Pdg, Panjang. Lintas Media News.
Terkait, pertanyan Wakil Ketua Komisi 1 DPRD Padang Panjang, H. Nasrulah Nukman, dalam rapat Paripurna yang digelar di Gedung DPRD Kampung Jambak, Padang Timur, Sabtu, tentang kapan akan dimulainya belajar tatap muka bagi seluruh sekolah mulai tingkat dasar(SD) hingga tingkat sekolah lanjutan pertama(SLTP) kota Padang Panjang, Pasca diberlakukanya Adaptasi Kebiasaan Baru(AKB) diterapkan beberapa bulan lalu.
Sesuai, dengan kondisi daerah yang masih berstatus kuning, untuk melaksanakan belajar tatap muka belum bisa dilakukan, karena pemerintah daerah terikat aturan dan UU yang berlaku. Sesuai, dengan Surat yang dikeluarkan Mentri Pendidikan, terkait larangan bagi daerah masih berstatus orange maupun merah untuk melakukan belajar tatap muka.
Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga kota Padang Panjang, Drs. Ali Tabrani menjawab LintasMediaNews di Kantor DPDR Minggu(15/11/2020) mengatakan, sebagaimana apa yang ditanyakan Wakil Ketua Komisi 1, H. Nasrulah Nukman, pemerintah sangat mengapresiasi akan kepedulian beliau tentang pendidikan kota Padang Panjang, terkait kapan akan diberlakukanya kembali belajar tatap muka untuk semua tingkat pendidikan kota Padang Panjang.
Beberapa bulan lalu, pernah kita coba untuk menerapkan belajar tatap buka, pada semua tingkat pendidikan kota Padang Panjang. Belum, sampai satu minggu diterapkan belajar tatap muka untuk sekolah lanjutan pertama. Namun, percobaan itu gagal, lantaran ada beberapa orang tenaga pendidik kita terpapar covid 19. Maka dari itu, pemerintah daerah belum berani membuka kembali untuk belajar tatap muka, pungkasnya.
Ditempat terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang Panjang, Nuryanwar mengatakan, belum stabilnya angka penurunan dan penambahan covid 19 kota Padang Panjang. Masih sangat beresiko, pada kesehatan anak murid. Bila ingin, juga mepaksanakan belajar tatap muka. Tentu pemerintah daerah bersama tim penangulangan covid 19, harus mengkaji betul segala aspek yang akan terjadi, bila ingin kembali lmenerapkan belajar tatap muka pada semua jenjang pendidikan. Artinya, kita tidak ingin murid sekolah terkena virus membahayakan itu, ujar Nuryanwar menambahkan. (maisonpisano)