Pdg. Panjang, Lintas Media News

HARGA kebutuhan masyarakat seperti minyak curah, kacang padi,/kedele, kacang tanah dan plastik, sepekan belakangan di kota Padang Panjang mulai naik tajam sarupa tidak terkontrol. Kenaikan tersebut, mulai dari kisaran Rp. 3000 s/d Rp 9000/kg. Dimana kontrol Pemerintah terhadap kondisi ini, ujar Nasrulah Nukman menjawap LintasMedia.News di Permata Center, Silaing Atas, Minggu(20/3) Padang Panjang Barat Kota Padang Panjang.
Atas kenaikan harga harga  barang kebutuh masyarakat ini ditingkat distrobutor, ditingkat pengecer harga barang makin naik alias mambubung tinggi. Situasi kenaikan harga barang yang tak terkendali ini, otomatis sangat menyengsarakan pedagang kecil dan masyarakat badarai. Lucunya, pemerintah daerah melalui instansi terkait seperti tutup mata karena tak ada dilakukan kontrol harga harga barang dipasar tradisional.

Beberapa orang pedagang kecil dan warga pengelola iusaha rumahan, sangat menyesalkan sikap diam pemerintah terhadap pengontrolan harga barang jelang masuknya bulan suci. Seperti telah diketahui bersama, sejak pandemi covid- 19 berlangsung tahun lalu hingga kini, pedagang dan warga berada dikondisi ekonomi sangat sulit. 

Menjadi pertanyaan kini, akan teruskah pemerintah diam atas situasi ya g seperyi ini. Artinya, instansi terkait mulai sekarang rajin rajinlah turum kepasar mengontrol harga kebutuhan pokok jelang masuk bulan suci Ramadan dan idulfitri, ujar Nasrulah Nukman.

Lebih jauh Nasrulah Nukman mengatakan, Jika dilihat dari kenaikan harga barang kebutuhan bahan pokok jalang bulan suci, yang dirugikan tentu masyarakat kecil dan pelaku UMKM. Otomatis, paling diuntungkan yakni pihak distributor selaku pemasok barang, ujar Pentolan PKS ini mengatakan.

Sementara Asril, Dt. Pangulu Batuah, secara terpisah mengatakan, fenomena tahunan ini, berlangsung dari tahun ketahun, distributor tertawa lebar ditengah derita rakyat, terutama pihak pihak yang jauh jauh hari telah  menyimpan stok barang. Kasihan rakyat badarai, mereka seperti tak mampu melawan tekanan ini. 

Bahkan, tidak sedikit pula berpeluang warga pengelola industri rumahan atau UMK terancam usaha mereka gulung tikar, karena tidak sanggup lagi mengayuh biduk usahanya, dikarenakan naiknya seluruh bahan pokok dipasaran, tukuk Asril dengan wajah memelas.(maison pisano)
 
Top