Agam, Lintas Media News

Perputaran uang hasil jual beli sapi/kerbau di Kabupaten Agam, pasca Ramadan dan Lebaran 1442 H, mencapai Rp8,3 miliar lebih dari hasil jual ternak sebanyak 449 ekor.

Kasi Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Dinas Pertanian Kabupaten Agam, Iswan Hendri, kepada wartawan, Kamis (20/05) di Lubuk Basung, mengatakan perputaran uang itu terjadi hasil jual beli sapi/kerbau pedagang di pasar dan sejumlah masyarakat yang melakukan tradisi “barantam”.

“Alhamdulillah, meskipun pandemi Covid-19, hasil transaksi jual beli ternak tetap tinggi. Artinya, perekonomian masyarakat Agam tidak begitu berpengaruh akibat corona, sehingga tradisi membeli daging menjelang Lebaran di Agam masih tinggi,” ujarnya.

Iswan merincikan, transaksi sebesar Rp8,3 miliar lebih itu didapat dari perolehan jualan sapi rata-rata Rp18 juta per ekor dan kerbau Rp22 juta per ekor.

Ia menyebutkan, pada tahun ini  sebanyak 382 ekor sapi dan 67 ekor kerbau disembelih. “Jika dikalkulasikan, ada sebesar Rp6,876 miliar hasil jualan sapi dan Rp1,474 miliar hasil jualan kerbau,” terangnya.

Jika dibanding pada tahun 2020, jelas Iswan, perbedaan jumlah perputaran hasil jual beli ternak tidak begitu jauh, atau sebesar Rp9 miliar. Menurutnya, hal itu masih dikatakan kategori wajar karena covid-19 yang akibatnya jumlah ternak yang dijual turun.

Iswan menyebutkan, harga daging saat ini disejumlah pasar tradisional masih bertahan pada harga Rp140.000/kilogram.
“Ini berdasarkan hasil pemantauan yang kita lakukan di pasar tradisional,” katanya.
Naiknya harga daging sapi ini disebabkan karena permintaan dari masyarakat cukup tinggi sampai Idul Fitri. (RiL/Rhomy)
 
Top