Ketua Yayasan Semen Padang Iskandar Z Lubis (kanan) dan  Direktur SPH dr. Selfi Farisha (kiri) pada acara  launching vaksinasi COVID-19, Senin, 18 Januari 2021.

PADANG,Lintas Media News.
Semen Padang Hospital (SPH) melakukan launching vaksinasi COVID-19 yang akan diberikan pada 671 tenaga kesehatan (nakes) yang ada di rumah sakit tersebut, Senin, 18 Januari 2021.

Dalam kesempatan tersebut, hadir Ketua Yayasan Semen Padang, Direktur SPH, Kepala Dinas Kesehatan Sumbar Arry Yuswandi, SKM, MKM, dokter, perawat dan jajaran pegawai SPH lainnya.

Direktur SPH Dr. Selfi Farisha mengungkapkan bahwa SPH siap untuk mendukung program nasional yang diusung pemerintah tersebut dalam penanganan COVID-19. Ia merasa bersyukur karena Kota Padang menjadi daerah yang termasuk prioritas dalam pendistribusian vaksin tersebut sehingga dapat segera diberikan kepada Nakes.

"Launching vaksinasi COVID-19 ini merupakan wujud keseriusan kita semua dalam membantu mengatasi COVID-19 yang telah masuk ke Indonesia sejak awal tahun 2020 lalu. Saya merasa bangga karena dapat melakukan kegiatan hari ini karena dengan begitu kita juga dapat bergerak cepat dalam melawan virus ini," kata Risha.

Risha menjelaskan, semenjak SPH ditetapkan menjadi salah satu rumah sakit penanganan COVID-19 di Sumbar, angka pasien yang menjadi orang yang terinfeksi virus tersebut dan harus menjalani karantina di rumah sakit itu semakin menurun jika dibandingkan dengan beberapa bulan sebelumnya. Jumlah pasien karantina terbanyak saat itu yakni pada Oktober 2020 lalu yang mencapai peningkatan pasien terinfeksi hingga 80 persen, kemudian pada November menurun jadi 49 persen hingga pada Desember lalu hanya sekitar 30-31 persen saja jumlah pasien COVID-19 yang dikarantina di SPH.

"SPH siap untuk mendukung dan menyukseskan vaksinasi COVID-19. Kami juga siap untuk melakukan vaksinasi pada seluruh nakes kami dan mempromosikannya kepada masyarakat. Semoga dengan adanya vaksin ini, kita dapat jadi lebih siap dalam menangani COVID-19," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinkes Sumatera Barat Arry Yuswandi, SKM, MKM yang dalam kesempatan tersebut membuka kegiatan itu mengungkapkan bahwa Sumbar diketahui sebagai daerah yang cukup bagus dalam melaksanakan tracing, testing dan treatment COVID-19. Selain itu angka kesembuhannya juga cukup tinggi, bahkan dalam upaya pencegahan penularan COVID-19 di masa pandemi, Pemprov Sumbar menerbitkan Perda Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) yang akan menjerat siapa saja yang tidak menerapkan protokol kesehatan.

Di sisi lain, untuk vaksin COVID-19 hanya dua daerah di Sumbar yang diprioritaskan mendapatkan vaksin COVID-19 pada tahap awal ini, yakni Padang dan Pesisir Selatan. Ia menjelaskan bahwa hal itu ditentukan oleh tingginya angka pasien terkonfirmasi di suatu daerah, sehingga untuk di Sumbar baru dua daerah itu saja yang didahulukan. 

"Seperti yang kita ketahui bahwa mereka yang terlebih dahulu menerima vaksin COVID-19 yakni nakes yang ada di seluruh fasilitas kesehatan. Di Padang sudah ada beberapa rumah sakit yang telah mendapatkan vaksin, salah satunya SPH," kata Arry.

Ia juga mengungkapkan rasa terima kasih kepada seluruh jajaran SPH atas dilaksanakannya kegiatan tersebut, sehingga dapat mempromosikan dan mengedukasinya kepada masyarakat. Selain itu, menurutnya, SPH dinilai sebagai rumah sakit yang berhasil menangani pasien COVID-19 dengan baik, sehingga angka kesembuhan pasien yang terkonfimasi juga cukup tinggi.

"Kita berharap semoga dimulainya vaksinasi pada nakes di SPH ini dapat menjadi edukasi kepada masyarakat agar tidak perlu merasa takut untuk divaksin COVID-19," ujarnya.

Pelaksanaan Suntik Vaksin COVID-19 di SPH
Setelah vaksin COVID-19 sampai di SPH, pemberian suntik vaksin langsung dilakukan pada hari itu juga. Untuk kegiatan vaksin tersebut, SPH menyiapkan 4 meja di ruangan yang berbeda, 4 meja itu terdiri dari Pendaftaran, Screening, Suntik vaksin dan Observasi pasien. 

