PADANG,Lintas Media News
Meraih suara terbanyak pada pemilihan Dekan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Andalas (Unand) pada 2 Juni lalu, Prof. Dr. Ike Revita, M.Hum. ditetapkan menjabat Dekan FIB Unand periode 2025-2030. Pelantikan digelar Selasa (12/8/2025), di Gedung FIB Unand, Padang.
"Memimpin Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas bukan hanya sebuah jabatan, tetapi sebuah tanggung jawab besar untuk menjaga dan mengembangkan warisan akademik, budaya, dan integritas yang telah dibangun para pendahulu kita. Perasaan saya campur aduk antara bahagia, bangga, dan juga penuh rasa tanggung jawab. Saya menyadari bahwa tantangan di dunia pendidikan, khususnya di bidang ilmu budaya, semakin kompleks di era digital ini. Karena itu, komitmen saya adalah membawa FIB semakin relevan, adaptif, dan berdaya saing global, sambil tetap berpijak pada nilai-nilai budaya dan kearifan lokal,” ungkap Ike.
Ditekankan Ike, pihaknya komit untuk memperkuat kualitas tridarma perguruan tinggi — pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat — dengan mendorong kolaborasi lintas disiplin, memperluas jejaring internasional, dan mengembangkan program-program yang berdampak nyata bagi masyarakat.
“Saya ingin FIB menjadi rumah yang nyaman untuk berpikir kritis, berkreasi, dan berkontribusi, baik bagi sivitas akademika maupun masyarakat luas. Jadi, bagi saya, pelantikan ini adalah awal dari perjalanan bersama untuk membawa FIB Unand melangkah lebih jauh, bukan hanya sebagai institusi akademik, tetapi juga sebagai penjaga, pengembang, dan penginspirasi nilai-nilai budaya bangsa,” ungkapnya.
Dalam waktu dekat, dikemukakan Ike, FIB segera mewujudkan sejumlah langkah konkret sebagai target jangka pendek. Pertama, FIB ingin memastikan implementasi kurikulum yang lebih adaptif terhadap kebutuhan zaman, terutama dengan integrasi teknologi dan penguatan kompetensi digital bagi mahasiswa dan dosen. Kedua, FIB akan memperluas jejaring kerja sama, baik di tingkat nasional maupun internasional, untuk membuka lebih banyak peluang pertukaran pelajar, penelitian kolaboratif, dan pengabdian masyarakat lintas negara. Beberapa MoU dan program kolaborasi sudah siap untuk direalisasikan dalam tahun pertama ini.
Ketiga, FIB akan fokus meningkatkan publikasi dan karya ilmiah yang dihasilkan sivitas akademika FIB agar lebih banyak terindeks internasional, sekaligus mengangkat riset-riset yang relevan dengan isu budaya, bahasa, dan kemanusiaan di era modern. Terakhir, FIB akan memperkuat tata kelola fakultas, termasuk sistem pelayanan akademik yang cepat, transparan, dan ramah mahasiswa.
“Ini bagian dari komitmen kami untuk menjadikan FIB sebagai ruang akademik yang inklusif dan produktif. Saya percaya, target-target jangka pendek ini akan menjadi pijakan kokoh bagi capaian besar kita ke depan, menuju FIB yang lebih berdaya saing global namun tetap berpijak pada nilai-nilai budaya lokal,” Ike optimis.
*Harapan sang Dekan*
Resmi dilantik, Dekan FIB Dr. Ike Revita menyataka harapan, agar para dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa, dan alumni dapat bergerak bersama membangun FIB sebagai pusat keunggulan di bidang humaniora. Dia juga mengajak warga FIB untuk merawat integritas, mengembangkan kreativitas, dan meningkatkan kolaborasi.
“Kita berada di rumah akademik yang kaya tradisi dan pengetahuan, dan tanggung jawab kita adalah menghidupkan warisan itu dengan cara-cara baru yang menjawab tantangan zaman,” imbuhnya.
Dijelaskan, studi humaniora bukan sekadar kajian masa lalu, melainkan juga fondasi masa depan. Di tengah arus teknologi dan globalisasi, nilai-nilai budaya, bahasa, dan kemanusiaan yang dipelajari dan dikembangkan, FIB adalah penyeimbang yang menjaga identitas bangsa sekaligus memperkaya interaksi global.
Menurut Ike, FIB saat ini berada di posisi strategis: memiliki sumber daya, jejaring, dan visi yang jelas.
“Maka, mari kita manfaatkan momentum ini untuk menjadikan FIB bukan hanya tempat belajar, tetapi juga pusat inspirasi, inovasi, dan kontribusi untuk Indonesia dan dunia,” ajaknya.(rel)