Tanah Datar, Lintas Media News
Dengan berbagai gebrakan yayasan Asy Syifa luncurkan program Peduli Anak Yatim melalui Muharam Fest, yang dilaksanakan di Mesjid Amarullah Kumango, Rabu (24/08) 2022, dalam bentuk pembagian penyerahan bantuan kepada 180 orang anak yatim yang ada di beberapa Nagari di Kecamatan Sungai Tarab dan Nagari Limo Kaum. Yayasan Asy Syifah dengan mempunyai momen terbaik untuk memuliakan 250 orang anak yatim, dengan tema “Ayah Bunda, Jangan Jadikan Kami Menjadi Yatim untuk Kedua Kalinya”
Kegiatan tersebut dihadiri oleh ustad Roby Sugara selaku ketua yayasan Istana Yatim Asy Syifa beserta panitia, Angga Johan Saputra motivator pemberi materi dari Bogor, Muspika Kecamatan Sungai Tarab Dwi Koresmi, S.Sos, Iis Zamora Putra, S.Pd Wali Nagari Kumango, Syahrial Wali Nagari Simpurut, 180 orang yatim fest, bunda dan bapak yatim, remaja mesjid, turut hadir crew Lintas Media beserta tamu undangan lainnya.
Wali Nagari Kumango Iis Zamora Putra, S.Pd dalam sambutannya menyampaikan “dengan adanya bantuan terhadap peduli anak yatim, kami dari Pemerintahan Nagari sangat berterima kasih dan siap membantu serta mendukung program Muharam Fest, mudah-mudahan kegiatan ini menjadi berkah bagi anak-anak yatim, kepada Ibu-Ibu Yatim dan Bapak Yatim beserta remaja mesjid yang telah bekerja keras atas terlaksananya kegiatan ini dan Alhamdulillah berjalan dengan sukses, “ katanya.
Pemberi materi dan motivator Angga Johan Saputra memberikan materinya dengan cara sangat santun terhadap anak-anak yatim, membuat anak-anak awalnya sedih menjadi gembira dengan berbagai cara dan taktik yang jeli, Angga Johan Saputra membuat anak menjadi sangat senang sekali, memberikan motivasi semangat sekaligus menghibur anak-anak yatim yang hadir dengan gayanya yang luwes, lucu dan sangat akrab. Angga juga mengajak anak-anak untuk bermuhasabah karena bermuhasabah adalah salah satu cara untuk memperbaiki hati, mengenang kesalahan dan dosa-dosa terhadap orang tua, mengajak anak-anak untuk mendo’akan ayah dan bunda yang telah pergi menghadap Illahi. Seketika suasana menjadi haru serta seluruh yang hadir penuh dengan isak tangis, sampai-sampai para hadirin memeluk anak-anak yatim yang ada di ruangan masjid yang meneteskan air mata dan berpelukan memberikan kasih sayang. Motivator Angga suga memberikan suprise dan menghibur anak-anak yatim dengan triknya sendiri.Dilanjutkan memberikan plakat kepada bunda pelayan yatim dan ayah pelayan yatim.
Ustad Roby Sugara selaku ketua yayasan yatim Asy Syifa memaparkan, kami dari yayasan istana yatim Asy Syifa Batusangkar mengambil programnya dari YAI (Yayasan Abulyatama Indonesia) yang berada di Jakarta, maka kami memberanikan diri untuk menghadirkan anak-anak yatim di Kumango. Didirikan asrama Yayasan Istana Yatim Asy Syifah Kumango, kami berinisiatif meminjam lisan anak-anak langit, anak yatim untuk keberkahan dan do’a-do’anya bagi negeri kami,” paparnya.
Ustadz Roby menambahkan, “saya dirisini tidak bekerja sendiri, saya dibantu oleh rekan-rekan dalam memajukan yatim fest ini diantaranya Bunda Irma Dewita, Rimelvi, Nilam Sari, Bunda Ul, kami berlima yang berjuang dan memajukan yayasan ini, Alhamdulillah semoga kedepannya kegiatan Yatim Fest ini bisa maju dan berkembang,” tambahnya.
