Kab. Solok, Lintas Media News
Permasalahan kekurangan guru Aparatur Sipil Negara (ASN) masih menjadi momok di sektor pendidikan Kabupaten Solok, terutama di kawasan terisolir. Masih ada sekolah negeri yang hanya diisi seorang guru ASN.
Di SMP 5 Lubuk Tareh, Nagari Garabak Data, Kecamatan Tigo Lurah, hanya ada satu guru ASN. Selebihnya guru honorer. Di SD 14 Kecamatan IX Koto Sungai Lasi, juga hanya kepala sekolah saja yang guru ASN, selebihnya tenaga honorer. Di kecamatan Tigo Lurah, bahkan tenaga guru di beberapa sekolah didominasi guru honorer. Akibatnya, Proses Belajar dan Mengajar menjadi kurang lancar.
Hal itu terungkap, saat pertemuan Kepala Sekolah SD dan SMP se-Kabupaten Solok dengan Anggota DPR RI, Athari Gauti Ardi dan Bupati Solok, Epyardi Asda di Aula Masjid Agung Darussalam Islamic Center Koto Baru, Kamis (28/4) malam.
Dikatakan Epyardi Asda, secara umum di Kabupaten Solok masih kekurangan guru. Kekurangan ini ditutupi oleh guru honor yang notabenenya memiliki tingkat kesejahteraan yang sangat rendah. Menurutnya, persoalan pendidikan di daerah tertinggal sudah memasuki stadium akut. Guru yang berstatus PNS tidak betah mengajar di sana. Banyak diantaranya yang minta pindah dengan berbagai alasan. Kekosongan guru ini ditutupi oleh guru honor.
"Banyak yang menjadi catatan kami, tapi yang paling krusial yakni permintaan penambahan guru ASN di sejumlah sekolah," tegasnya.
Sebagai Bupati Solok saya sangat kecewa dengan sikap Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI. Seharusnya dia turun, apalagi kata Athari anggota DPR RI yang mengatakan kemendikbud tidak pernah datang rapat.
"Pemda Kabupaten Solok protes keras kepada kemendikbud ini, agar dia benar-benar memprihatinkan tingkat pendidikan, jangan hanya kota saja,"katanya.
Sebagai bupati saya merasa prihatin, tetapi saya bertekad kalau itu memang wewenang Pemkab Solok, saya akan mengusahakan semaksimal mungkin. Seperti permintaan kepala sekolah untuk rehab sekolah, pagar sekolah, dan lainnya, Insya Allah secepatnya akan saya penuhi.
"Namun ada satu permintaan kepala sekolah yang tidak bisa saya penuhi, karena bersifat prinsip dan itu tidak bisa saya tolong, yaitu permintaan penambahan guru. Karena masalah itu wewenang Pemerintah pusat," ujarnya.
Lebih lanjut dikatakan, sebagai bupati dirinya sangat sedih sekali, seolah-olah tidak ada kepedulian dari pemerintah pusat. Coba bayangkan, sebuah sekolah yang jumlah muridnya ratusan, hanya satu guru PNS, bahkan ada Kepala sekolah merangkak sebagai Tata Usaha, itukan tidak adil namanya.
"Bagaimana mau meningkatkan pendidikan. Ditambah lagi Pemerintah justru melakukan moratorium pengangkatan guru. Sementara pengangkatan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) begitu banyak syarat, " tukasnya.
Dijelaskan Bupati, Solok ini daerahnya perbukitan, banyak daerah kita yang masih terisolir, apalagi waktu tempuh untuk ke ibukota sangat jauh. Mereka (guru) tidak bisa langsung ke ibu kota kecuali memutar dulu ke kabupaten tetangga, semangat mengajar guru tinggi, IPM mereka bagus, malah tidak dapat lagi tunjangan daerah terisolir. Jadi dasar pemikirannya apa.
Kedepannya, Agar Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Solok meningkat, maka mau tak mau fasilitas pendidikan di daerah terisolir ini harus dilengkapi.
"Tidak mungkin kita bisa bicara kualitas jika sarana dan prasarana tak memadai. Begitu juga dengan kualitas guru, mana mungkin murid bisa berprestasi jika yang mengajarnya tak memiliki kompetensi," katanya.
Pendidikan merupakan sektor utama dalam pembangunan sumber daya manusia. Kinerja pendidikan juga merupakan indikator dari kemajuan suatu daerah. Sehingga urusan pendidikan menjadi urusan wajib dalam pemerintahan.
Sebagai urusan wajib, pendidikan mendapatkan alokasi dana yang cukup besar. Kinerja sektor pendidikan ini juga merupakan salah satu variable penentu tingkat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI).
Tingkat Indeks Pembangunan Manusia sangat ditentukan oleh keberhasilan pembangunan bidang pendidikan. Indikator keberhasilan pembangunan bidang pendidikan itu juga sangat ditentukan oleh angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah.
