjutkan sesuai PD/PRT PWI pengurus PWI yang bertindak sebagai tim sukses dengan aktif membantu kemenangan pasangan calon tertentu maka harus mengundurkan diri. “Wartawan harus menunjukkan profesionalitas tinggi dalam tugasnya,” tambah Mirza. (*/b/rls)
Padang, Lintas Media News
Di masa pandemi COVID-19 saat ini, masyarakat dianjurkan untuk rutin berolahraga, agar imun tubuh meningkat. Namun, masyarakat juga diingatkan untuk tidak salah memilih olahraga dan tempat untuk berolahraga di masa pandemi ini.
Spesialis Kedokteran Semen Padang Hospital (SPH) dr. Putra Rizki, Sp.KO pada Webinar Series #6 yang digelar PT Semen Padang di Gedung Serba Guna Semen Padang, membeberkan tiga panduan berolahraga atau latihan fisik untuk kebugaran di masa pandemi saat ini.
Ketiga panduan penting itu adalah Frequency Intensity Time dan Tipe (FITP), Tempat dan Peralatan. Untuk FITP, seperti olahraga aerobik, sebaiknya dilakukan 3-5 hari dalam seminggu, kekuatan 2-3 hari seminggu dan untuk olahraga fleksibilitas bisa dilakukan setiap hari.
Ketiga jenis olahraga ini harus diperhatikan intensitasnya. Untuk intensitas ringan, yaitu olahraga atau latihan fisik yang bisa dilakukan sambil berbicara sampai nyanyi. Kemudian untuk intensitas sedang, sambil olahraga bisa berbicara, tapi tidak bisa bernyanyi dan terengah-engah.
"Sedangkan untuk olahraga dengan intensitas berat, saat diajak berbicara dia terengah-engah," kata dr. Putra Rizki saat menjadi pemateri Webinar Series #6 dengan tema "Panduan Aktifitas Fisik yang Efektif untuk Menjaga Kebugaran di Masa Pandemi", Jumat (13/11/2020).
Webinar Series #6 yang digelar secara virtual oleh perusahaan semen pertama di Indonesia dan Asia Tenggara itu, diawali dengan senam bersama yang dimulai pada pukul 07.30 WIB hingga pukul 8.30 WIB, dan senam tersebut dipandu oleh Ellen's Gym.
Webinar itu juga diikuti oleh Komisaris Utama PT Semen Padang Mohammad Agus Syamsuddin dan juga Direktur Keuangan PT Semen Padang Tubagus Muhammad Dharury, serta ratusan karyawan/ti Semen Padang Group beserta keluarga melalui aplikasi Zoom Meeting.
Lebih lanjut dr. Putra Rizki menyampaikan soal tempat dan peralatan olahraga di masa pandemi. Kata dia, saat olahraga pastikan fisik dalam kondisi sehat dan fit. Kemudian supaya aman dan terhindari dari virus, sebaiknya tetap melakukan aktifitas fisik di rumah.
Kemudian bagi yang berolahraga di luar rumah, seperti bersepada dan joging, wajib mematuhi protokol kesehatan seperti jaga jarak. Untuk olahraga sepeda dengan cara bergerombolan, jaga jarak 20 meter dari pesepada di depannya, dan 2 meter dari peseda yang ada di samping.
Sedangkan untuk olahraga lari, jaga jarak 2 meter dari orang yang ada di aebelah, belakang maupun di depan. Selama melakukan aktifitas olahraga di luar rumah, jangan sampai menukar peralatan olahraga dengan orang lain, seperti botol minuman dan barang bawaan pribadi (handuk dan pakaian).
"Di samping itu, hindari menyentuh permukaan sarana atau perakatan umun dan area wajah seperti mata, hidung dan mulut selama latihan fisik di luar rumah. Kemudian, pakai masker dan jangan lupa bawa masker cadangan," ujarnya.
