Lubuk Alung, Lintas Media News
Saat ini penambahan kasus Covid-19 di Sumatera Barat masih terus mengalami peningkatan. Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit Datuak Malintang Panai terus berbuat menyelamatkan masyarakat Sumbar. Dengan menyalurkan bantuan berupa sembako bagi warga Nagari Sungai Abang Kecamatan Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman.
Penyaluran sembako warga terdampak Covid-19 Nagari Sungai Abang sebanyak 200 paket sembako kepala keluarga yang mendapat berupa 1 kg Cabe, 1 kg Kentang, dan 1 kg bawang. Bantuan sembako ini juga merupakan program memperdayakan masyarakat yang terdampak Covid-19, Selasa (8/9/2020).
Wakil Gubernur Sumbar mengakui, penyaluran bantuan bahan pokok kepada warga terdampak Covid-19 merupakan program pemerintah yang telah berlangsung di beberapa daerah Sumbar.
"Untuk hari ini, Pemprov Sumbar telah menyiapkan bantuan sembako untuk ratusan kepala keluarga di Nagari Sungai Abang, saya harapkan dengan pemberian bantuan ini diharapkan bisa meringankan beban kebutuhan masyarakat selama masa pandemi Covid-19," harap Nasrul Abit
Nasrul Abit mengakui, adanya wabah pandemi Covid-19 telah memberikan dampak ekonomi kepada warga Sungai Abang. Ia juga mengingatkan, dengan situasi pandemi Covid-19 warga Sungai Abang harus dapat memanfaatkan lahan di halaman rumah tinggal dengan menanam berbagai jenis pangan lokal seperti, cabe, ubi kayu, jagung dan sayuran, sebagai ketersediaan bahan makanan untuk kebutuhan keluarga.
"Pemprov Sumbar sangat mendukung program menanam lahan perkarangan yang menjadi salah satu upaya warga menjaga ketahanan pangan rumah tangga," ujarnya.
Selain itu, Wagub Sumbar Nasrul Abit mengatakan salah satu penyebab terjadinya peningkatan kasus akhir-akhir ini karena masyarakat tidak menerapkan protokol kesehatan dengan disiplin. "Kami sangat merasakan betul dampak Covid-19 yang luar biasa ini dirasakan oleh masyarakat, untuk itu jangan dilihat dari nilainya, tapi terimalah rasa keprihatinan kami," ungkap Nasrul Abit.
Kemudian, Wakil Gubernur berharap semoga bantuan ini bermanfaat, dan masyarakat diminta untuk tetap waspada dalam melakukan aktivitas sehari-hari serta selalu patuhi protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak agar terhindar dari penyebaran Covid-19.
Nasrul Abit juga meminta kepada Wali Nagari setempat untuk mendata masyarakat nya dengan akurat guna untuk membagikan bantuan lainnya. "Saya minta kepada Pak Wali Nagari untuk mendata seakurat mungkin, kemungkinan data ini untuk memberikan bantuan-bantuan selanjutnya," ujarnya.
Selain itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Sumatera Barat, Syafrizal (Jejeng) mengatakan, bantuan yang dibagikan ke masyarakat tersebut langsung dibeli dari masyarakat alahan panjang yang juga terdampak Covid-19. "Kemudian, kita bagikan pada masyarakat Sungai Abang yang juga terdampak Covid-19 sejumlah 200 paket. Semoga bantuan bisa bermanfaat bagi warga disini," jelas Jejeng.
Jejeng mengatakan bahwa bantuan ini merupakan bantuan dari kementerian pertanian yang diperuntukkan untuk masyarakat yang terdampak Covid-19. "Pemberian bantuan sembako sangat membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan keluarga di tengah situasi pandemi Covid-19 ini," katanya.
Ia berharap bantuan tersebut dapat memenuhi kebutuhan warga terdampak Covid-19 selama beberapa hari ke depan.
Kemudian, Wagub Sumbar Nasrul Abit menyerahkan langsung pembagian sembako kepada warga Sungai Abang yang dihadiri juga oleh Irwan Kepala Dinas Catatan Sipil Sumbar dan Besri Rahmat Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Sumbar.
Selain itu pembagian sembako tersebut disaksikan oleh Camat Lubuak Alung, Kapolsek, Wali Nagari Sungai Abang, dan Masyarakat Nagari Sungai Abang. (b/hms)
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Rasak Bungo milik PT Semen Padang yang didirikan oleh Pemerintahan Hindia Belanda pada tahun 1908, mewarnai perjalanan panjang PT Semen Padang sejak didirikan tahun 1910 hingga saat ini. Setelah 112 tahun berlalu, pembangkit listrik Rasak Bungo berkapasitas energi listrik 2 x 500 kW itu hingga kini masih berproduksi. Bukan hanya untuk kebutuhan perusahaan, tapi energi listriknya juga dialirkan PT Semen Padang untuk menerangi fasilitas umum yang ada di lingkungan perusahaan.