Pihaknya juga telah melakukan peninjauan ke lapangan. Dari kunjungan lapangan itu, masih ditemui kondisi sekolah yang memprihatinkan, seperti kekurangan mobiler, listrik, air, laboratorium, akses jalan yang tidak memadai dan sarana prasarana lainnya.
Ditegaskan Bupati, sisa masa jabatannya sebagai Bupati, dirinya berjanji akan memberikan perhatian serius kepada dunia pendidikan Kabupaten Solok. Perhatian itu tentu dalam bentuk melengkapi sarana dan prasarana yang memenuhi standar menimal dan membenahi manajemen sekolah.
“Kita temui banyak kekurangan di lapangan, baik itu dari segi sarana dan prasarana dan juga dari segi manajemen, saya harap dinas terkait memperhatikan sekolah yang tertinggal ini" tambahnya.
Terpisah, Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga Kabupaten Solok, Zainal Jusmar mengatakan secara umum, Kabupaten Solok masih kekurangan guru, di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) hanya ada dua guru mata pelajaran yang terbilang cukup, yakni guru bahasa Inggris dan guru IPA. Selebihnya, jumlah guru masih kurang.
Dari data yang didapat dari Dinas Pendidikan Kabupaten Solok, jumlah guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan non-PNS di Kabupaten Solok mencapai 5.420 orang. Rinciannya, 2.320 guru ASN di Sekolah Dasar (SD) dan 964 orang non-PNS. Dari jumlah itu, sebanyak 923 orang guru ASN dan 215 orang non PNS di Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) 441 orang guru PNS dan 283 orang non- ASN. Serta, 168 orang guru ASN dan 181 orang non- ASN untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sementara jumlah sekolah di Kabupaten Solok, SD/MI mencapai 378 sekolah, SMP/MTs 128 sekolah, SMA/MA 43 sekolah, dan SMK 12 sekolah.
Tak hanya persoalan kekurangan guru, tidak meratanya sebaran guru ASN di Kabupaten Solok juga menjadi problem tersendiri, terutama di kawasan pelosok, bahkan di Tigo Lurah, Kecamatan Hiliran Gumanti, masih didominasi guru non ASN. Hal inilah yang menjadi prioritasnya dalam menyikapi kekurangan guru.
"Kami juga ingin seluruh sekolah di Kabupaten Solok mempunyai kualitas yang sama, kami sudah prioritaskan untuk melakukan pemerataan guru di kabupaten Solok ini, apalagi memang banyak kekurangan guru katanya. (Karta)
Padang, Lintas Media News
Internalisasi Core Values AKHLAK di lingkungan PT Semen Indonesia (Persero), Tbk (SIG) kembali dilaksanakan pada Senin (7/6/2022). Kali ini dengan menghadirkan narasumber Direktur Operasi SIG Yosviandri untuk Internalisasi Core Values AKHLAK Kolaboratif.
Kegiatan yang diselenggarakan secara virtual melalui kolaborasi PT Semen Padang dengan SIG tersebut dihadiri hampir seribu karyawan SIG Group.
Berbeda dengan konsep acara sebelum-sebelumnya yang biasanya menampilkan presentasi dari narasumber, kali ini panitia mencoba menggali arti kolaboratif dari karyawan, melalui polling yang dikirimkan kepada kepada insan SIG Group pada periode 27 Mei s.d. 1 Juni 2022. Polling tersebut direspons sebanyak 536 responden.
Pada kegiatan Internalisasi Core Values AKHLAK itu Yosviandri menyampaikan bahwa kolaboratif harus dimulai dari yang kecil, tidak perlu yang berlebihan. Banyak contoh sederhana dari kolaborasi ini.
Misalnya pada bulan inovasi yang sekarang ini tengah berlangsung di SIG. Para inovator yang ada di lingkungan SIG maupun anak perusahaan SIG, ke depan tidak lagi melahirkan karya inovasi melalui kolaborasi di lingkungan tempat kerja.
"Kalau bisa inovasinya lahir dari kolaborasi lintas operating company. Mana tahu kolaborasi ini bisa memberikan value yang lebih baik lagi. Selama ini kan tim inovasinya, Padang sama Padang, Gresik sama Gresik dan Tonasa sama Tonasa," katanya pada acara yang dihadiri ratusan insan SIG Group.
Kemudian contoh lainnya, sebut Yosviandri, pada setiap perayaan 17 Agustus berupa panjat batang pinang. Tanpa bekerja sama atau berkolaborasi, tentu tidak akan bisa menaklukkan puncak batang pinang yang dipenuhui banyak hadiah.
Ia menyebut, filosofi Minangkabau, yaitu "Alam Takambang Jadi Guru" juga bisa menjadi contoh. Karena, segala yang ada di alam bisa menjadi guru. Seperti semut membuat sarang dari daun yang ukuran daunnya jauh lebih besar dari ukuran semut.