Masker cadangan penting dibawa, tambah dr. Putra Rizki, karena untuk mengganti masker yang basah oleh keringat. Sebab, masker yang basak karena keringat wajib diganti, karena masker basah dapat menyebabkan sesak nafas.
"Bagi yang tidak biasa menggunakan masker saat berolahraga, harus dibiasakan, meskipun awalnya berolahraga pakai masker ada sensasi tidaak nyaman. Tapi sensasi itu akan hilang kalau sudah berolahraga dua kali atau lebih. Pakai masker disarankan, supaya tidak keluar droplet," bebernya.
Di masa pandemi ini, dr. Putra Rizki juga menuturkan bahwa olahraga berenang sangat cocok dilakukan, karena air bukan media penukaran COVID-19. Namun begitu, berenang di tempat umum harus memperhatikan standar protokol kesehatan, seperti jaga jarak.
Kemudian, di pintu masuk tempat berenang dipastikan ada pemeriksaan suhu tubuh. "Di samping itu, kita harus mandi pakai sabun terlebih dahulu sebelum berenang di tempat umum," pungkas dr. Putra Rizki. (*/b/hms)
Pdg. Panjang, Lintas Media News
Wakil Walikota Padang Panjang Drs. Asrul membuka secara resmi kegiatan Musda Gabungan Organisasi Wanita (GOW) IX Kota Padang Panjang.
Kegiatan berlangsung di Auditorium II Mifan Water Park, Rabu (11/11). Menghadirkan unsur Forkopimda, Ketua BKOW Provinsi Sumatera Barat Ny. Wartawati Nasrul Abit, Ketua GOW Padang Panjang Ny. Nova Era Yanthy Asrul, Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra Syahdanur, S.H., M.M., Kepala Dinas Sosial PPKBP3A Dra. Osman Bin Nur, M.Si serta undangan lainnya.
Tema yang diangkat pada Musda ini yaitu Melalui Musda GOW ke IX Kota Padang Panjang "Kita Wujudkan Peran dan Fungsi Organisasi Wanita dalam Pembangunan Kota Padang Panjang".
Dalam sambutannya, Wawako Asrul menyampaikan bahwa peranan wanita sangat mendukung dalam membantu setiap program pemerintahan. "Nanti kami berharap peranan GOW dengan segala programnya dapat menyandingkan bersama program pemerintah," jelas Wawako Asrul.
Selain itu, Wawako Asrul juga mengucapkan terimakasih kepada Organisasi GOW atas dedikasinya selama ini, apalagi juga akan ada pelantikan dan pengukuhan untuk organisasi GOW yang baru.
Disamping itu, Ketua BKOW Provinsi Sumbar Ny. Wartawati Nasrul Abit mengucapkan apresiasi kepada GOW Padang Panjang yang telah bersumbangsih dalam menjalankan setiap programnya. "Kami meminta agar peranan GOW dapat lebih lagi menghimpun organisasi-organisasi wanita lainnya untuk saling bersinergi dalam mendukung dan melaksanakan setiap programnya," ujarnya.
Ditambahkan Ketua GOW Kota Padang Panjang Ny. Era Asrul bahwa Musda tahun ini bertujuan untuk menerima laporan pertanggung jawaban pengurus GOW masa bakhti sebelumnya, menyusun kepengurusan GOW tahun 2020-2025 serta merancang program-program kerja ke depan. (maison pisano)
Sikakap, Lintas Media News
Usaha penggemukan sapi milik Pondok Pesantren Darul Ulum, Kecamatan Sikakap, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Provinsi Sumatera Barat, tetap survive di tengah keterbatasan Mentawai sebagai desa tertinggal di Indonesia. Itu semua tidak terlepas dari bantuan UPZ Baznas Semen Padang merupakan donatur tetap Pondok Pesantren tersebut.
