Padang, Lintas Media News
Dalam rangka memperingati HUT ke-111, PT Semen Padang menyalurkan bantuan tali asih kepada 111 anak yatim di Kota Padang.
Bekerjasama dengan Yayasan Mubarakah Yatama Peduli, bantuan tali asih berupa beras itu diserahkan oleh Direktur Operasi PT Semen Padang Asri Mukhtar kepada Ketua Yayasan Mubarakah Yatama Peduli, Rayusman, Senin (15/3/2021) sore.
"Semoga bantuan paket beras sebanyak 111 paket ini bermanfaat bagi anak yatim, khususnya anak yatim yang dibina Yayasan Mubarakah Yatama Peduli," kata Asri Mukhtar dalam sambutan penyerahan tali asih kepada 111 anak yatim yang digelar di Kantor Yayasan Mubarakah Yatama Peduli, Jalan Raya Lubuk Begalung.
Selain Asri Mukhtar, penyerahan tali asih itu juga dihadiri staf pimpinan PT Semen Padang, di antaranya Kepala Unit CSR Rinold Thamrin, Kepala Unit Humas & Kesekretariatan Nur Anita Rahmawati, Kepala Bidang Bina Lingkungan CSR, Maskur Rauf dan Staff Adm & Keuangan CSR Meli Agustini.
Asri Mukhtar menyampaikan bantuan tali asih berupa paket beras untuk anak yatim di Kota Padang ini, adalah sebagai bentuk rasa syukur perusahaan di usia 111 tahun ini. Dan angka 111, merupakan gambaran dari usia Semen Padang pada 18 Maret mendatang.
"Pemberian tali asih ini sebagai bentuk rasa syukur perusahaan. Karena di usia ke 111 tahun, Semen Padang tetap survive. Dan tentunya, Semen Padang mampu bertahan hingga saat ini karena adanya dukungan dan kerjasama seluruh stakeholder, termasuk masyarakat," ujarnya.
Oleh sebab itu, kata Asri, dengan adanya pemberian 111 paket beras sebagai tali asih kepada anak yatim, tentunya diharapkan dapat meningkatkan kontribusi perusahaan dalam pengembangkan sumber daya manusia di sekitar perusahaan, sehingga manfaat keberadaan perusahaan dapat terus dirasakan masyarakat.
Asri pun juga mengapresiasi Yayasan Mubarakah Yatama Peduli, karena yayasan dengan moto Gerakan Beras Yatim itu memiliki kekuatan sosial yang tinggi, yaitu memperhatikan anak yatim yang berada di rumah-rumah. Dan tentunya, gerakan dari yayasan ini harus didukung bersama-sama.
"Biasanya, bantuan untuk anak yatim itu disalurkan melalui panti asuhan. Kalau yayasan ini malah sebaliknya, yaitu memperhatikan anak yatim yang berada di rumah-rumah. Jadi, justru itulah perusahaan di usia ke-111 tahun ini, membantu anak yatim yang diperhatikan oleh Yayasan Mubarakah Yatama Peduli," bebernya.
Pada kesempatan itu Asri Mukhtar juga berpesan kepada anak-anak panti agar rajin sekolah, taat beribadah dan berjuang meraih asa setinggi-tingginya.
Kepala Unit CSR Semen Padang Rinold Thamrin juga mengapresiasi Yayasan Mubarakah Yatama Peduli, apalagi yayasan mengusung konsep pemberian bantuan yang tepat sasaran dan tentunya konsep tersebut, sejalan dengan Misi program CSR Semen Padang tahun 2021, dalam hal pemberian bantuan tepat sasaran.
"Semoga bantuan ini bermanfaat untuk anak yatim dan kami di CSR, juga berencana untuk membantu menyiapkan website dan data base untuk yayasan ini, dengan harapan agar program yayasan ini tidak berhenti pada bantuan beras untuk anak yatim, tapi juga pendidikan," katanya.
