50Kota Advertorial DPRD Kab. Banyuasin Advertorial DPRD Lahat Advertorial HUT ke-153 Kabupaten Lahat Advertorial Meranti Advertorial Pemkab Lahat Advertorial Pemkab Musi Rawas Advertorial Pemko Lubuklinggau Advertorial Pemko Pagar Alam Agam AROSUKA Bank Nagari Bantaeng BAWASLU SUMBAR Bengkalis BENGKULU BI Sumbar Bogor Bukittinggi Dewan Pers Dharmasraya DPRD Bengkalis DPRD Dharmasraya DPRD Kepulauan Meranti DPRD Kota Padang DPRD OKI DPRD Padang DPRD Padang Panjang DPRD Pessel DPRD RI DPRD Solok DPRD SUMBAR FJPI Sumbar HPN 2022 Jakarta Jawa Barat Kab.Dharmasraya Kabupaten Dharmasraya Kabupaten Kepulauan Meranti Kabupaten Lahat Kabupaten Solok KADIN SUMBAR kambang Kayu Agung Kepulauan Meranti Kota Padaang Kota Padang Kota Pagar Alam Kota Pariaman Kota Solok Kotapariaman KPU KPU Sumbar Lampung Lampung Timur lanud Sut Lanud Sud Lanud Sultan Sahrir Lanud Sultan Syahrir Lanud Sultan Syahrir Padang Lanud Sultan Syarir Lanud Sur lanud Sut Limapuluh Kota Liputan Lubuk Linggau Mentawai Meranti Miranti Muba Banyuasin Muratara Musi Rawas Nagari Lurah Ampalu Nasdem Sumbar Nasional Ogan Ilir Ogan Komering Ilir (OKI) OKI Opini Padang Padang Panjang Padang Pariaman Padangpanjang Painan Pariaman PARIWARA Pariwara DPRD Padang Panjang Pariwara Pemkab Solok PARIWARA PT Semen Padang Pasaman Pasaman - Pasaman Barat Pasaman Barat Pasbar Payakumbuh PDAM Padang Panjang Pekanbaru Pemkab Bengkalis Pemkab Lahat Pemkab Solok Pemko Padang Pemko Sawahlunto Pemko Solok Pemprov Sumbar Pemrov Sumbar Penas XVI KTNA Pertamina Pesisir Selatan Pessel PLN PMI Sumbar Polda Bali Polda Sumbar Polri Provinsi Bengkulu PT.ITA PT.Semen Padang PWI PWI Sumbar Redaksi Redaksi 2 Riau Sawahlunto Selat panjang Semen Padang Semen Padang.. Sijunjung SMSI Solok Solok Selatan Sumbar Sumsel sungai sarik TANAH DATAR Tanahdatar TSR III Pemkab Dharmasraya Tua Pejat Tulisan

13 Tahun Terbaring Lemah, Dafaa Butuh Uluran Tangan Dermawan

Padang, Lintas Media News

Prihatin dan terharu, itulah yang dirasakan anggota Keluarga Besar Rang Chaniago (KBRC) Kelurahan Kampung Lapai saat membezuk Dafaa Gaisan Abiyu (13 Tahun), anak sulung dari pasangan Hendri dan Lirawati.

Dafaa tergolek lemah di tempat tidur rumah orang tuanya, Jalan Alai Timur No. 73 A, RT 003, RW 012, Padang, karena sakit yang dideritanya sejak umur 1,5 tahun hingga kini usianya sudah menginjak 13 tahun. Hanya di tempat tidur itulah semua aktivitasnya dilakukan. Baik makan, kencing bahkan buang air besar sekalipun.

Kedua orang tua Dafaa, Hendra dan Ibunya Lirawati, dengan sabar dan tekun merawat anaknya. Meski hanya berprofesi sebagai tukang parkir, tapi Hen panggilan Hendra, sudah berupaya semampunya membawa anak sulungnya itu berobat kemana-mana. Baik secara medis, maupun pengobatan alternatif. 

"Waktu lahir, Dafaa terlihat normal dan tidak ada terlihat gejala kelainan. Namun saat menginjak usia sekitar 1,5 tahun, dia mendapat sakit step hingga pingsan. Saat dibawa ke rumah sakit, dokter mengatakan Dafaa mengidap penyumbatan di ususnya sehingga harus dioperasi," cerita Hen kepada anggota KBRC yang datang membezuknya. 

Sebagai pemegang Kartu Indonesia Sehat (KIS), Hen mengizinkan anaknya untuk dioperasi, berharap Dafaa bisa segera sembuh. Namun selesai dioperasi, penyakit Dafaa tak kunjung hilang. Bahkan aktivitas fisiknya semakin berkurang. Dia hanya bisa terbaring lemah ditempat tidur. Makan disuapkan begitu juga dengan buang air, hanya bisa dilakukannya dari atas tempat tidur. 

Di mana terdengar ada pengobatan alternatif, Hennl membawa Dafaa ke sana untuk berobat. Bahkan sampai ke Air Molek, Kabupaten Indragiri hulu, Riau. Di Sumbar, juga sudah ke beberapa kabupaten kota di datanginya. Itupun berkat bantuan biaya dari para sahabat dan dunsanak. Namun berharap kesembuhan Dafaa, belum juga terwujud. 

"Pihak Dinas Sosial Kota Padang, sudah dua kali membezuk Dafaa ke rumah. Namun untuk perawatan dan pengobatan Dafaa, belum juga ada jalan keluarnya," ungkap Hen sedih.

Karena, lanjut Hen, meski megantongi kartu KIS, namun untuk perawatan lama-lama di rumah sakit, menjadi kendala tersendiri baginya khususnya di sisi pembiayaan. Apalagi sebagai tulang punggung keluarga, dia juga harus bekerja jadi tukang parkir untuk menberi makan adik-adik Dafaa yang juga masih kecil-kecil. 

Kini, Hen sangat butuh uluran tangan dermawan untuk bisa mengobati Dafaa secara intens. Apalagi sejak Dafaa habis dirawat beberapa bulan lalu, kondisinya semakin memprihatinkan. Dia tidak bisa lagi makan lewat mulut, namun makanan harus dimasukka dengan slang melalui hidungnya. 

"Takn ada lagi yang bisa saya perbuat. Karena saya juga harus kerja untuk menyambung hidup istri dan kedua adik Dafaa. Semoga ada yang bermurah hati membantu kami, agar Dafaa bisa dirawat serius oleh tim dokter," ujar Hen memelas. (rls)
[facebook]

Author Name

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.