Pdg, Panjang. Lintas Media News.
Pergantian tahun baru Islam (Hijriyah) mesti menjadi momen umat Muslim bertafakur dan mensyukuri atas segala nikmat yang telah Allah SWT berikan. Sebagai rasa syukur, awali tahun baru Islam ini dengan melakukan banyak kebaikan.
"Bagaimana 1 Muharram ini betul-betul bisa kita tafakuri sebagai rasa syukur kita diberi hidayah menjadi Islam, hijrah dari ketidaktahuan menjadi tahu, dari kurang iman menjadi beriman, dari kurang amal menjadi beramal," kata Buya Nasrulah Nukman, saat bincang dengan lintasmedianews.com dikediamanya, Kamis 20/8/2020 siang.
Buya Nasrulah, mengajak umat Islam menyambut 1 Muharram dengan rasa syukur atas semua nikmat yang telah diberikan. Meski awal tahun baru Islam ini masih dalam suasana pandemi yang memprihatinkan.
"Alhamdulillah kita akan memasuki 1 Muharram tahun baru Islam dalam suasana pandemi.Dengan,aktifitas yang dibatasi, kita masih bisa menderma baktikan kerja untuk orang banyak," katanya.
Menurutnya, Islam adalah agama yang adil yang menempatkan sesuatu pada tempatnya, tentu kegembiraan kita akan tahun baru ini juga sikap kita harus adil, proporsional yang diselaraskan dengan keadaan ujian sedang dihadapi.
Lebih dalam dari itu, kata Nasrulah Nukman yang akrab disapa Buya ini, bagaimana 1 Muharram ini betul-betul bisa kita tafakuri sebagai rasa syukur kita kepada Allah yang telah menjadikan kita umat Islam yangl diberi hidayah.
Buya meminta, apa yang telah kita dapati hari ini lebih banyak disyukuri, sehingga dalam masa pandemi ini, kita bersama-sama lebih banyak tafakur kedalam. Mudah-mudahan dengan rasa syukur itu hidup lebih bermakna dan lebih langgeng perubahan pada diri kita.
"Alhamdulillah selamat bertafakur selamat mensyukuri, Allah menghijrahkan kita. Dan semoga kita istiqomah dalam keislaman kita dalam keimanan kita dan dalam dakwah yang bermanfaat bagi umat.
Sesungguhnya hari hari itu akan Allah pergilirkan diantara manusia, istilah lainnya roda itu akan selalu berputar,kadang diatas kadang dibawah.
Tugas kita adalah memastikan disetiap pergantian dan perputaran waktu itu kita senantiasa dalam kondisi melakukan hal hal yang baik, menjadi orang senantiasa bemanfaat bagi orang lain harus menjadi standar utama bagi kita untuk menjalani kehidupan ini.
Kita, akan dikatakan baik bukan karena banyak orang berbuat kebaikan kepada kita,melainkan apabila kita selalu berusaha untuk melakukan kebaikan bagi orang lain.
Maka, momentum tahun baru Islam in harus dijadikan momentum untuk evaluasi terhadap diri kita dalam menjalankan setiap aktivitas yang dilakukan.
Termasuk, sejauh mana amanah yang kita punya ditunaikan secara benar,karena bagi seorang mukmin hidup bukan sekedar di dunia tetapi yang jauh lebih penting adalah hari akhirat, atau hari pembalasan.
Hari ini, harus lebih baik dari hari yang kemaren,hari esok harus lebih baik dari hari ini, maka momentum tahun baru saatnya kembali mperbaharu komitmen kita kepada diri, keluarga dan masyarakat serta bangsa bahwa kita adalah manusia yang akan menebarkan manfat untuk siapapun tanpa pandang bulu, karena kebaikan itu akan menembus semua batas.
Momentum tahun baru Islam, juga harus dijadikan sebagai sarana untuk optimis bahwa segala permasalahan baik dalam lingkungan pribadi, keluarga maupun lingkungan yang lebih besar dalam berbangsa dan bernegara dapat diatasi dengan memohon bantuan sangpencipta.
Barang siapa, yang menolong agama Allah,maka Allah akan menolong mereka. Momentum tahun batu ini saatnya bersandar secara totalitas kepada sang pencipta..wallahuaklam,pesan Nuya Nasrulah Nukman dalam memaknai pergantian tahun baru islam ini untuk dapat di implementasikan dalam kehidupan sehari hari.(maisonpisano)