Ketua Yayasan Mubarakah Yatama Peduli, Rayusman, mengucapkan terimakasih kepada PT Semen Padang yang telah memberikan bantuan beras kepada 111 anak yatim binaannya. Semoga, Semen Padang yang merupakan kebangaan masyarakat Sumbar, terus maju dan berkembang.
"Terimakasih Semen Padang. Kami pengurus yayasan dan anak yatim binaan kami, mendoakan agar semen Padang terus maju dan berkembang, supaya bisa memberikan manfaat yang lebih luas lagi untuk masyarakat Sumbar, termasuk Yayasan Mubarakah Yatama Peduli," katanya.
Yayasan Mubarakah Yatama Peduli, lanjutnya, didirikan pada 13 November 2020 dan pendirian yayasan ini dilatarbelakangi oleh kesulitan ekonomi anak yatim akibat Covid-19. Namun sebelum didirikan pada November, dirinya bersama sejumlah pengurus yayasan sudah menghimpun donasi dari berbagai dermawan sejak Juli 2020.
Pendirian yayasan ini berawal ketika ia bersama beberapa Ketua RT di Kelurahan Padang Besi berdiskusi mengenai dampak Covid-19 di Masjid Khairul Ummah Padang Besi. Dan saat itu, beberapa Ketua RT menyampaikan bahwa ada anak yatim di Padang Besi yang tidak bisa beli beras akibat Covid-19.
"Mendengar informasi tersebut, hati kami bergejolak dan kami pun mencoba untuk menjalankan donasi melalui beberapa grup WhatsApp. Alhmadulillah, donasi terkumpul sekitar Rp30 juta. Donasi tersebut kami belikan beras untuk kami bagi kepada 443 orang anak yatim ketika itu. Masing-masing anak yatim mendapatkan 6 kg beras," ujarnya.
Hingga kini, tambahnya, Yayasan Mubarakah Yatama Peduli sudah mengelola sebanyak 817 orang anak yatim yang tersebar di 12 kelurahan di Kota Padang. Tiap bulan, ratusan anak yatim itu rutin mendapatkan beras 6 kg dari Yayasan Mubarakah Yatama Peduli.
"Gerakan beras yatim ini adalah suatu bentuk dakwah bagi kami. Anak yatim yang kami santuni adalah anak yatim dari keluarga kurang mampu yang ada di rumah-rumah dan bukan di panti. Untuk pendataannya, kami juga bersinergi dengan pihak kelurahan dan camat agar penyalurannya tepat sasaran," pungkasnya.
Penyerahan tali asih ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan HUT ke-111 PT Semen Padang pada (18 Maret 1910-18 Maret 2021). (*/b)
Sawahlunto, Lintas Media News
Fly Ash dan Bottom Ash (FABA) hendaknya dapat memberikan manfaat bagi masyarakat setelah diterbitkannya Peraturan Pemerintah (PP) 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang merupakan turunan dari UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, dimana didalamnya terdapat pengaturan tentang Pengelolaan Limbah B3 dan Non B3 dari kegiatan pembakaran batubara (FABA).
Heantomas Kepala Bidang Lingkungan Hidup Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, Pertanahan dan Lingkungan Hidup (PKP2LH) Kota Sawahlunto mengatakan, dengan keluarnya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021 maka PP nomor 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun tidak berlaku lagi. Peraturan Menteri LHK RI sebagai petunjuk teknis dari PP Nomor 22 Tahun 2021 sampai saat ini belum keluar oleh sebab itu kita tunggu sampai Permen LHK keluar.
“Kita berpikir positif FABA tidak lagi dikategorikan sebagai limbah B3 tapi sudah menjadi limbah non B3. Kalau kita merujuk kepada negara Jepang FABA tidak tergolong limbah B3 bahkan sudah dimanfaatkan sebagai bahan campuran pembuatan jalan dan bahan bangunan lainnya. Kita yakin setiap peraturan pemerintah tentu sudah berdasarkan kajian yang mendalam dari seluruh aspek lingkungan,” kata Heantomas saat ditemui di ruangannya, Senen (15/3).