Orang pertama yang mendapatkan vaksin yakni Sekretaris Yayasan Semen Padang Eko Bagus Priyuantoro (36 tahun). Ia menjalani serangkaian prosedur untuk melakukan vaksinasi tersebut yang dimulai dari pendaftaran dan dilanjutkan dengan screening di ruangan lainnya. Pada tahap screening, nakes yang bertugas akan mengajukan berbagai pertanyaan mengenai kondisi kesehatannya, termasuk dilakukannya pengukuran tensi darah. Setelah lolos dalam tahap screening, ia masuk ke dalam ruang vaksin dan nakes yang bertugas menyampaikan tentang vaksin yang akan disuntikan pada lengan kirinya.

"Sewaktu divaksin, saya tidak merasakan apa-apa. Jika biasanya ketika disuntik kita dapat merasakan jarum yang masuk ke dalam tubuh kita, namun hal itu tidak saya rasakan sama sekali. Setelah disuntik, saya ke ruang observasi untuk menunggu reaksi dari vaksin yang masuk ke dalam tubuh saya. Setelah disuntik dan menunggu selama 30 menit, saya tidak merasakan gejala apa-apa pada tubuh saya. Saya tidak ada merasa pusing, pegal-pegal atau mengantuk. Malah saya berpuasa pada hari ini dan tidak ada masalah pada fisik saya setelah disuntik vaksin tadi," kata Eko dengan antusias.

Ia berharap agar nakes atau masyarakat yang telah dijadwalkan untuk mendapat vaksin dapat memiliki untuk berkontribusi. Menurutnya tak perlu merasa ragu dan cemas terhadap vaksin COVID-19 karena hal itu dilakukan sebagai bentuk ikhtiar dalam melawan virus tersebut.

Sementara itu, vaksinasi kedua diterima dr. Yoshida Nazar Sp. OG (50 tahun) yang merupakan seorang dokter kandungan di SPH. Ia juga menjelaskan prosedur yang dilewatinya dan lolos dalam tahap screening sehingga masuk dalam kategori orang yang bisa divaksin. Ia mengungkapkan bahwa setelah disuntik vaksin di lengan kirinya, ia tidak merasakan efek apa-apa pada tubuhnya. Tubuhnya tidak merasakan sesuatu yang tidak lazim dari biasanya dan ia tetap merasa fit setelah divaksin.

Selanjutnya vaksinasi dilakukan terhadap Ketua Yayasan Semen Padang, Iskandar Z Lubis (50 tahun). Ia mengungkapkan bahwa dirinya juga telah mendapatkan suntik vaksin pada hari itu. Awalnya, lanjut Iskandar, ia tidak dapat masuk dalam kategori orang yang dapat disuntik vaksin, karena pada tahap screening, tensi darahnya cukup tinggi saat dicek. Kemudian ia diminta istirahat karena bisa jadi hal tersebut karena tegang. Tak berapa lama kemudian ia screening dan ukur tensi lagi, ternyata masih cukup tinggi sehingga tidak boleh divaksin. Setelah itu, ia langsung beristirahat di sebuah ruangan dan tertidur sebentar dan langsung melakukan screening lagi sehingga dapat masuk ke dalam kategori orang yang dapat menerima suntik vaksin.

"Sebenarnya saat pendaftaran saya adalah orang pertama yang rencananya akan disuntik vaksin, namun ternyata kadar tensi darah saya tidak begitu bagus sehingga saya benar-benar harus beristirahat sejenak. Setelah itu saya disuntik vaksin dan menunggu di ruang observasi selama 30 menit sampai saat ini, saya tak merasakan efek samping apapun, Alhamdulillah aman dan halal," katanya.

Dalam kesempatan tersebut, Iskandar mengimbau kepada seluruh karyawan SPH agar dapat mengikuti vaksin COVID-19 jika telah mendapat jadwal. Ia juga mengingatkan bahwa SPH merupakan bagian dari nakes, sehingga dapat menjadi contoh dan memberikan edukasi pada masyarakat jika dilakukan secara efektif dan sebaik-baiknya. Jika telah nampak hasil yang bagus dari nakes, lanjutnya, ia yakin nanti masyarakat tak perlu merasa takut atau ragu untuk mendapat suntik vaksin COVID-19.

"Mari kita laksanakan vaksinasi COVID-19 dengan baik. Ini saatnya kita berkontribusi untuk kita semua, diri kita, keluarga kita dan masyarakat Indonesia. Ayo sukseskan vaksinasi COVID-19," tuturnya.(*/b))


 
Top