Pdg, Panjang,Lintas Media News.
Jelang memperingati detik detik,  Hut Kemerdekaan RI ke 75 tahun 2020. Parik Paga Surau Tuo, Nagari Panyalaian bersama Anggota Brimob Polda Sumatera Barat Kota Padang Panjang,  berangkat mengibarkan Sangsaka Merah Putih di Bukit Sangkua,kemaren siang. 

Dibawah Komando, Iptu, Dedi Kurnia Putra, dibantu sepuluh orang Anggota Brimob lainya. Siang yang terik itu, berangkat menaklukan Gunung Singgalang. Bersama sama,
anggota Parik Paga Surau Tuo Nagari Panyalaian ikut dalam aksi heroit tersebut, Elfredo, Jefran, Avis dan Divo. Pengibaran merah putih di "Bukik Sangkua" lereng gunung  Singgalang di ketinggian 2200 mdpl. Berjalan sukses dan Sang Saka berukuran besar itu, mengudara membelah langit kenagarian Singgalang siang itu. 

Jelang, keberangkatan kelokasi pengibaran Sang Saka Merah Putih di kenagarian Singgalang, Sang Komando Dedi KP mengatakan, terpilihahnya,  Bukik Sangkua kenagarian Singgalang sebagai objek pengibaran bendera sang merah putih, punya banyak pertimbangan, disamping ketinggianya yang mempesona. Bukik Sangkua, merupakan satu kesatuan daerah di ke Camatan X Koto yang tidak bisa kita lepaskan historis, dari keberadaan Brimob itu sendiri. 

Jadi, pengibaran sang Merah Putih, antara Brimob dan Parik Paga Surau Tuo nagari Panyalaian, merupakan napak tilas sebelum memperingati hari Kemerdekaan RI ke 75. Ikut sertanya Parik Paga Surau Tuo, nagari Panyalaian merupakan komitmen dan kedekatan Brimob bersama masyarakat, terang Dedi, KP.

Meski baru baru di SK kan oleh KAN Panyalaian pada 6 Agustus 2020 ini, kegiatan Parik Paga Durau Tuo, sudah berlangsung semenjak dua bulan sebelumnya. Didorong,  dengan tinggibya antusias dan animo anggota parik paga itu sendiri untuk kembali membangkitkan semangat anak muda dalam menjaga adat salingka nagari dan menghargai Pangulu, niniak mamak
Sebagaimana tersirat dalam petuah
 "elok nagari dek Pangulu, elok kampuang dek nan Tuo, rancak tapian dek nan mudo.

Atas dasar itulah,  munculnya ide atau gagasan untuk mendirikan Patik Paga dinagari ini. Artinya,  sebagai generasi muda, kita sangat miris melihat perkembangan zaman yang susah diprotek. Dimana,  anak muda zaman sekarang mulai kehilangan pegangan dan jatu firi selaku orang minang.  Dengan, terbentuknya parik paga surau tuo ini,  setidaknya kita bisa mengajak generasi muda untuk kembali belajar mencari jati diri sebagainorang minang. 

Banyak hal,  yang terlupakan digenerasi muda minang sekarang. Mulai, lunturnya tradisi gotong royong, hiduak bakalompok berpikir bersama untuk sebuah kemajuan. Silek, pasabahan dan tradisi minang yang tidak dipunya daerah lain. Nyaris, pudar ditelan zaman. Generasi muda kita, lebih cenderung mempelajari beladiri dari barat, dari pada menggali khasanah kita sendiri yang kaya akan filsapat. 

Meski, baru terbentuk,  kita punya komitmen yang kuat untuk kembali menggali khasanah minang yang nyaris dilupakan generasi muda sekarang. Kegiatan yang sudah dilakukan diantaranya, belajar pasambahan/ panitahan/ atau kata bersusun dengan harapan nantinya akan ada generasi yang handal dalam berdiplomasi.

Belajar beladiri/ Silek tradisional dan beladiri kontemporer/ modern,  agar generasi muda punya mental yang kuat, bertanggungjawab dan tidak cengeng dalam era milinal. Bahkan diharapkan bisa menjadi prestasi bagi para pelajar yang ikut dalam kegiatan ini, dan sudah barang tentu akan menjadi bekal baginya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, bahkan memperoleh pekerjaan, terang Dedi KP. 

Sementara itu,  Akmal Mehra,  Kayo Marajo menambahkan, terbentuknya parik paga surau tuo nagari Panyalaian ini, tudak terlepas dari kurang perhatianya urang uruang tuo kito terhadap perkembangan anak kamanaknya, terutama generasi muda yang sedang mencari identitas diri.  Tapi,  tidak punya wadah untuk menyalurkanya. Dengan, berdirinya Parik Paga Surau Tuo ini. Setidaknya, dapat menjwab keresahan generasi muda selama ini. 

Berharap, pada pemerintahan Nagari Panyalaian, perihal hal keresahan generasi muda mustahil akan terjawab.  Disisi lain, pekerjaan dinagari yang menumpuk. Tentu, untuk memikirkan hal yang kecil seperti yang dirasakan generasi muda menjadi luput dari perhatian Pemetintah Nagari Panyalaian. 

Berbekal, semangat kebersamaan yang ada.  Secara perlahan, kita bangkit dan berbuat semampu kita untuk menghidupkan Parik Paga Surau Tuo ini bisa menjadi bemper untuk generasi muda dalam berkarya.  Jujur, animo masyarakat akan keberadaan Parik Paga ini,  patut kita beri apresiasi. Artinya, sebagai generasi muda keberadaannya selama ini yang luput dari perhatian pemerintah nagari Panyalaian. 

Dengan adanya,  parik paga ini generasi muda Panyalaian mulai punya pegangan dalam melangkah kedepan sebagai generadi muda yang mencari identitas diri. Meski,  banyak kendala dalam mendirikan Parik Paga Surau Tuo ini.  Sebagai orang yang pipercaya sebagai yang dituakan dan didahulukan salangkah dan ditinggian sarantiang akan terus bekarja semaksimal mungkin. 

Keyakinan itu, sangat besar sekali.  Karena, kita yang ada didalam parik paga mempunya niat yang sama untuk kemajuan. Nagari Panyalaian,  kaya akan segala hal, tapi kita bercerai berai tudak misi yang sama untuk maju.  Terlepas,  apa kata orang dan komunitas ini ada tinggi unsur Politik. Tidak jadi masalah,  jika potensi itu ada kenapa tudak kita ambil dan mari besarkan bersama sama,tukuk Akmal, Kayo Marajo.(maisonpisano)
 
Top