"Kita tidak bisa bayangkan bahwa daun sebesar itu tidak bisa dibawa oleh semut yang ukuran tubuhnya sangat kecil. Tapi ketika dia bersama-sama dan saling dukung satu sama lain, mereka bekerja sama untuk bikin sarang semut dari daun," terangnya.
Perusahaan bisa besar dan kokoh, karena mereka tidak sendiri-sendiri dalam membangun perusahaan yang lebih baik, dan mereka justru berkolaborasi satu sama lain untuk menciptakan nilai tambah yang lebih baik.
"Jadi, hilangkan dalam pikiran kita tentang berpisah atau keterpisahan. Harus ada kolaborasi dan kebersamaan. Kebhinekaan menjadi tunggal itu kan kolaborasi sebenarnya," ungkap mantan Dirut PT Semen Padang ini.
Dalam kolaborasi, jelasnya, semuanya menjadi objek dan subjek. Karena kolaborasi itu sudah menyatu, dan tidak ada kata lain siapa yang lebih unggul dan agung dalam sebuah hasil dari kolaborasi.
"Semuanya berkolaborasi. Leader hingga bawahan namanya kolaborasi. Kalau gak ada tim bagaimana cara kerjanya. Leader hanya garis komando. Sama kayak tentara kalau berperang kan ada jenderalnya. Tapi apakah kemenangan seseorang itu menjadi kemenangan seseorang, tentu tidak," katanya.
Dalam berkolaborasi, sebut Yosviandri, tidak boleh mementingkan kepentingan diri sendiri dibandingkan kepentingan orang banyak atau egois. Karena, egois bisa mempengaruhi sebuah perjalanan tim dalam berkolaborasi.
Dalam sebuah kolaborasi, orang-orang yang dilibatkan harus memiliki core values AKHLAK, karena kolaboratif juga menjadi bagian dari core value AKHLAK selain amanah, kompeten, harmonis, loyal, dan adaptif.
"Artinya, kalau orang-orang yang diajak itu tidak amanah dan kompeten, serta tidak loyal dengan tim, tentu ke depan kolaborasi tim menjadi tidak harmonis dan tidak adaptif. Jadi begitu maknanya," ujar Yosviandri.
Internalisasi Core Values AKHLAK Kolaboratif itu berlangsung antusias. dan itu dapat dilihat dari banyaknya pertanyaan dan komentar positif seputar materi kalaborasi yang disampaikan kepada Direktur Operasi SIG, Yosviandri.
Seperti komentar Yuli A. Dalam kolom chat aplikasi microsoft teams, dia menulis "Ego adalah hal yang harus kita kalahkan terlebih dahulu agar sukses dalam berkolaborasi". Sedangkan Admartin, ST, MM menulis Tks Pak Yos dan semuanya.
Kemudian, Yusuf Afandi, ST dalam kolom komentarnya juga menulis ACARA yang Amazinggg...Salam sehat...Salam bahagia semuanya..... Kemudian, peserta dengan nama Lie. S juga menulis "Terimakasih sudah sharing ilmu dan pengalaman dari Pak Yos".
Kegiatan sharing tersebut, dipandu oleh oleh Andahayani Yosep sebagai host, dan turut dihadiri oleh Direktur SDM dan Umum SIG, Agung Wiharto, serta jajaran direksi di lingkungan SIG dan anak perusahaan SIG.
Direktur SDM dan Umum SIG Agung Wiharto pada kesempatan itu menyampaikan kinerja positif SIG
pada kuartal pertama 2022 di tengah persaingan yang ketat di industri semen. "Laba bersih meningkat, dan ini pantas diapresiasi terutama di saat persaingan industri semen yang ketat," kata Agung.
Hal positif lainnya bisa dilihat dari penurunan sejumlah biaya, seperti biaya produksi, finance, dan biaya marketing. "Dalam situasi sekarang kita tidak memperoleh semuanya. Seperti market share yang turun sedikit," ujarnya.
Seperti diketahui, Kementerian BUMN telah menetapkan AKHLAK sebagai nilai nilai utama/inti (Cores Values) yang menjadi budaya perusahaan dan menjadi dasar pembentukan karakter talenta di seluruh lingkungan BUMN.
AKHLAK tersebut meliputi, Amanah (integritas, terpercaya, bertanggung jawab, komitmen, Akuntabilitas, Jujur, Disiplin). Kemudian Kompeten (profesional, fokus, pelanggan, pelaynan, memuaskan, unggul, excellence, smart). Selanjutnya, Harmonis (peduli, dan keberagaman). Loyal terdiri dari komitmen, dedikasi (rela berkorban) dan kontribusi). Kemudian Adaptif (inovatif, agile, adaptif). Kemudian kolaboratif (kerjasama, sinergi). (*/b/hms)