Pdg. Panjang, Lintas Media News
Pemilihan kepala daerah (Pilkada) di tengah pandemi Covid-19 membuat calon kepala daerah dituntut lebih kreatif dalam berkampanye untuk mendapat simpati masyarakat. "Sesuai aturan untuk pilkada nanti, pertemuan besar kampanye yang melibatkan masyarakat banyak akan dibatasi, di sini para calon harus berpikir dan bertindak kreatif," ujar Asril Dt. Pangulu Batuah, saat bincang dengan lintasmedianews.com dikediamannya, Kamis (30/7/2020) pagi.

 
Asril Dt. Pangulu Batuah

Penyelenggara Pemilu dalaam hal ini KPU,  diingatkan Tetap Jaga Kualitas Pilkada 2020. Selain itu, pasangan calon harus menyampaikan gagasan, program kerja, dan visi misi dengan baik dalam tahapan debat kandidat. Jangan,terlalu banyak mengumbar janji. Dalam merealisasikanya kelak, akan terasa berat. "Kalau debat, itu akan kelihatan kualitas orangnya. Bagaimana calon menguasai emosi, bagaimana mengelola konflik, dan bagaimana mengatasi masalah, itu akan kelihatan," kata Pangulu. 

Dia memprediksi peredaran money politics tidak akan segencar pemilu-pemilu sebelumnya. Pasalnya, masyarakat kita sudah pintar dalam berpolitik. Jika pun ada, volumenya, tidak segencar pilkada pilkada ksebelumnya. 

Pasangan calon akan berpikir ulang untuk menyebar uang disaat situasi ekonomi seperti sekarang ini. "Pasangan calon yang berpikir, uang adalah penentu dalam politik tentu tidak akan gegabah," terangnya.

Lebih jauh Pangulu mengatakan, bagi calon pasangan yang telah mengikrarkan dari maju sebagai kepala daerah. Finansial yang mumpuni, sangat dibutuhkan untuk menggerakan gerbong menghadapi kerasnya iklim politik yang sukar dicerna akal sehat. 

Pilkada serentak, yang bakal ditabuh pada akhir tahun ini berasa berat bagi siapa saja yang sudah  terlanjur memberanikan diri maju sebagai kepla daerah. Baik,  menjadi Gubernur, Bupati, Walikota.  Pasalnya, Pasca Covid 19 berakhir dan dimulainya kembali tahapan pilkada oleh KPU,  tentu berpengaruh banyak bagi pasangan calon.

Disamping,  aturan protokol kesehatan yang ketat. Hal lain,  yang membuat langkah calon pasangan untuk berkreasi dalam berpolitik terbatas. Kampanye, atau katakanlah berkumpul kumpul saling bertukar pikiran dan mencari simpati warga, hal itu dilarang. 

Sejatinya, bagi calon pasangan mengumpulkan masa merupakan tradisi yang tidak bisa dilupakan. Dengan berkumpul dan berserikat dari situlah kita dapat mengukur sejauh mana elektabilitas calon pasangan bisa diukur, tukuk mantan Ketua PWI ini mengatakan. 

Untuk itu,  kita berharap pada calon pasangan yang sudah ditetapkan oleh KPU sebagai calon kepala daerah, baik gubernur, bupati dan walikota, berpandai pandailah dalam mengambil empati masyarakat. Pasalnya, calon kepala daerah harus turun langsung menyentuh akar rumput. Rakyat badarai,merupakan lumbung suara yang tidak bisa ditinggalkan begitu saja. 

Percaya penuh, pada tim pemenang alamat badan akan Sansai. Bak kecek urang tuo tuo dahalu" minyak habih samba ndak lamak" Bila itu terjadi, pada calon pasangan yang bakal bertarung,  siap siap lah dari sekarang untuk menerima kekecewaan.(maison pisano)
 
Top