50Kota Advertorial DPRD Kab. Banyuasin Advertorial DPRD Lahat Advertorial HUT ke-153 Kabupaten Lahat Advertorial Meranti Advertorial Pemkab Lahat Advertorial Pemkab Musi Rawas Advertorial Pemko Lubuklinggau Advertorial Pemko Pagar Alam Agam AROSUKA Bank Nagari Bantaeng BAWASLU SUMBAR Bengkalis BENGKULU BI Sumbar Bogor Bukittinggi Dewan Pers Dharmasraya DPRD Bengkalis DPRD Dharmasraya DPRD Kepulauan Meranti DPRD Kota Padang DPRD OKI DPRD Padang DPRD Padang Panjang DPRD Pessel DPRD RI DPRD Solok DPRD SUMBAR FJPI Sumbar HPN 2022 Jakarta Jawa Barat Kab.Dharmasraya Kabupaten Dharmasraya Kabupaten Kepulauan Meranti Kabupaten Lahat Kabupaten Solok KADIN SUMBAR kambang Kayu Agung Kepulauan Meranti Kota Padaang Kota Padang Kota Pagar Alam Kota Pariaman Kota Solok Kotapariaman KPU KPU Sumbar Lampung Lampung Timur lanud Sut Lanud Sud Lanud Sultan Sahrir Lanud Sultan Syahrir Lanud Sultan Syahrir Padang Lanud Sultan Syarir Lanud Sur lanud Sut Limapuluh Kota Liputan Lubuk Linggau Mentawai Meranti Miranti Muba Banyuasin Muratara Musi Rawas Nagari Lurah Ampalu Nasdem Sumbar Nasional Ogan Ilir Ogan Komering Ilir (OKI) OKI Opini Padang Padang Panjang Padang Pariaman Padangpanjang Painan Pariaman PARIWARA Pariwara DPRD Padang Panjang Pariwara Pemkab Solok PARIWARA PT Semen Padang Pasaman Pasaman - Pasaman Barat Pasaman Barat Pasbar Payakumbuh PDAM Padang Panjang Pekanbaru Pemkab Bengkalis Pemkab Lahat Pemkab Solok Pemko Padang Pemko Sawahlunto Pemko Solok Pemprov Sumbar Pemrov Sumbar Penas XVI KTNA Pertamina Pesisir Selatan Pessel PLN PMI Sumbar Polda Bali Polda Sumbar Polri Provinsi Bengkulu PT.ITA PT.Semen Padang PWI PWI Sumbar Redaksi Redaksi 2 Riau Sawahlunto Selat panjang Semen Padang Semen Padang.. Sijunjung SMSI Solok Solok Selatan Sumbar Sumsel sungai sarik TANAH DATAR Tanahdatar TSR III Pemkab Dharmasraya Tua Pejat Tulisan

Butuh Uluran Tangan,Bayi Asal Pessel Harus Dirawat di RS karena Usus Berlipat dan Tanpa BPJS,




PADANG.Lintas Media News.
Wajah ceria bayi usia lima bulan yang baru pandai merangkak itu kini tiada. Digantikan oleh mata yang sayu dan sering tertutup. Infus tertempel di tangannya. Qaiff Hanan Leandra, bayi asal Batang Kapas, Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar) itu harus dirawat di rumah sakit karena didiagnosa mengalami intususepsi/invaginasi sekaligus hernia. Putra pasangan Windra (36) dan Ningsi Nofrida (40) itu, dari keterangan kedua orangtuanya, dinyatakan ada dalam kondisi yang kritis saat ini. 

Rabu (12/8/2020), dijelaskan oleh orangtuanya, bermula dari sang bayi mengalami kejang saat itu, Qaiff kemudian dibawa berobat kampung oleh orangtua. Namun, esok hari, keadaan Qaiff bukannya membaik, bayi yang tadinya lincah tersebut kemudian mengalami demam tinggi dan perutnya terlihat sangat padat. Sesekali Qaiff terlihat seperti terkejut-kejut.

“Kami langsung bawa ke Puskesmas, yang kemudian langsung dirujuk ke RSUD Painan. Dirawat sebentar, kemudian dirujuk ke Padang. Tiba di RSUP M. Djamil, didiagnosa usus berlipat. Kata dokter, usus kecil bergeser masuk ke dalam usus besar. Selain itu, ada usus buntu pula,” terang sang ibu, Ningsi. 

Dikatakan, Qaiff masih dirawat di ruang perawatan intensif di rumah sakit, PICU (red-Pediatric Intensice Care Unit). Qaiff masih belum boleh ditemui kecuali oleh orangtuanya, itupun secara bergantian dan waktu sebentar-sebentar. 

Diakui oleh Ningsi, dirinya pernah dijelaskan oleh pihak rumah sakit, bahwa biaya menginap di ruang PICU cukup mahal. Saat itu, dia hanya bisa mendengar.

“Pernah orang rumah sakit menyebutkan pada Saya, apakah Saya tahu biaya rumah sakit bisa mahal. Untuk sewa kamar saja Rp1,5 juta. Belum lagi ada obat yang sekali masuk itu harganya Rp1,6 juta. Itupun entah akan berapa kali dimasukkan obat itu. Baru itu penjelasan yang Saya terima,” terang Ningsi lagi.

Kondisi ini semakin sulit mengingat Qaiff tidak terdaftar dalam program Kartu Sehat ataupun BPJS Kesehatan. 

“Penyakit ini mendadak. Kami juga ingin mengurus Jamkesmas, tapi sampai sekarang belum bisa. Kalau diurus sekarang, kata orang rumah sakitm, waktunya 3 x 24 jam. Dak terburu,” sebut sang ayah, Windra.  

Pria yang biasa kerja serabutan ini mengaku saat sekarang masa sulit bagi dirinya dan istri. Orangtua empat orang anak ini harus menghabiskan waktu mereka di Padang, menunggui sang bayi yang sedang berjuang dengan penyakit, sehingga si bapak saat ini tidak bisa bekerja. Sementara, kebutuhan harian, setidaknya untuk biaya makan, tetap saja harus dipenuhi. 

Diakui, pihaknya sudah mengajukan surat permohonan bantuan kepada Baznas Pesisir Selatan, yang hasilnya masih belum diketahui. (***)
[facebook]

Author Name

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.