Meski tidak begitu banyak jumlah sapi yang digemukan, tapi keuntungan dari usaha penggemukan sapi itu sangat membantu keuangan Pondok Pesantren Darul Ulum yang mayoritas dihuni oleh santri yang berasal dari dusun pedalaman di tiga kecamatan Mentawai, yaitu Pagai Utara, Pagai Selatan dan Sikakap.
Ketua Yayasan Darul Ulum Iswandi mengatakan, saat ini ada enam sapi yang digemukan. Sapi tersebut dibeli di Padang dan sapi ini digemukan untuk dijual pada Hari Raya Idul Adha tahun depan. "Meski jumlahnya sedikit, sapi yang kami gemukan ini setidaknya dapat memenuhi kebutuhan sapi kurban di Mentawai," kata Iswandi, Kamis (12/11/2020).
Iswandi juga menceritakan bagaimana Pondok Pesantren Darul Ulum bisa memiliki usaha penggemukan sapi. Kata dia, sebelum usaha ini dimulai, Pondok Pesantren Darul Ulum sempat kesulitan biaya operasional.
Pada tahun 2017, UPZ Baznas Semen Padang yang selama ini menjadi donatur tetap Pondok Pesantren Darul Ulum, datang ke Sikakap untuk menawarkan modal usaha penggemukan sapi.
Dengan senang hati, ia bersama pengurus Pondok Pesantren Darul Ulum lainnya, langsung menerima tawaran tersebut. Kemudian, pihak UPZ Baznas Semen Padang memberikan bantuan modal sebesar Rp60 juta untuk pembuatan kandang sapi dan pembelian tujuh ekor sapi. "Untuk perawatan sapi, kami bekerjasama dengan guru pesantren," katanya.
Sejak 2017, lanjutnya, sudah dua kali pihaknya menjual sapi untuk kebutuhan sapi kurban di Kepulauan Mentawai. Pada penjualan pertama tahun 2018, Pondok Pesantren Darul Ulum untung sekitar Rp19 juta lebih. Kemudian untuk penjualan kedua tahun 2019, sekitar Rp21 juta.
Dari jumlah keuntungan yang didapat, 50 persen diserahkan kepada guru pesantren yang telah merawat dan memberi makan sapi. Sedangkan sisanya, untuk memenuhi kebutuhan pesantren. "Untuk tahun 2020 ini, kami baru saja membeli enam ekor sapi. Dan kami akui, pembelian ini agak terlambat, karena pandemi. Harusnya awal tahun," ujarnya.
UPZ Baznas Semen Padang, lanjutnya, bukan kali ini saja memberikan bantuan untuk Pondok Pesantren Darul Ulum, tapi sudah berulang kali. Bahkan, UPZ Baznas Semen Padang juga rutin memberikan bantuan sebesar Rp1,2 juta setiap bulan untuk biaya lauk pauk bagi santri, dan bantuan honor guru sebesar Rp3 juta.
"UPZ Baznas Semen Padang itu salah satu donatur tetap kami. 50 persen biaya kebutuhan pondok, berasal dari UPZ Baznas Semen Padang. Kemudian guru-guru pesantren kami ini, juga da'i binaan UPZ Baznas Semen Padang. Untuk itu, saya selaku Ketua Yayasan Darul Ulum, sangat berterimakasih kepada UPZ Baznas Semen Padang," bebernya.
Koordinator da'i binaan UPZ Baznas Semen Padang itu juga membeberkan sejarah pendirian Pondok Pesantren Darul Ulum. Kata dia, pendirian pondok ini berawal pada tahun 2012. Saat itu, Ia mengemukkan gagasan kepada teman-teman seperjuangannya di Desa Sikakap untuk mendirikan pondok pesantren.
Gagasan itu digulirkannya, karena memang banyak masalah pendidikan yang terjadi di Mentawai, khususnya di Kecamatan Sikakap, Pagai Utara dan Pagai Selatan. Beberapa masalah yang sangat mendasar adalah kondisi pendidikan di tempat tinggal kaum muslim di pedalaman Mentawai yang ada di tiga kecamatan tersebut.
