Dharmasraya,Lintas Media News
Berbagai upaya terus dilakukan Pemerintah Kabupaten Dharmasraya melalui Dinas Kesehatan dalam penanganan kasus stunting. Tercatat jumlah balita yang stunting sebanyak 1.329 orang.

Hal itu diungkapkan Plt Kadis Kesehatan Yefrinaldi melalui Kabid Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Radianti. Diantara upaya yang dilakukan untuk penanganan stunting tersebut mendistribusikan tablet tambah darah (TTD) kepada remaja putri dengan aksi bergizi di sekolah, berupa sarapan pagi bersama di sekolah serta pendistribusian TTD ibu hamil.

Di samping itu juga pendistribusian pemberian makanan tambahan (PMT) kepada balita gizi kurang, balita gizi buruk, balita stunting dan ibu hamil. Di samping itu juga dilakukan pemeriksaan lingkar lengan atas (LILA) dan indek masa tumbuh (IMT) pada ibu hamil.

Penyuluhan dan sosialisasi stunting kepada masyarakat, ASI ekslusif dan pemberian MP ASI. Dimana pelaksanaan aksi bergizi di masing-masing Posyandu dengan isi piringku, protein hewani cegah stunting. Penimbangan massal dan pendistribusian vitamin A setiap bulan Februari dan Agustus.

“Validasi data penimbangan dan intervensi balita dengan permasalahan status gizi dan pengentrian penimbangan rutin setiap bulan melalui aplikasi Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM),” ucapnya.

Hal senada diungkapkan Kepala Dinas Sosial P3APPKB Martin Effendi. Menurutnya, di Dinsos, salah satu upaya yang dilakukan adalah mencarikan bapak atau ibu asuh bagi penderita stunting.

Setidaknya saat ini susah ada sekitar 247 bapak atau ibu asuh anak stunting, terdiri dari Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan, Kapolres Dharmasraya AKBP Nurhadiansyah serta unsur Forkopimda lainnya. Ada juga pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), kepala SD dan SMP.

“Setiap hari kita mengupayakan angka dari bapak dan ibu asuh anak stunting tersebut harus bertambah. Sehingga makin banyak anak-anak stunting yang punya bapak dan ibu asuh,” jelasnya.

Bapak dan ibu asuh stunting tersebut setiap bulan akan memberikan bantuan asupan gizi atau makanan tambahan bagi penderita stunting. Sehingga diharapkan dengan adanya asupan gizi tersebut, berat badan penderita stunting akan bertambah.

“Jika berat badan sudah bertambah dan normal, maka tentu saja anak-anak stunting tersebut akan lepas dari kasus stunting. Dengan demikian kasus stunting tentu akan menurun,” bebernya.

Dikatakan Martin, saat ini pihaknya juga sudah menyurati pihak swasta seperti pihak perbankan dan pihak perusahaan lainnya termasuk anggota DPRD Dharmasraya untuk jadi bapak dan ibu asuh anak stunting.

“Bapak dan ibu asuh stunting tersebut sangat membantu dalam dalam perbaikan asuoan gizi penderita stunting. Dan anak-anak yang kita prioritaskan atau kita fokus mencarikan bapak atau ibu asuh bagi penderita stunting adalah bawah tiga tahun (Batita). Karena pada seribu hari kehidupan tersebut akan sangat menentukan sehat atau tidaknya anak-anak tersebut untuk ke depannya,” ucapnya. (elda)
 
Top