Silungkang.Lintas Media News.
Pengrajin songket Silungkang sangat terpukul akibat dampak COVID-19, karena para pengepul hasil tenun tidak membeli kain tenunan pengrajin.

Aak, Pengusaha Songket “Vivi Songket”  mengatakan, sejak akhir bulan Pebruari 2020 ketika penyebaran virus CONVID-19 sudah masuk ke Indonesia para pedagang songket dari luar daerah menghentikan pembelian sehingga hasil tenun tidak bisa terjual. Menurut Aak, selama ini tempat penjualan terbesar songketnya ke Kota Medan, namun sekarang tidak lagi membeli sehingga barang menumpuk.

“Saya sangat prihatin melihat kondisi para pengrajin yang menjadikan songket sebagai satu-satunya sumber penghasilan mereka. Jika kondisi ini tidak ada perubahan maka saya khawatir mereka tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari,” tutur Aak melalui telepon selulernya, Rabu (8/4).

Helen Songket juga membenarkan bahwa pasar songket sangat terpukul akibat dampak virus CONVID-19. Menurut Helen,sudah  satu bulan  hasil tenun dari 50 pengrajin songket yang menjadi pemasok kain songketnya selama ini dihentikan pembelian akibatnya pengrajin songket tidak punya penghasilan lagi.

“Jujur saya tidak tega melihat kondisi para pengrajin karena selama ini songket merupakan mata pencaharian mereka. Para pengrajin tidak punya usaha lain, secepatnya Pemerintah Kota Sawahlunto segera mencarikan solusinya. Saya sendiri tidak tahu kepada siapa akan mengadukan persoalan yang dihadapi oleh seluruh pengrajin songket. Jika ada bantuan tanggap darurat COVID-1, pemerintah harus memberi bantuan kepada mereka yang terdampak tersebut,” kata Helen.

Eka pengrajin songket asal Desa Silungkang Tigo merasakan sekali dampak virus COVID-19 ini. “Saya tidak dapat menjual kain hasil tenun seperti biasa karena para pengepul songket tidak lagi membeli,” ujar Eka.

“Saya sangat terbantu adanya bantuan perantau Silungkang yang sudah menyalurkan sembako beberapa waktu lalu. Saya bersyukur sekali karena kondisi sekarang terasa sangat sulit untuk mendapatkan uang untuk pemenuhan kebutuhan hidup. Jika ada bantuan dari pemerintah sebaiknya berikan secara merata karena sebagian besar masyarakat Silungkang hidup dari hasil tenun songket. Satu liter beras sangat berharga dalam kondisi sekarang”,tutunya.(*)



 
Top