Padanh.Lintas Media News.
Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Irwan Prayitno melaksanakan video conference (vidcon) bersama Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi, Gubernur Aceh Nova Iriansyah, Wakil Gubernur Riau Edy Natar Nasution, Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman dan Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru dan beberapa pejabat terkait dalam pemerintah Provinsi se Sumatera. Rabu (22/4) di Ruang Kerja Gubernur Sumbar.

Vidcon ini diselenggarakan oleh Bank Indonesia (BI) se Sumatera dari Sumatera Utara mengangkat thema Kerjasama antar daerah dalam rangka pengendalian inflasi daerah, sesuai dengan perkembangan, prospek, dan isu terkini dalam upaya pengendalian inflansi di Sumatera.

Menurut kepala Kantor Perwakilan BI Sumatera Utara Wiwiek Sisto Widayat di tengah penyebaran wabah Covid-19, Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi Tahunan Sumatera triwulan I (Maret) tetap terkendali dan aman. Tercatat sebesar 0,55% (ytd). Capaian ini masih rendah dari kumulatif nasional pada periode yang sama yaitu sebesar 0,76% (ytd).

 Namun terdapat tekanan dari inflansi beberapa komoditas pangan strategis (bahan pokok) antara lain cabe merah, bawang putih, bawang merah, minyak goreng dan gula pasir.

Belum seluruh provinsi mampu memenuhi kebutuhan pangannya. Beberapa provinsi di Sumatera tercatat masih defisit. Hal ini membuat beberapa daerah memiliki ketergantungan pasokan dari daerah penghasil (sentra). Akibatnya harga non sentra harga komoditas cenderung lebih tinggi.

Banyak distributor memanfaatkan kondisi bencana pandemi Covid-19 dengan melakukan penimbunan. Ditambah lagi konsumen melakukan belanja berlebihan.

Untuk itu dengan jalan Kerjasama Antar Daerah (KAD) atau perdagangan antar daerah menjadi salah satu jalan alternatif dalam memastikan tersedianya pasokan produk atau komoditas tertentu, sehingga fluktuasi harga dapat diredam ketika suatu daerah tidak mampu memenuhi kebutuhannya sendiri.

Menyangkut permasalahan yang disampaikan oleh kepala Kantor Perwakilan BI Sumatera Utara, Gubernur Irwan Prayitno mengatakan sangat setuju dengan adanya kerjasama perdagangan antar daerah.

Tim Pengendalian Inflansi Daerah (TPID) Sumbar melaksanakan upaya pengendalian inflansi dengan penjualan bahan pangan oleh Toko Tani Indonesia Center (TTIC) Sumbar melalui media pemasaran online (gojek). Hal ini dilakukan dalam rangka memastikan kesedian pasokan dan menjaga kestabilan harga pangan ditengah resiko kenaikan harga tinggi akibat penyebaran wabah Covid-19.

Alternatif lain pelaksanaan operasi pasar ditengah himbauan social distancing dengan melalui penjualan paket sembako murah secara online oleh TTIC.

Sementara Bulog terus melakukan upaya pengendalian harga beras melalui operasi pasar yang rutin kepada pedagang dan distributor. Selama masa berlaku PSBB maka operasi pasar akan dirubah dengan dengan penjualan melalui sistwn online.

Gubernur Sumbar Irwan Prayitno menjelaskan untuk saat ini kesediaan pasokan bahan pangan di Sumbar masih mencukupi kebutuhan masyarakat. Persedian bahan pangan Bulog cukup untuk 4-5 bulan kedepan dengan rincian stock beras 8.800 ton (dalam proses pengadaan 4.000 ton), gula pasir 350 ton, daging beku 10 ton, minyak goreng 4.000 liter, dan tepung terigu 18 ton. Apalagi saat ini Sumbar memasuki masa panen, dengan perkiraan bulan depan, panen bawang putih dengan luar lahan 150 hektar. Rata-rata produktivitas bawang putih sebanyak 10 ton per hektar.  Diperkirakan akan surplus pasokan bawang putih sebanyak 1.500 ton.

Selain itu juga ada panen beras, bawang merah dan cabe merah, dengan rincian untuk beras bulan Mei sebanyak 271.377 ton dan Juni 214.699 ton. Sementara panen bawang merah di bulan Mei sebanyak 12.896 ton dan bulan Juni 10.000 ton. Untuk cabe merah diperkirakan panen bulan Mei sebanyak 66.000 ton dan bulan Juni sebanyak 75.000 ton.

Berdasarkan data produksi dan konsumsi bahan pangan di Sumbar cenderung surplus pasokan sehingga Sumbar banyak berperan sebagai daerah pemasok bagi wilayah lain di Kawasan Sumatera maupun wilayah pulau Jawa. Untuk sementara komoditas yang cenderung defisit adalah bawang putih dan gula.(rel/s)

 
Top