Padang.Lintas Media News.
Mengenang perjuangan Rangkayo Roehana Koeddoes, sebagai Wartawati Pertama Indonesia,Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) Sumatera Barat (Sumbar) bersama anggota Ikatan Keluarga Wartawan (IKWI) Sumbar menggelar kegiatan napak tilas ke kampung halaman Roehana Koeddoes Kanagarian Koto Gadang Kabupaten Agam.Sabtu (21/12).

Kegiatan Napak tilas ini sudah diprogramkan dalam agenda kegiatan FJPI Sumbar tahun 2019, dalam rangka mengenang sosok Roehana Koeddoes yang telah dinobatkan Presiden RI Joko Widodo sebagai pahlawan Nasional.Kata Ketua FJPI Sumbar Nita Indrawati dalam sambutannya pada acara penyambutan kedatang FJPI di Kantor Kerapatan Adat Nagari (KAN) Jorong Koto Gadang.

 Semangat Roehana Koeddoes  serta gagasan-gagasannya demi memberdayakan perempuan harus terus dijaga. Apa yang telah dilakukan Roehana Koeddoes pada zamannya itu sangat luar biasa. Sebagai wartawati pertama dan  pendiri surat kabar perempuan pertama di Indonesia, Soenting Melaju, banyak hal yang harus diteladani oleh generasi penerus, terutama jurnalis perempuan di zaman ini.Imbuh Nita.

Menurut Nita,sebelumnya FJPI sudah melaksanakan kegiatan berupa lomba penulisan tentang perempuan inspiratif Sumbar bertajuk  Roehana Koeddoes  Award, pada Desember tahun 2018 lalu. Tahun ini, FJPI Sumbar mengadakan napak tilas dan Insya Allah kita akan agendakan setiap tahun meski bentuk kegiatannya berbeda.

"Kelahiran Roehana tanggal 20 Desember berdekatan dengan ulang tahun FJPI pada 22 Desember. Jadi bisa disejalankan dengan kegiatan Mengenang jasa Roehana Koeddoes ,” Tukuk Nita.

Sementara, Wali Nagari Koto Gadang, M.Budi Zulfikar dalam sambutannya, menyambut baik kegiatan napak tilas yang digagas FJPI Sumbar ini.

Menurut Budi, Rangkayo Roehana Koeddoes, adalah sosok yang layak dijadikan panutan bagi generasi saat ini di Koto Gadang. Beliau juga pantas menjadi pahlawan nasional.

Perjuangan pemerintah, masyarakat Sumatera Barat khususnya Koto Gadang intuk menjadikan Rangkayo Roehana Koeddoes sebagai pahlawan nasional melewati proses yang panjang. Meski sangat lama dengan berbagai upaya akhirnya beliau ditetapkan menjadi pahlawan nasional pada bulan November lalu. Kita pantas bersyukur,” tuturnya,

Kegiatan napak tilas menyusuri jejak perjuangan Roehana Koeddoes yang dilakukan FJPI menurut Budi hendaknya lebih melekatkan nama beliau dihati generasi penerus di Koto Gadang.

 “Kami juga berharap ke depan komunikasi kami dengan FJPI tetap berjalan dan dapat melakukan sinergi untuk kegiatan lainnya, dimana tempat banyak tokoh-tokoh nasional dilahirkan",tukuknya.

Dari Kantor KAN, napak tilas dilanjutkan ke rumah kerajinan Amai Setia, sekolah kerajinan yang didirikan oleh Rangkayo Roehana Koeddoes untuk mengajarkan perempuan-perempuan sekitar. Yayasan Amai Setia yang hampir berusia 108 tahun itu kini dikelola oleh Yusna Farida, masih memiliki hubungan kekerabatan dengan Roehana Koeddoes.

Di rumah kerajinan Amai Setia itu, kini tak lagi menjadi tempat gadis-gadis dan anak perempuan belajar menyulam dan merenda seperti yang dilakukan pada awal-awal didirikan. Karena, hampir setiap rumah di nagari itu kini memiliki usaha kerajinan sendiri.

 Yayasan Amai Setia hanya melakukan pemasaran dan menerima kunjungan dari para wisatawan yang ingin tahu tentang sulaman Koto Gadang  atau ingin membeli berbagai produk sulaman dan kerajinan perak yang terkenal dari nagari ini.

Di rumah kerajinan Amai Setia, juga dipamerkan alat menyulam dan merenda yang siap dipraktekkan pada pengunjung yang ingin mencoba menyulam. Disana bisa dilihat peralatan menjahit yang pernah digunakan oleh

Pada kesempatan itu,  juga diserahkan secara simbolis buku tentang Roehana Koeddoes Perintis Pers dan Pendidikan yang ditulis oleh Fitriyanti Dahliai seorang jurnalis asal Sumatera Barat yang diterbitkan dalam rangka HPN tahun 2018 lalu.

Dari rumah kerajinan Amai Setia, FJPI  napak tilas dilanjutkan ke rumah kediaman Roehana Koeddoes, sekitar 500 meter dari  Pusat Kerajinan Amai Setia. Rumah Roehana saat ini masih dalam proses pemugaran oleh Dinas PUPR Kabupaten Agam. Menurut ahli waris, Zulhadi didampingi istrinya, pemugaran belum begitu selesai. Plang pemugaran pun masih terpasang di depan rumah. Tertulis bahwa pemugaran dimulai sejak Februari 2018.

Rombongan FJPI dan IKWI Sumbar melanjutkan perjalanan ke rumah dua sahabat Roehana, keduanya sudah meninggal dunia. Dua sahabat Roehana tersebut adalah Rakena Putri dan Hadisah. Bersama kedua sahabatnya itulah, Roehana mendirikan Kerajinan Amai Setia untuk mengajarkan keterampilan bagi perempuan-perempuan di Koto Gadang dan sekitarnya.  (Sri)


 
Top