"Di daerah pedalaman tidak ada sekolah setingkat SMP, apalagi SMA. Yang ada hanya SD. Untuk SMP dan SMA, adanya di pusat-pusat kecamatan. Daerah pedalaman sangat jauh dari pusat kecamatan, sehingga mengakibatkan anak-anak muslim yang ingin melanjutkan sekolah harus mencari tempat tinggal sendiri di pusat kecamatan," bebernya.
Namun, karena keadaan ekonomi orangtua yang di bawah rata-rata, lanjutnya, mengakibatkan anak-anak muslim di pedalaman atau di desa-desa yang jauh dari pusat kecamatan, tidak sanggup untuk menyewa rumah kos, sehingga mereka tinggal di rumah-rumah kosong tidak layak huni yang ada di pusat kecamatan, terutama di Sikakap.
"Keadaan yang sangat memilukan inilah, saya bersama teman-teman pada tahun 2013, kemudian menyewa rumah berukuran 6×7 meter di pinggiran Desa Sikakap. Di rumah itulah kami mengumpulkan mereka dalam sebuah Pondok Pesantren yang kami beri nama Pondok Pesantren Darul Ulum, yang artinya, rumah ilmu atau pusat ilmu," tuturnya.
Dengan pemberian nama tersebut, Ia pun berharap Pondok Pesantren Darul Ulum kelak mejadi pusat ilmu pengetahuan di seluruh Sikakap, khususnya dan Mentawai umumnya. "Untuk memulai aktivitas di tahun pertama pondok didirikan, saya bersama rekan-rekan juga membentuk sebuah yayasan resmi untuk wadah bagi pesantren, yaitu Yayasan Darul Ulum," ujarnya.
Setelah yayasan didirikan, Ia pun mengunjungi kampung-kampung muslim di pedalaman Sikakap untuk meminta izin kepada orangtua yang anaknya bersekolah di Pusat Kecamatan Sikakap, agar orangtuanya bersedia menempatkan anaknya tinggal di Pesantren. Mayoritas semua orangtua mereka, setuju anaknya tinggal di pesantren.
Pada akhir 2013, Pesantren Darul Ulum mendapatkan perhatian dari Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia melalui seorang da’i nya yang bertugas di kampung muslim Tubeket. Melihat keadaan Pesantren yang memprihatinkan itu, Dewan Da’wah berusaha mencarikan donator untuk Pesantren Darul Ulum, sehingga pada tahun 2014 ada seorang donatur yang bersedia untuk mewaqafkan hartanya untuk perkembangan Pesantren.
Kemudian, dibelilah tanah seluas 450 meter persegi. Tanah yang masih semak belukar itu dibersihkan secara bergotong-royong oleh warga dan seluruh wali santri yang dari pedalaman Sikakap. Setelah bersih dari semakbelukar, gotong-royong dilanjutkan dengan meratakan tanah yang masih miring.
Setelah diratakan, dibangunlah sebuah gedung berukuran 7x18 meter untuk asrama. Akhir tahun 2014, bangunan asrama tersebut sudah selesai dan siap untuk ditempati. Kemudian, Dewan Da’wah kembali mencarikan donatur untuk operasional dan konsumsi harian pesantren, serta mengirimkan da’i nya ke Sikakap untuk membantu pembinaan santri.
Berdirinya Pondok Pesantren Darul Ulum berpengaruh besar terhadap perkembangan keagamaan masyarakat Desa Sikakap dan sekitarnya. Hal ini ditunjukkan dengan terjadinya hubungan erat antara Pondok Pesantren dengan masyarakat, Pemerintah daerah, Departemen Sosial, Departemen Agama.
Secara kelembagaan, Pondok Pesantren Darul Ulum berada di bawah yayasan Darul Ulum. Untuk menunjang kelangsungan pesantren, Iswandi Juga mendaftarkan yayasan Darul Ulum sebagai panti asuhan yang dikelola bersama dengan Dinas Sosial Kabupaten dan Propinsi.
