PADANG, LINTASMEDIANEWS.COM
Ketua Komisi IV DPRD Kota Padang Buya Iskandar menegaskan, permasalahan pendidikan,sosial budaya, dan kemasyarakatan di Kota Padang menjadi titik fokus komisi yang dia pimpin.
Hal itu diungkapkannya di sela-sela pembahasan tentang Perubahan Kebijakan Umum Anggaran (P-KUA) dan Perubahan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (P-PPAS), Jum'at (13/06), bertempat di ruangan Komisi IV DPRD Kota Padang.
"Pendidikan ini memang sangat diperhatikan, jangan sampai Kota Padang mengalami kemunduran dalam artian tidak ada terobosan baru yang dilakukan dari tahun-tahun sebelumnya," tegasnya.
Menurut politisi Partai Nasdem ini, pendidikan harus menjadi skala prioritas dan akan terus diperjuangkan untuk kemajuan.
"Masalah kita sekarang di antaranya sistem zonasi, kalau untuk pembiayaan dan sebagainya kita sudah selesaikan itu, kita akan berikan bantuan seragam bahkan LKS pun kita gratiskan," cakapnya.
Meski demikian, jelas dia, masalah zonasi ini, Komisi IV dan Dinas Pendidikan akan menindaklanjuti.
"Kalau di kementerian namanya bukan zonasi, tapi domisili, cuma substansinya ketika kita bicarakan dengan dinas pendidikan, tetap saja domisili itu berorientasi kepada zona atau jarak," ungkapnya.
Komisi IV, urai dia lagi, sepakat akan minta diskresi dari kemendikdasmen ke Jakarta untuk memperjelas persyaratan yang sudah ditetapkan ini.
"Pokoknya akan kami perjuangkan bagaimana anak-anak aman dan nyaman sekolah," ujar urang sumando Kuranji Kenagarian Pauh IX Kota Padang ini.
Seban, kalau patokannya adalah domisili, berarti teritori. Sekolah SMP di Kota Padang ini hanya ada 40 kelurahan, sementara kelurahan di Kota Padang ada 104.
"Ada beberapa kelurahan seperti Lubuk Lintah, Ampang, Alai, itu tidak bisa karena zonanya tidak masuk. Ini tentu menandakan ketidakadilan hak rakyat terhadap sekolah di negeri. Ini yang akan diperjuangkan ke Jakarta besok," pungkasnya.
Sementara di bagian agama, Buya Iskandar menjelaskan bahwa nanti akan ada program remaja masjid reborn sebagai penyokong progul Kota Padang yaitu smart surau, di mana program ini akan memberikan ruang kepada generasi muda untuk nongkrong di masjid, disediakan wifi dan space sehingga tidak melulu nongkrong di kafe. Wacana ini akan dimulai di 11 masjid, satu masjid setiap kecamatan.
"Kita tidak bisa menghambat teknologi, dan anak muda sekarang kalau nongkrong biasanya juga mencari wifi, katakanlah untuk main game atau untuk bekerja. Nah, kita akan siapkan ini sehingga ketika azan berkumandang semuanya akan melaksanakan ibadah, inilah yang akan coba kita lakukan, sehingga mereka tetap berkegiatan, tetap nongkrong, tapi dibarengi dengan kegiatan lain yang positif," lanjut Iskandar. (*)