Solok. Lintasmedianews.com.-
Kabupaten Solok dengan kondisi wilayah yang dikelilingi hutan dan perbukitan, tidak heran bila jaringan telekomunikasi belum merata di daerah itu. Meski demikian, bukan tidak mungkin Kabupaten yang memiliki 74 Nagari/desa sanggup mengejar ketertinggalan tersebut.

Untuk itu Bupati Solok, Epyardi Asda beserta rombongan mengunjungi Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Kemenko Polhukam) RI, Deputi VII Bidang Koordinasi Komunikasi dan Aparatur, Selasa (1/11/2022) di Jakarta.

Kunjungan itu guna mengatasi permasalahan serta upaya memenuhi kebutuhan masyarakat agar tidak ada lagi blank spot di Kabupaten Solok. Seperti diketahui, kebutuhan jaringan telekomunikasi untuk berkomunikasi maupun untuk kebutuhan jaringan internet semakin tinggi. Dari berbagai sektor, baik itu untuk kebutuhan pendidikan, UMKM, Pariwisata dan kebutuhan lainnya, tentu hal ini sangat dibutuhkan sekali oleh masyarakat.



” Dengan status blank spot tersebut saat ini secara perlahan dikebut Pemerintah Kabupaten Solok untuk mengatasi persoalan yang sudah lama dirasakan masyarakat dibeberapa nagari tersebut. Hal itu tentu menjadi kendala bagi masyarakat yang sangat membutuhkan,” ujar Epyardi Asda.

Tidak hanya itu, pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam memberikan kepuasan kepada masyarakat, tentu perlu di optimalkan dalam mewujudkan reformasi organisasi pemerintah, dengan memodernisasi birokrasi dalam pelayanan public untuk kepuasan masyarakat.

Kunjungan Bupati Solok ini didampingi Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Solok, Teta Midra dan Kepala Bidang Aptika dan Persandian, Anton Hutavea.

Kedatangan rombongan disambut hangat oleh Deputi Bidang Koordinasi Komunikasi dan Aparatur Kemenko Polhukam diwakili
Kepala Bidang Telekomunikasi Kemenko Polhukam, Atep Putu Anta, Direktur Telekomunikasi Kementerian Kominfo, Aju Widya Sari, Executive Asosiasi Pengembang Infrastruktur dan Menara Telekomunikasi (Aspimtel), Tommy Gustavi Utomo. Dalam persoalan itu, juga hadir langsung sejumlah provider diantaranya PT.Telkomsel, PT.Indosat, PT XL Asiata dan Smartfren.

Epyardi Asda menjelaskan, masih terdapat daerah-daerah blank spot atau tidak bersinyal di Kabupaten Solok, sehingga masyarakat susah untuk berkomunikasi dengan hanphone, para pelajar yang belajar Daring (Dalam Jaringan) atau mencari tugas di internet tentu akan sulit.

Bahkan sebut, untuk memenuhi kebutuhan itu masyarakat ada yang rela untuk naik ke lokasi-lokasi yang tinggi seperti perbukitan hanya untuk mendapatkan signal.

“Di Kabupaten Solok, lebih kurang 24 nagari masih blank spot seperti di nagari-nagari Kecamatan Tigo Lurah,
Nagari Hiliran Gumanti, seperti Sungai Abu dan Sariak Alahan Tigo, Nagari Pasilihan di Kecamatan X Koto Diatas, serta beberapa wilayah lainnya,” terang Bupati.

Diakuinya, untuk saat ini provider Telkomsel di Kabupaten Solok cukup tinggi pengguna internetnya. Maka yang sangat dibutuhkan adalah menara Base Transceiver Station (BTS).

“Setiap saya melakukan kunjungan ke nagari-nagari ke wilayah yang jangkauan sulit signal, selalu menanyakan persoalan ini. Masyarakat kita sangat membutuhkan itu, terutama para guru dan murid sekolah. Saya berharap dari bapak dan ibuk yang hadir agar dapat mencarikan solusinya agar tidak ada lagi blank spot di daerah kami ini. Dan untuk segala sesuatu yang dibutuhkan, dalam upaya memberikan akses internet, kami (Pemkab Solok) siap untuk menfasilitasi segalannya,” ucap Bupati.

Menanggapi persoalan itu, Direktur Telekomunikasi Kementerian Kominfo, Aju Widya Sari, menyampaikan bahwa akan menindaklanjuti persoalan ini.

“Mudah-mudahan nanti apa yang menjadi keinginan Pemkab Solok dalam hal ini bisa terwujud,” katanya.

Dijelaskannya daerah pedesaan yang sampai saat ini masih blnk spot, ada kurang lebih 12 ribu desa tercatat mengalami hal yang sama.

“ Kita menargetkan membangun infrastruktur untuk tranformasi digital diseluruh daerah 3T (tertinggal, terdepan dan Terpencil) agar mendapatkan layanan seluler 4G, dan mempercepat sebagaimana intruksi Presiden Joko Widodo,” jelas Aju Widya Sari.

Sementara itu, Kepala Bidang Telekomunikasi Kemenko Polhukam, Atep Putu Anta, mennyebutkan, bahwa pihaknya akan turun langsung secepatnya kesejumlah wilayah yang disampaikan Bupati.

“Menanggapi apa yang disampaikan bapak bupati, dalam waktu dekat kita akan turun langsung. Bila tidak ada halangan, pada tanggal 8 November 2022 ini kita akan melihat ke wilayah yang blank spot di Kabupaten Solok,” ucap Atep.

Dari hasil survey tentang ketersediaan jaringan seluler di Kabupaten Solok, Executive Asosiasi Pengembang Infrastruktur dan Menara Telekomunikasi (Aspimtel), Tommy Gustavi Utomo, menyebutkan bahwa memang masih terdapat lokasi atau wilayah di Kabupaten Solok belum terjangkau, namun untuk tahun 2023 ada beberapa titik yang akan dibangun menara Base Transceiver Station (BTS).

“Ya. Untuk 2023 akan ada beberapa titik akan dibangun menara BTS di Kabupaten Solok. Soal dimana dan berapa jumlahnya, kita belum dapat menyampaikannya. Dan untuk tahun 2022 ini sudah ada yang kita bangun yakni di Nagari Koto Laweh, Kecamatan Lembang Jaya,” tutupnya. (Karta)
 
Top