Padang,Lintas Media News.Sumatera Barat sebagai daerah yang memegang prinsip Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kittabullah ( ABS SBK) cenderung memegang teguh nilai nilai islami di segala aspek kehidupan, begitu juga aspek budaya dan pariwisata.
Hal tulah yang mendorong M.Zuhrizul penggiat wisata handal Sumatera Barat sekaligus Ketua TP2 Dewi (Tim Pengembangan dan Pendampingan Desa Wisata) Sumbar ini memenuhi undangan Pimpinan Wilayah Muhamadyah (PWM) Sumbar terpilih yakni Ketua Dr. Bakhtiar, M. Ag dan Sekretaris Drs. H. Apris, M.M di Gedung Muhammdyah, Sawahan, Selasa (24/1/23).
Dalam pertemuan tersebut Dr. Bachtiar yang didampingi sekretarisnya memberi apresiasi keberadaan TP2 Dewi Sumbar yang dikomandoi M.Zuhrizul dalam mengembangkan pariwisata khususnya desa wisata yang sinergi dengan program muhammadyah dibidang pariwisata halal yang berbasis desa dan nagari di Sumbar sekaligus meningkatkan perekonomian pasca pandemi.
"Adanya keprihatinannya dengan kondisi ekonomi umat pasca pandemi ini tentu kita sangat mengapresiasi keberadaan TP2 Dewi
karena Muhammadyah melihat Desa wisata menjadi salah satu altenatif dalam peningkatan ekonomi masyarakat
dan semoga ke depan akan lahir pengusaha- pengusaha baru di bidang pariwisata halal dan pelaku UMKM " ucap Bachtiar.
Sekretaris Apris menambahkan, Muhammadyah dan TP2 Dewi Sumbar mempunyai kepentingan dan keinginan yang sama di bidang pariwisata Sumbar yakni mengembangkan pariwisata halal sesuai ABS SBK sehingga mengurangi stigma negatif tentang pariwisata itu sendiri.
"Perkembangan global tidak menjadi alasan untuk menghambat pengembangan pariwisata di sumbar tapi bagaimana kita membentengi pariwisata ini dengan nilai nilai kearifan lokal serta nilai nilai islami agar stigma negatif masyarakat tentang pariwisata ini bisa berubah" tutur Apris.
Pada kesempatan itu Zuhrizul menyampaikan bahwa selama ini TP2DEWI sumbar juga telah berkolaborasi dengan Prodi Pariwisata Universitas Muhammadyah .
" Kita berharap kedepan kita bisa bersiinergi dengan PWM Sumbar akan lebih mewujudkan Pariwisata sumbar yang berbasis budaya dan kearifan lokal serta nilai-nilai yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam , bahwa Pariwisata itu memaksa umat untuk hidup bersih. Pariwisata memaksa umat untuk ramah dan Pariwisata memaksa kita untuk menjaga kelestarian Alam dan tidak merusak , semua itu sesuai dengan tuntunan Alqur'an dan Sunnatullah" kata M.Zuhrizul.
Zuhrizul mengatakan inilah point penting dari diskusi produktif. Dan akan di lanjutkan secara berkala. Ia juga berharap pariwisata akan menjadi bagian dari Dakwah islamiyah untuk wujudkan Masyarakat Sumbar Madani jauh dari kemiskinan , karena kemiskinan mendekatkan umat kepada ke kufuran.
"Pariwisata tidak hanya berdampak terhadap usaha hotel dan objek wisata tapi juga usaha pelaku UMKM seperti rumah makan, kuliner , pengrajjn oleh- oleh , homestay , perahu wisata, petik buah dan sekarang yang trend glamcamp serta atraksi wisata minat khusus seperti tubbing dan fun rafting , semua itu menyerap tenaga kerja dan menghasilkan sehingga bisa meningkatkan perekonomian masyarakat." tutur M.Zuhrizul.
Dalam pertemuan tersebut ikut hadir hadir juga Marhadi , M,Si dan Buya Zaitul. (rel)