Dengan adanya Panti Asuhan ini, pondok pesantren mendapatkan bantuan subsidi, biaya bulanan, bantuan uang saku, buku dan sebagainya. Sedangkan untuk sarana dan prasarana pesantren, juga ikut berkembang seiring tahun berganti.
"Saat ini, Pondok Pesantren Darul Ulum memiliki dua level pendidikan, yaitu Madrasah Ibtidaiyah (setingkat SMP dan Madrasah Aliyah (setingkat SMA). Di samping itu, juga ada Tahfidzul-Qur’an yang mendidik santri agar mempunyai keunggulan dalam aspek Al-Qur’an," kata Iswandi.
Terkait dengan bantuan modal usaha penggemukan sapi untuk Pondok Pesantren Darul Ulum Mentawai, Kepala Harian UPZ Baznas Semen Padang Muhammad Arif mengatakan bahwa pihaknya memberikan bantuan tersebut, karena program Pondok Pesantren Darul Ulum sejalan dengan program dakwah-advokasi UPZ Baznas Semen Padang.
"Kami di Mentawai juga menyebar sebanyak 51 da'i binaan kami. Dan para da'i tersebut juga berkalaborasi dengan Pondok Pesantren Darul Ulum untuk menysiarkan Islam di 'Tanah Sikerei' itu. Mudah-mudahan, Pondok Pesantren Darul Ulum Mentawai tetal survive di tengah keterbatasan finansial," kata Arif. (*/b/hms)
Pdg. Panjang, Lintas Media News
Jika tidak ada, aral melintang,Walikota Padang Panjang Fadly Amran BBA Datuak Paduko Malano, pada hari Jum’at, (13/11), akan menerima anugerah penghargaan dari Menteri Kesehatan RI dr. Terawan Agus Putranto, tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Berkelanjutan tahun 2020.
![]() |
Wako Padang Panjang H. Fadly Amran |
“Sedianya, penghargaan tersebut, akan diserahkan Menteri Kesehatan, Terawan kepada Walikota Fadly, secara virtual di ruang VIP Balaikota Silaing Bawah Kota Padang Panjang. Hal tersebut, dikatalan Kepala Dinas Kesehatan Padang Panjang Nuryanuwar, menjawab LintasMedia diruang kerjanja, Kamis, (12/11).
Lebih jauh, Nuryanuwar mengatakan, dari serangkaian penilaian yang dilakukan Kementerian Kesehatan, Kota Padang Panjang diberi penghargaan antara lain :
Satu, penghargaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) berkelanjutan sebagai Kota Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) atau Open Defecation Free (ODF).
Dua, penghargaan Sanitarian/petugas Kesehatan Lingkungan Puskesmas Terbaik Kabupaten/Kota SBS/ODF kepada Susilawati, SKM dari Puskesmas Gunung Padang Panjang, dalam upaya merubah perilaku masyarakat yang higienis dan saniter melalui pendekatan STBM tahun 2020.
Tiga, penghargaan Lurah terbaik, kepada Emrianis, SE, dari Kelurahan Ekor Lubuk, dalam upaya merubah perilaku masyarakat yang higienis dan saniter melalui pendekatan STBM tahun 2020.
Empat, Penghargaan Natural Leader terbaik kepada Eliza, S.pd dari Kelurahan Koto Panjang, dalam upaya merubah perilaku masyarakat yang higienis dan saniter melalui pendekatan STBM 2020
“Hal ini bertujuan menumbuhkan rasa kesadaran dan memobilisasi masyarakat, untuk terlibat dalam penyediaan layanan sanitasi berkelanjutan berbasis masyarakat. Sehingga lingkungan pemukiman, bebas dari pencemaran tinja manusia,” jelas Nuryanuwar. (maison pisano)