Ustadz Roby beserta seluruh rekan-rekan panitia mengucapkan terima kasih kepada seluruh donatur yang dirantau maupun di kampung halaman atas sumbangsihnya, alhamdulillah kedepannya kita telah memulai pembangunan Yayasan Istana Yatim Asy Syifa Kumango yang RAB nya menelan biaya ± 3,6 milyar rupiah. Sampai saat ini pembangunan telah dimulai pemasangan beberapa buah tonggak, nilai satu tonggak 4 juta rupiah, semoga kedepannya Asrama Yayasan ini bisa menampung anak-anak yatim Nagari Kumango dan nNagari-Nagari tetangga. Semoga do’a do’a anak-anak yatim akan menjadikan negeri kami lebih maju lagi,” ungkap Roby. (YEN)
Pasalnya, program penanaman pohon tersebut dinilai mendukung isu Indonesia's (Forestry and Other Land Use) Net Sink 2030, yaitu sebuah kondisi yang ingin dicapai dimana tingkat serapan emisi gas rumah kaca dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan pada tahun 2030 akan seimbang atau bahkan lebih tinggi dari tingkat emisi.
"Kaliandra ini banyak manfaatnya dan juga bisa dijadikan sebagai wood pellet (bahan bakar alternatif). Kami berharap, kaliandra ini bisa menjadi sumber energi baru terbarukan. Makanya, saya apresiasi PT Semen Padang, karena juga akan menambah tutupan hutan," kata Yozawardi usai penandatanganan perjanjian kerjasama tentang (PKS) pemberdayaan masyarakat sekitar hutan di Wisma Indarung, Rabu (24/8/2022).
Dharmasraya, Lintas Media News
Puncak Acara Festival Pamalayu Kenduri Swarnabhumi 2022 digelar hari ini, Selasa (23/08). Rangkaian kegiatan penutupan, dihadiri ribuan orang yang datang dari berbagai penjuru negeri. Masyarakat dua provinsi, yakni Sumatera Barat dan Jambi tumpah ruah bersama gubernur dan 8 bupati dan walikota di Situs Sejarah, Komplek Candi Pulau Sawah, Siguntur, Dharmasraya.
Kenduri besar yang digagas Bupati Dharmasraya, Sutan Riska Tuantu Kerajaan itu telah berlangsung dari tanggal 18 Agustus yang lalu. Tidak hanya menjadi magnet bagi para pejabat, akan tetapi menyedot perhatian ratusan jurnalis media lokal maupun media terbitan Jakarta. Puluhan influencer sengaja datang untuk membuat konten di media sosialnya. Tak terbilang para ahli dan pemerhati sejarah turut menjambangi Bumi Malayu Dharmasraya selama perhelatan berlangsung.
250 perahu mengangkut tetamu penting dari jembatan Sungai Dareh menuju lokasi acara, sebagai gambaran aktivitas Batanghari selaku sarana transportasi utama di masa lalu. Arung Pamalayu, begitu rangkaian ini dinamakan.
Sutan Riska, sang inisiator, nampak begitu puas dengan suksesnya festival edisi kedua ini. Rona bahagia senantiasa memancar di wajahnya. Rangkaian kegiatan selama seminggu ini, mulai dari expo, seminar, pentas seni, sekolah lapangan ekskavasi, terakhir Arung Pamalayu dan semua kegiatan selalu dipadati pengunjung.
Ekonomi-pun turut bergerak olehnya. Uang yang berputar diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah perharinya. Puluhan UMKM binaan Pemkab Dharmasraya turut memamerkan dan menjajakan produknya. Tak terkecuali ratusan pedagang keliling yang datang dari penjuru Dharmasraya ikut ketiban rezeki Pamalayu.
Itu belum dihitung yang mendapat ketiban berkah dari usaha-usaha di luar lokasi. Kabarnya, okupasi hotel dan penginapan di Dharmasraya selama minggu ini hampir 100 persen. Belum lagi rumah makan dan restoran sepanjang lintas Sumatera Dharmasraya yang laris dagangannya. Selain itu ada percetakan dan sablon yang juga ramai order selama kegiatan berlangsung.
Dengan bergabungnya Dirjen Kebudayaan Kemendikud & Ristek, tanggungjawab mensukseskan Festival Pamalayu tahun ini menjadi lebih besar. Apalagi kegiatan di hulu sungai ini, akan menjadi acuan sukses bagi 7 Pemda di hilir Batanghari yang melaksanakan helat serupa. Akan tetapi selain membludaknya pengunjung dan bergeraknya ekonomi masyarakat, hadirnya sejumlah petinggi, sukses acara rasanya semakin lengkap.
