PADANG.Lintas Media News.
Masalah penanggulangan bencana bukanlah masalah sektoral, tetapi masalah multi sektor dan tanggungjawab bersama, agar daerah yang benar-benar aman dari bencana.

Adanya sekolah sungai ini merupakan perwujudan kepedulian terhadap sungai-sungai yanga ada dilingkungan sekitar masyarakat. Bencana banjir dampak terbesar yang kini dirasakan masyarakat di perkotaan dan di perdesaan.

Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit bersama Walikota Padang Mahyeldi Ansharullah dan forkopimda mengikuti kegiatan Sekolah Sungai, Susur Sungai tebar bibit ikan dan tanam pohon di Delta Malvinas, Siteba, Kota Padang, Selasa (9/6/2020).

"Karena sungai sudah berubah fungsi akibat keteledoran kita sendiri. Banyak sampah yang menjadikan aliran sungai tertutup, tersumbat dan bahkan menjadikan sungai kotor, berbau dan beracun. Ekosistim sungai pun punah," kata Nasrul Abit memberikan sambutan.

Melalui Sekolah Sungai, Nasrul Abit berharap agar masyarakat menyadari berbagai potensi bahaya dari sungai sehingga warga bisa melakukan berbagai antisipasi untuk pengurangan risiko bencana.

"Sungai jangan lagi dilihat sebagai tempat pembuangan sampah, namun sebagai sumber kehidupan yang harus terjaga," ucapnya.

Wagub Sumbar inginkan,  kegiatan ini menjadi motivasi semua pihak dengan melakukan aksi dan berbuat nyata. Dengan itu sungai-sungai yang ada di Sumbar bisa menjadi sehat dan tidak lagi menjadi tempat banjir di musim penghujan.

Menurutnya, keberadaan sungai juga bisa dimanfaatkan sebagai tempat edukasi masyarakat dalam upaya meningkatkan kualitas hidup. Dengan demikian, diharapkan pengelolaan sungai tidak lagi hanya dibebankan pada pemerintah, namun semua masyarakat.

"Jadi, Sekolah Sungai ini kita tujukan bagaimana merubah budaya agar masyarakat menghargai sungai, menghargai air dan kita hidup karena air," jelasnya.

Pada kesempatan itu, Walikota Padang Mahyeldi Ansharullah memberikan apresiasi kegiatan yang telah diinisiasi oleh Balai Wilayah Sungai Sumatera V (BWSSV) ini mengingat manfaat kedepannya yang akan kita rasakan bersama-sama.

Keberadaan sungai juga bisa dimanfaatkan sebagai tempat edukasi masyarakat dalam upaya meningkatkan kualitas hidup. Dengan demikian, diharapkan pengelolaan sungai tidak lagi hanya dibebankan pada pemerintah, namun semua masyarakat. Sebab, jika dibebankan pemerintah maka hasilnya seperti yang terjadi saat ini, begitu pemerintah pergi maka sungai kembali kotor dan penuh sampah lagi. 

"Bagi umat Islam, menjaga kelestarian sungai ada di Alquran dan hadits, pun konsep rahmatan lil alamin yang mewajibkan kita membangun silaturahim dengan alam, jadi tidak ada alasan kita tak melakukan tindakan," ungkap buya Mahyeldi.

Selain itu, Kepala BWSSV Maryadi Utama mengatakan, dalam kegiatan ini bertema "Lestarikan Sungai Selamatkan Air" dengan menggelar aksi susur sungai dan tanam pohon.

"Sebanyak 10 ribu bibit ikan ikan papuyu dan nila akan tebar di lokasi sungai Batang Kuranji untuk pelestarian ikan sumber daya perikanan," ujar Maryadi.

Dimulai dengan Wagub Sumbar dan langsung diikuti Walikota Padang serta pada Forkopimda dan pada OPD lainnya melepas bibit ikan dalam 12 kantong plastik beroksigen dilepaskan. Dengan kriteria tempat pelepasan ditepi sungai dan dekat tumbuhan air agar memiliki harapan hidup yang tinggi.

"Semoga kegiatan ini mampu memggugah kepedulian masyarakat terhadap sungai dan mempelopori pelestarian sungai," harapnya.(rel/st)
 
Top