Kepala Unit Corporate Social Responsibility (CSR) PT Semen Padang Muhamad Ikrar mengatakan, pendistribusian listrik untuk fasilitas umum di lingkungan masyarakat sekitar perusahaan PT Semen Padang itu, merupakan bagian dari program efisiensi energi berbasis pemberdayaan. "Bantuan listrik untuk fasilitas umum di lingkungan perusahaan ini sudah berlangsung sejak lama. Sumber aliran listrik untuk fasilitas umum itu berasal dari PLTA Rasak Bungo dan bantuan ini merupakan bagian dari program efisiensi energi berbasis pemberdayaan," kata Muhamad Ikrar, Selasa (8/9/2020)
Ikrar juga membeberkan sejumlah fasilitas umum yang listriknya dibantu oleh PT Semen Padang sebagian besar untuk Kelurahan Indarung, di antaranya, Masjid Jabal Ramah dengan daya terpasang 3P 100/5A, Masjid Al Iktihad 2200 KWh, Kantor Pemuda Simpang Indarung dan Pos Polisi Simpang Indarung masing-masing 900 KWh.
Kemudian, Musala Limponi dan Musala Tapi Aia masing-masing dialiri liatrik 1300 KWh, serta untuk Masjid Anur Syukur sebesar 2200 KWh, Musala Atap Genteng 900 KWh dan MTs Lubuk Kilangan sebesar 1300 KWh.
"Rata-rata pemakaian liatrik untuk sejumlah fasilitas umum itu sebesar 7.500 KWh/tahun," ujarnya.
Bantuan listrik untuk fasilitas umum di lingkungan perusahaan PT Semen Padang, kata Ikrar melanjutkan, merupakan wujud dari kepedulian perusahaan terhadap masyarakat lingkungan PT Semen Padang. Oleh sebab itu, ia berharap agar bantuan listrik itu dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh masyarakat untuk kepentingan bersama.
Selain bantuan listrik untuk fasilitas umum di sekitar perusahaan, tambah Ikrar, PT Semen Padang melalui Unit CSR perusahaan, juga punya program pemberdayaan masyarakat yang rutin dialokasikan setiap tahun oleh PT Semen Padang, yaitu program Basinergi amambangun Nagari (BMN). (*/b/hms)
Pdg. Panjang, Lintas Media News
Guna memutus mata rantai, penyebaran Covid 19. Walikota Fadly Amran mengeluarkan surat Intruksi Nomor 72 tahun 2020. Butir surat intruksi tersebut,berisi, menghentikan sementara Kegiatan Pesta Perkawinan, Olahraga Bersama serta kegiatan kerumunan yang melibatkan banyak orang. Dalam rangka Antisipasi penyebaran Corona virus.
![]() |
Walikota Fadly Amran |
Mengingat, makin tingginya kasus covid 19 di kota Padang Panjang. Kondisi terkini, 7 September 2020, sudah mencapai 84 kasus positif covid 19. Untuk, memutus mata rantai penyebaran vovid 19, perlu dilakukan langkah langkah cepat dan tepat.
Dengan tidak mengizinkan atau melarang sementara sampai batas waktu yang belum ditentukan, pesta perkawinan, olahraga bersama, serta acara yang melibatkan banyak orang. Untuk melakukan akad nikah masih diperbolehkan dengn syarat, tetap mematuhi aturan protokol kesehatan, maksimal dihafiri 20 orang. Melakukan Tes Swab, bagi tamu undangan yang berasal dari luar daerah.
Pasca, diterapkan tatanan kehidupan baru, masyarakat abai dengan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan. Tingginya, kaasus covid 19 sebulan melakangan ini, memang dipengaruhi banyak faktor. Disamping, masyarakat kurang menyadari akan pentingnya hidup sehat. Faktanya, hingga sekarang kasus covid 19 di kota Padang Panjang masih terjadi.
Untuk itu, kita minta kepada instasi terkait, untuk memaksimalkan pengawasan terdahap masyarakat dilapangan. Artinya, bila ada warga yang tidak mematuhi aturan yang sudah ditetapkan pemerintah. Jangan, takut takut untuk membetikan sangsi kepada masyarakat yang abai dengan aturan, jelas Fadly Amran.
Memakai masker, menghindari kerumunan banyak orang. Hal yang sangat dianjurkan guna memutus mata rantai penyebaran covid 19. Selama ini, masih banyak warga yang bepergian keluar rumah tidak mengenakan masker dan alat pelindung kesehatan lainnya. Melalui Surat Intruksi ini, pemerintah kota Padang Panjang tekankan betul, untuk mematuhi semua larangan dalam butir surat intruksi tersebut.
Untuk memaksimalkan, surat intruksi yang sudah dikeluarkan. Wallikota Fadly Amran, meminta seluruh kepada Kepala OPD lingkup pemerintah kita Padang Panjang, Camat, Lurah, direktur BUMD dan perusahaan daerah, untuk menyampaikan pada masyarakat dan lingkungan tempat bekerja. Bahwa sanya, dilarang melakukan kegiatan yang melibat banyak orang, pintanya. (maison pisano)
Padang, Lintas Media News
Gubernur Prof. Dr. H. Irwan Prayitno, Psi, M.Sc. memimpin rapat implementasi pengendalian resiko Covid-19 di provinsi Sumatera Barat melalui zoom meeting di Jakarta, Senin (7/9/20).
