Tujuan dilakasnakan acara simulasi ini adalah membangun sistem dan koordinasi prosedur terkait penanggulangan covid-19 serta bencana gempa bumi dan Tsunami di Sumatera Barat. Dan untuk meningkatkan kapsitas pemahaman, pengetahuan pemerintah daerah dan membentuk koordinasi yang baik antar stakeholder dalam penanggulangan bencana khususnya terhadap ancaman gempa bumi dan tsunami pada masa pandemi covid ini
Hal ini disampaikan Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit Datuak Malintang panai membuka secara resmi acara simulasi penanggulangan bencana pada masa pandemi Covid-19 Tahun 2020 di Provinsi Sumatera Barat, tempat berlangsungnya kegiatan tersebut di Pangeran Beach Hotel Selasa (25/8/2020).
Teknis pelaksanaan simulasi tersebut akan dilaksanakan berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lengkap berjumlah 28 orang berasal dari BPBD, Relawan, Dinas Sosial, Dinas PUPR, TNI AD, TNI AU, TNI AL, Dinas Kesehatan, Dinas Perhubungan Prov. Sumbar, BMKG dan OPD terkait lainnya.
Selantunya Wagub Sumbar menyebutkan rangkain kegiatan ini adalah bentuk inisiatif Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pusat melalui Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Doni Monardo supaya tidak lupa akan adanya bencana. Karena melihat susasna Covid-19 saat ini sudah masuk bulan kelima, mulai dari bulan Maret sampai bulan Agustus 2020 sekarang.
"Harapan kita pada bulan Juli yang lalu sudah melandai total ternyata sekarang naik lagi. Kalau dilanjutkan PSBB lagi belum tau, karena PSBB itu biayanya sangat besar, mulai dari mengawasi perbatasan, perlengkapan APD, perlengkapan, termasuk alat swab, juga tempat karantina," ujar Nasrul Abit.
Nasrul Abit juga katakan, adaptasi perubahan baru sangat tergantung bagi kedisiplinan diri, "kita ingin keluarga kita sehat, masyarakat kita juga sehat, dengan cara tetap jaga kebersihan dan mengikuti protokol kesehatan, mudah-mudahan kita semua tidak terkena covid-19.
"Sumatera Barat merupakan salah satu daerah rawan bencana alam, selain wabah pandemi Covid-19, sebelumnya juga sering terjadi gempa, dan juga tsunami di Mentawai. Untuk itu semua masyarakat Sumatera Barat harus siap untuk menghadapi bencana, terlebih masyarakat yang berada di tepi laut yang berprofesi sebagai nelayan perlu adanya pemberitahuan atau edukasi kepada mereka bagaimana menghadapi ketika bancana alam terjadi terkhususnya tsunami," ungkanya.
Dan latihan ini tentunya sangat baik dilakukan untuk mengetahui bagaimana cara kita menangani gempa dan tsunami apabila terjadi pada saat pandemi ini. (b/hms)