Tampak hadir dalam kegiatan Arung Pamalayu, Dirjen Kebudayaan, Hilmar Farid, Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi, Gubernur Jambi, Al Haris, Bupati Tebo, Bupati Tanjung Jabung Timur, Ketua Bundo Kandung Sumatera Barat, Prof. Raudha Tayib, Ketua LKAM Kabupaten Dharmasraya, Ketua MUI, Hasan Jaini, Kepala Balai Sungai, Kepala Balai Jalan, Ketua DPRD Dharmasraya, Pariyanto, Kapolres, Dandim, Unsur Forkopimda, Alim Ulama, Tokoh masyarakat.
Sutan Riska dalam kesempatan itu mengakatan Festival Pamalayu ini bukan hanya sekedar belajar peradaban saja, akan tetapi bagaimana caranya untuk mejaga lingkungan, sosial budaya juga harus diperkuat.
“Suatu komitmen kita untuk selalu menjaga kelestarian Batanghari dari hulu sampai hilirnya. Ada 8 kabupaten kota dan dua provinsi yang dialiri oleh aliran sungai Batanghari, dan merupakan salah satu sungai terpanjang di Indonesia sepanjang 730 km. Kami perlu kerja sama yang kuat dan kongkrit,” ujar Sutan Riska
Ia mengaku selama kegiatan, anak-anak sekolah SD, SMP dan SMA se Dharmasraya di bawa sekolah lapangan. Belajar bagaimana cara mengali dan mengenal lebih dalam tentang cerita Festival Pamalayu.
“Karena sejarah yang ada di Dharmasraya, bukan sekedar cerita rakyat. Akan tetapi cerita yang benar-benar terjadi, dan ini diungkapkan oleh para sejarahwan, arkeolog dan yang berkopenten di bidang sejarah, dan kita tidak membelokkan sejarah yang ada,” terangnya.
Sutan Riska juga berharap dengan semangat Festival Pamalayu menjadi kekuatan bagi pemerintah untuk membuat destinasi wisata baru di Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Jambi. Sehinga dapat mempertahankan budaya, peradaban dan adat yang sudah ada, agar tidak akan hilang oleh perubahan zaman yang saat ini cepat sekali berkembang.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada Pak Dirjen, karena telah memberikan perhatian yang sangat luar biasa atas pelaksanaan Festival Pamalayu ini” jelasnya lagi.
Sukses helat kedua ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi dan Al Haris, sejawatnya dari Jambi sepakat dengan dampak positif kegiatan.
“Suatu langkah yang tepat yang dilakukan oleh Bupati Dharmasraya pada hari ini, karena peradaban dan segala yang kita butuhkan untuk kehidupan kita umumnya berasal dari perairan. Baik itu berasal dari laut ataupun dari sungai. Untuk itu sangat tepat sekali adanya kegiatan pada hari ini, untuk mengajak masyarakat kembali mengenal, mengali dan mengetahui peradaban yang ada. Kita berharap agar masyarakat dapat mencintai dan melestarikan aliran sungai Batanghari,” kata Mahyeldi.
Sedang Al Haris mengungkit kembali hubungan yang sangat luar biasa antara Jambi dengan Sumatera Barat yakni keterikatan dengan Sungai Batanghari. Oleh karena itu menurutnya mengkaji kembali peradaban Batanghari merupakan kegiatan positif untuk mempererat tali persaudaraan masyarakat di dua kawasan.
“Kita berharap dengan adanya kegiatan ini, maka kita bisa memberikan sebuah narasi kepada seluruh generasi muda yang ada untuk lebih dalam mengenal peradaban sejarah Sungai Batanghari. Bukan hanya sekedar mengetahui bahwa di Dharmasraya ataupun di Muaro Jambi ada sebuah candi. Akan tetapi, mereka lebih dalam mengetahui sebuah sejarah tentang peradabannya,” kata Al Haris.
Dalam kesempatan itu, Dirjen Kebudayaan, Hilmar Farid menyerahkan miniatur perahu kepada Sutan Riska sebagai tanda mata atas suksesnya helat nasional di bumi Dharmasraya. (elda)