Padang,Lintas Media News.
Berawal dari penelitian batik motif Minang,dan setelah dua tahun menjalani kerjasama dengan pengusaha Batik Tanah Liat Wirda Hanim yang kesulitan untuk mendapatkan tenaga kerja membatik yang terampil.Sementara, batik motif Minang ini keberadaannya sudah mulai dilirik oleh konsumen dari luar Sumbar.
Melihat kondisi tersebut,timbullah ide untuk mengadakan pelatihan membatik ini.Kata Peneliti Universitas Andalas (Unand) Padang Toti Srimulyati pada wartawan baru-baru ini di batik tanah liat milik HJ Wirda Hanim Jl. Sawahan Dalam, No.33, Kelurahan Sawahan, Kecamatan Padang Timur, Kota Padang.
Pelatihan ini menurut Toti berjumlah 20 orang dari berbagai daerah seperti,dari daerah Batusangkar,Dharmasraya dan Padang.Dengan anggarannya adalah anggaran yang diambilkan dari anggaran penelitian.
"Pelatihan ini tidak hanya terfokus pada kalangan pemula, pembinaan juga dilakukan kepada pengrajin batik yang sudah lebih dulu menekuni usaha batik dengan harapan suatu ketika produk UMKM yang dihasilkan dapat menembus pasar internasional,”jelas Toti.
Motif batik yang dipilih pada pelatihan ini menurut Toti adalah; itiak pulang patang, aka barayun, pucuak rabuang dan jarek takambang.
Pada kesempatan itu,Toti berharap kegiatan tersebut dapat melahirkan para pengrajin batik yang dengan kegigihannya mampu menghasilkan karya-karya terbaik putra-putri daerah.Dan mereka itu nantinya bisa berusaha sendiri atau bekerja di batik tanahliat buk Wirda.
Penelitian ini kata Toti, merupakan bagian dari Penelitian Unggulan Strategi Nasional yang bertujuan mengembangkan industri kreatif lokal sekaligus peningkatan ekonomi yang diprakarsai oleh Herri, Toti Srimulyati, dan Budi Wirman dari UNP.
Sementara pengusaha batik tanah liat Wirda Halim menjelaskan.Untuk mendapatkan tenaga terampil dalam hal membatik ini memang sulit.Apalagi,proses batik tanah liat ini cukup panjang.
Karena Warna batik tanah liat itu hanya ada dua, warna tanah dan hitam,Wirda menjelaskan. Warna tanah didapatkan dari merendam kain dalam larutan tanah liat. Biasanya proses perendaman memakan waktu seminggu lamanya. Sedangkan warna hitam diperoleh dari larutan kulit jengkol yang direndam dalam air.
Ada bermacam-macam sumber pewarna alam lain yang digunakan batik tanah liet ini. Ada yang dari kulit jengkol, kulit rambutan, gambir, kulit mahoni, daun jerami dan masih banyak akar-akar lainnya yang juga digunakan.Ungkap Wirda.(st)