Padang Lintas Media News.
Faktor ketokohan atau figur seorang calon legislatif Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan DPRD provinsi/ kabupaten/ kota,masih mendominasi faktor penentu masyarakat untuk memilih.Sedangkan faktor visi, misi dan program masih menjadi alasan masyarakat untuk memilih pasangan calon presiden dan wakil Preside serta Dewan Perwakilan Daerah (DPD).
Demikian disampaikan Koordinator Divisi Sosialisasi Pemilih dan Partisipasi Masyarakat Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Sumatera Barat Gebril Daulay,dalam paparan dalam mendiseminasikan riset pemetaan persepsi atas penyelenggaraan sosialisasi dan pendidikan pemilih pada Pemilu 2019 di Pangeran Beach Hotel Padang. Menggu (22/12).
Dijelaskan Gebril,berdasarkan riset yang sudah dilakukan KPU,usia 39 sampai 48 tahun merupakan potret yang terbanyak memilih berdasarkan visi misi dan program,sedangkan usia 17 sampai 24 tahun yang terbanyak memilih berdasarkan figur/ketokohan seorang calon.
Menurut Gebril,riset ini dilakukan dengan menyasar 400 pemilih dari 19 kabupaten/ kota sebagai sampel. Dengan jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebanyak 3.718.237 pada Pemilu 2019, sampel tersebut ditentukan secara proporsional.
Sementara untuk alasan memilih, berdasarkan visi, misi dan program menjadi alasan utama memilih untuk pilpres dan pemilihan anggota DPD, menurut Gebril berjumlah 34,57 persen.Sedangkan untuk alasan memilih karena figur atau ketokohan hanya 27,57 persen.
Menakjubkan, lanjutnya, riset membuktikan sebanyak 69 persen memahami bahwa memilih merupakan hak sementara yang memahami memilih sebagai kewajiban sebanyak 27,50 persen.
Pada kesempatan itu Gebril juga menyebutkan.Dari riset yang dilakukan KPU juga terungkap bahwa, penyebaran berita hoax tidak begitu berpengaruh terhadap rasionalitas pemilih di Sumatera Barat.
Untuk itu,Gebril berharap.Pemilu serentak 2019 lalu dapat mengurangi kejenuhan pemilih dalam penyelenggaraan pemilu. Meski demikian,hal itu masih perlu dikaji lebih dalam apakah faktornya dipengaruhi oleh salah satu jenis pemilihan (Pilpres, pemilihan DPD, DPR atau DPRD).
Menanggapi hal itu, pengamat politik dari Universitas Negeri Padang (UNP), Eka Vidya Putra menilai, hasil riset yang dilakukan oleh KPU cukup bagus.Secara umum, paparan KPU ini sudah bisa diterima.Namun demikian, ia memberikan beberapa catatan untuk lebih memperdalam kajian dan penelitian KPU, agar ke depan penyelenggaraan pemilu akan semakin baik.
Secara keseluruhan faktor yang mempengaruhi partisipasi pilihan menurut Eka terbagi dalam tiga hal. Pertama adalah kelembagaan pemilu, rasionalitas dan tradisional.
Faktor kelembagaan pemilu adalah bagaimana desain pemilu mampu menggenjot partisipasi melalui sosialisasi yang dilakukan. Sedangkan rasionalitas adalah mengenai ketokohan kontestan, visi, misi dan program.
Secara teknis KPU telah berhasil dalam mensosialisasikan pemilu.Tetapi,kedepan.Pendidikan politik harus menjadi perhatian KPU.Tutup Eka Vidya Putra.(Sri)