Koto Gadang,lintas Media News.
Dua tahun sawah tidak menghasilkan karena,petani penggarap dan pemilik sawah di Koto Gadang mengalami kegagalan panen. Beli bibit saja tidak bisa didapatkan.
Menyikapi hal tersebut, Anggota DPD RI, H. Leonardy Harmainy Dr. Bandaro Basa, S.IP., MH berupaya memfasilitasi untuk bersama-sama mencarikan solusi terbaik atas permasalahan ini. Dalam pertemuan yang dihadiri walinagari, bamus, perangkat, pemilik sawah dan petani penggarap di Koto Gadang.
"Dua tahun terakhir, tahun 2021 dan 2022, sawah di Koto Gadang kurang menghasilkan. Sawah terkena hama tikus. Hal ini perlu kita carikan solusi terbaiknya bersama-sama, kita sepakati dan kita laksanakan," ujar Leonardy, Rabu (28/12/ 2022).
Ditegaskan Leonardy salah satu caranya yang kita dapatkan dari petani penggarap baik di Koto Gadang maupun petani di daerah lainnya adalah dengan melakukan tanam serentak.
"Perlu kita tetapkan kapan akan melakukan tanam serentak. Semuanya harus mau melaksanakan tanam serentak ini. Lalu bagaimana caranya agar semua petani penggarap mau melakukan sesuai dengan kondisi tumpak sawahnya, harus disepakati bersama-sama.
Mendapat jawaban, harus ada sanksi bagi petani yang tidak melaksanakannya, diingatkan Leonardy, kesepakatan ini juga pernah diambil pada 2011. Waktu itu disepakati sanksi, harus gotong royong sendiri di lokasi yang ditetapkan walinagari.
Leonardy menegaskan saat ini di nagari ini sudah diairi oleh irigasi teknis. Pemakaian air ini diatur oleh Tuo Banda. Tidak ada kendala air sehingga sawah di Koto Gadang bukan lagi sawah tadah hujan. Kondisi ini harus dimanfaatkan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat Koto Gadang.
Diingatkan oleh Leonardy, saluran irigasi harus dijaga. Harus bersih dan membersihkannya dengan cara gotong-royong. Semua di harapkan ikut serta karena hal ini untuk kebaikan bersama.
Walinagari Muhammad Budi Zulfikar mengungkapkan benar sejak dua tahun lalu, sawah di Koto Gadang terkena hama tikus. Hasil panen merosot tajam, bahkan ada juga yang mengalami uang pembeli bibit saja tidak balik modal.
"Dua tahun ini, 2021 dan 2022, sawah di Koto Gadang terkena hama tikus, sehingga sawah tidak menghasilkan. Perlu bagi kita pertemuan ini untuk meningkatkan hasil pertanian dan meningkatkan perekonomian petani penggarap sawah dan pemilik sawah khususnya dan perekonomian nagari pada umumnya, " Budi.
Dikatakan oleh walinagari, petani penggarap di Nagari Koto Gadang ada sekitar 100 orang. Umumnya tersebar di Nagari Koto Gadang dan ada juga yang dari nagari sekitar.
"Seperti saat ini, masalah hama, bagaimana langkah-langkah kita bersama untuk mencari solusinya yaitu dengan tanam serentak.Dan terima kasih sekali atas kedatangan beliau engku H. Leonardy Harmainy Datuk Bandaro Basa, S.IP., MH yang mau meluangkan waktu memfasilitasi pertemuan kita hari ini," ujarnya.
Diungkapkan Budi Zulfikar bahwa pemerintah nagari telah menghimbau lewat masjid dan surau bahwa kita akan melaksanakan banaiak, tapi masih ada juga yang mengabaikannya. Setelah banyak orang mengeringkan sawah untuk panen, dia baru memulai.
Hal ini menjadi salah satu penyebab maraknya hama tikus dua tahun terakhir ini. Ke depan, akan kita pertimbangkan masa panen serentak sebagaimana yang disampaikan BE Dt. Bandaro Basa yang mewakili Kerapatan Ninik Mamak Panghulu Nan XXIV.
Budi mengatakan tumpak sawah ada beberapa dengan lima Tuo Banda. Baliak Agung, Limau, Lungguak Batu, Bancah, Baliak Labuah 2 Tuo Banda.
Untuk tumpak sawah di Baliak Agung, Limau, Lungguak Batu, Bancah Baliak Labuah 2 Tuo Banda. Disepakati banaiak bulan enam. Munggu, Kayu Katik 1 Tuo Banda.
Diakui petani penggarap bahwa hama tikus berkurang jika dilakukan tanam serentak. Dari Tuo Banda dan petani penggarap mengharapka agar kesepakatan ini memperhatikan ketersediaan air dan adanya petani yang sudah bertanam, akan menyabit. Juga ada yang berladang (baparak). Seperti sumber air dari Baburai, kita baru bisa memanfaatkan airnya pada bulan Agustus sampai Desember. Jika tidak masuk air dalam waktu itu, kita bisa mengajukan protes ke PU.
Bancah sudah banyak yang menyabit
Di akhir tahun 2022 akan dibuat keputusan untuk disampaikan di area masing-masing. "Saya akan menyurati secara tertulis kepada para penggarap. Karena penggarap ada yang menggarap sawah di beberapa lokasi di Koto Gadang. Sibutuang ada duo Tuo Banda.
Dalam pertemuan itu akhirnya menyepakati Munggu dan Kayu Katik banaiak pada akhir Bulan delapan. Bulan tersebut sudah dimulai marabahan barang padi, lalu menyemai benih. Bancah, Lungguak Batu banaiak akhir bulan dua. Limau, Siguntuang banaiak akhir bulan dua. Gotong royong dilaksanakan dua kali di sawah dan satu kali di kampung. Putusan ini harus dipatuhi semua petani penggarap di Nagari Koto Gadang.
Berapa jumlah penggarapnya di masing-masing tumpak, akan di surati seluruhnya. Dibuat papan pengumuman dan disosialisasikan oleh Tuo Banda. Kesepakatan disesuaikan dengan kondisi saat akan banaiak hingga semuanya bisa serentak.
Untuk alek nagari batagak datuk pada Januari 2023, Leonardy mengimbau alek itu didukung agar sukses. (*/st)