Rapat ini dihadiri oleh Sekretaris Daerah Provinsi Sumbar, Bupati/Wali Kota se-Sumbar, Asisten III Setda Provinsi Sumbar dan Kepala OPD lingkungan Sumbar.
Semakin meningkatnya sejumlah kasus positif Covid-19 di Sumatera Barat setiap hari. PSBB pun tidak mungkin dijalani mengingat perekonomian yang melemah dan banyaknya pengangguran. Walaupun ditengah pandemi masyatakat tetap produktif, tapi aman akan Covid-19 syaratnya selalu patuhi protokol kesehatan ketika hendak keluar rumah. "Pandemi bisa kita rem, produktivitas harus kita gas," ujarnya
Di Sumatera Barat mampu melakukan tracing dengan jumlah 4000 lebih perhari. Tracing ini berguna untuk mengetahui kondisi di daerah Sumbar yang terkena Covid-19 untuk melakukan sebuah tindakan. Tracing plus tracking berguna untuk pengendalian Covid-19.
"Pertambahan Covid-19 bukan dilihat dari banyaknya tracing dan tracking yang dilakukan, pertambahan ini terjadi karena tidak mematuhi protokol kesehatan ketika beraktivitas," ungkapnya.
Selanjutnya, mengenai isolasi ada beberapa jenis, yang pertama isolasi mandiri, isolasi karantina, dan isolasi yang dibuat oleh masyarakat. Untuk itu Irwan mengajak semua kepala daerah beserta dinas kesehatan untuk memberikan ilmu kepada masyarakat yang melaksanakan isolasi mandiri.
Irwan juga menegaskan agar Bupati/Wali Kota menganggarkan dalam penanganan testing, tracing, tracking dan treatment untuk tahun 2021.
Kemudian, yang menjadi permasalahan adalah dari sisi masyarakat, banyaknya kalangan masyarakat yang tidak mematuhi protokol kesehatan. Untuk itu Bupati/Wali Kota berhak mengeluarkan peraturan terkait daerah masing-masing mengenai zona yang terjadi di kabupaten/kota.
"Untuk Bupati/Walikota, jangan segan-segan untuk berikan sanksi apalagi pada zona merah yang terjadi, karena kasus Covid-19 terus bertambah setiap hari, yang saya khawatirkan Bupati/Wali Kota tidak bekerja secara maksimal dalam penanganan Covid-19 ini," tangkas Irwan.
Jadi untuk kebijakan Kabupaten/Kota diserahkan kepada Bupati/Walikota masing-masing yang mengetahui kondisi daerahnya.
Kemudian, Gubernur Sumbar dengan akan dikeluarkannya kebijakan Peraturan Daerah (Perda) yang diberlakukan 11 September 2020 nanti merupakan payung hukum untuk mematuhi protokol kesehatan agar mengena sesuai dengan target. Dikarenakan sanksi administratif sebelumnya tidak mempan. Dengan adanya Perda ini diharapkan masyarakat lebih sadar mematuhi protokol kesehatan.
Nantinya bagi pelanggar Perda tersebut akan diberikan sanksi hukum berupa kurungan ataupun dikenakan sanksi denda bagi pelaku yang melanggar protokol kesehatan. "Semua ini demi terhidar dari paparan Covid-19 bagi masyarakat Sumbar. Adanya Perda ini diharapkan ada efek jera bagi masyarakat keluar rumah tanpa memakai masker," ucap Irwan Prayitno.
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno menjelaskan Perda tersebut bertujuan untuk meningkatkan disiplin masyarakat dalam melaksankan protokol kesehatan. Aturan ini harus dipatuhi semua lapisan masyarakat. "Terkait sanksi pidana di Perda itu menjadi target pemerintah guna memutus mata rantai penyebaran virus corona. Ini berlaku untuk kita semua. Buka untuk menakut-nakuti masyarakat dengan adanya sanksi pidana, namun ini jalan terbaik bagi kita semua," lanjutnya.
Dalam pelaksanaaan teknis di lapangan nantinya akan melibatkan polisi dan Satpol PP sebagai penyelenggara dan penegak Peraturan Daerah. Agar masyarakat terhindar dari terpapar Covid-19 dan menurunkan angka penambahan kasus Covid-19 di Sumatera Barat.
"Sebenarnya pemerintah sudah berupaya melakukan berbagai disiplin. Nyatanya pandemi kita ini semakin hari semakin melonjak, semakin naik. Untuk itu saya mengimbau masyarakat bisa patuhi protokol kesehatan," imbuhnya.
Meski ada peraturan, kadang-kadang kecenderungan masyarakat tetap abai dan sebagainya. Jadi, disiplin yang dilakukan disana ada sanksi dan sebagainya. Perda adalah sebuah kebijakan yang mencoba untuk mengikat masyarakat. "Saya berharap dengan adanya Perda Covid-19 ini, bisa ditegakkan karena ada sanksi yang jelas, denda dan hukuman lain sesuai aturan. Dengan begitu masyarakat kita wajib mematuhi disiplin protokol kesehatan terkait Covid-19. (b/hms)