Padang.Lintas Media News
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat Ir. Yosmeri mengatakan.Akibat beroperasinya alat tangkap Bagan di salingka Danau Singkarak, Populasi ikan Bili menurun dan ekonomi masyarakat nelayan tradisional terpuruk.

Hal ini disampaikan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat Ir. Yosmeri dalam kesibukan dinasnya lewat chat Whastaapnya,  Senin (13/1/2020) di Padang.

"Kita prihatin saat ini ikan bilih menurun populasinya akibat operasi bagan yang banyak berdampak buruk bagi kelestarian ikan bilih. Bagan kondisi kekinian berdampak bagi warga sekitar danau singkarak baik bidang kesehatan juga sektor ekonomi dimana ekonomi masyarakat pengolah,  penjual dan nelayan tradisionil jatuh", ungkapnya sedih.

Disamping itu, kemiskinan juga terjadi akibat nelayan pengolah yang selama ini mengolah bilih kekurangan bahan baku.Ucap Yosmeri

"Ada 5 ribu orang pengolah ikan bilih, penjuan dan nelayan tradisional terpuruk hidupnya karena ada bagan. Sedangkan nelayan bagan hanya  dinikmati oleh 200 orang saja dan sebagian besar bukan nelayan murni, mereka warga yang tiba-tiba jadi penangkap ikan bagan", ungkapnya

Yosmeri tegaskan sesuai pergub dan perda propinsi serta aturan yang ada aktifitas bagan dan sebagai harus di nol di Danau Singkarak.

" Karena itu razia bagan akan terus dilaksanakan sampai danau Singakarak bersih dari aktifitas bagan", tegas Yosmeri.

Yosmeri juga menyampaikan.Dalam upaya mengatasi stunting di salingka Danau Singkarak, salah satunya dengan meningkatkan konsumsi ikan bilih bagi masyarakat. Karena diketahui ikan bilih memiliki gizi dan nilai protein yang bagus bagi anak dalam pertumbuhan.

Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Kowil Sumbar dan Dinas Kesehatan sedang berupaya mengatasi stunting dengan mensosialisasikan agar masyarakat meningkatkan makan ikan bilih.Tutupnya.(rel)

.

 
Top