Menurut Heantomas, sebelum keluarnya Permen LHK (Juknis) dari PP Nomor 22 Tahun 2021 diharapkan kepada penghasil FABA yaitu PLTU Sektor Ombilin untuk tidak mengeluarkan FABA secara bebas kepada masyarakat.
“Jika Permen LHK keluar maka masyarakat di sekitar PLTU Ombilin Sijantang Sawahlunto diharapkan dapat memanfaatkan Fly Ash dan Bottom Ash (FABA) atau limbah padat yang dihasilkan dari proses pembakaran batubara pada pembangkit listrik tenaga uap PLTU sebagai bahan baku pembuatan batako atau bahan bermanfaat lainnya,” harap Heantomas.
Ahmadi, Assisten Manager Sumber Daya Manusia (SDM) PLTU Ombilin mengatakan, penggunaan FABA untuk berbagai keperluan harus tetap menerapkan prinsip kehatian-hatian setelah adanya dorongan dan permintaan berbagai pihak untuk pengecualian FABA dari daftar limbah B3.
“Masyarakat tidak perlu khawatir lagi untuk memanfaatkan FABA untuk keperluan industri rumah tangga dan industri besar. Saya yakin pemerintah sudah melakukan kajian yang mendalam serta dibahas secara detail sehingga upaya pengecualian FABA sebagai B3 dan dapat memanfaatkan FABA untuk berbagai produk yang berdaya guna,” kata Ahmadi melalui telepon selulernya beberapa waktu yang lalu.
“Sebagai bentuk dukungan terhadap masyarakat, PLTU sudah mengusulkan program CSR pemanfaatan FABA menjadi produk batako dan sejenisnya dengan melibatkan Bumdes dan direncanakan dapat terealisasi tahun ini. PLTU Sektor Ombilin menghasilkan FABA 400 ton perhari,” sebutnya.
Menurut Ahmadi, FABA dapat dimanfaatkan sebagai bahan pendukung infrastruktur, baik jalan, batako, dan sebagainya. Sejak FABA itu dikeluarkan dari daftar limbah B3, maka pemanfaatannya harus ditingkatkan, kalau dulu orang ragu-ragu, ini izinnya bagaimana, transportasi bagaimana, dan apakah melanggar regulasi atau tidak,” ujar Ahmadi. (Nova)
![]() |
Hasil FABA dimanfaatkan untuk renovasi rumah di sekitar PLTU Tanjung Jati B. (foto:ist) |
Sawahlunto, Lintas Media News
PLN siap optimalkan pemanfaatan Fly Ash dan Bottom Ash (FABA) atau limbah padat yang dihasilkan dari proses pembakaran batubara pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) menjadi bahan baku keperluan sektor konstruksi dan infrastruktur, bahkan pertanian. Hal ini menyusul dikategorikannya FABA menjadi Limbah Non Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) sesuai Peraturan Pemerintah (PP) 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
“Di negara-negara lain, seperti Amerika Serikat, Jepang, Eropa, India dan beberapa negara lain hal ini bukanlah sesuatu yang baru dan mereka tidak memasukan FABA ke dalam kategori limbah B3,” tutur Executive Vice President Komunikasi Korporat dan CSR, Agung Murdifi.
Berdasarkan hasil uji laboratorium independen atas Toxicity Characteristic Leaching Procedure (TCLP) dan Lethal Dose 50 (LD50) yang sample-nya berasal dari beberapa PLTU, FABA yang dihasilkan tidak mengandung unsur yang membahayakan lingkungan.
Beberapa Laboratorium telah melakukan uji kimia dan biologi atas FABA, antara lain laboratorium Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara Kementerian ESDM bersama Laboratorium Pusat Penelitian Sumber Daya Alam dan Lingkungan (PPSDAL) Universitas Padjadjaran. Beberapa pengujian toxicology-pun menunjukkan bahwa abu batu bara (FABA) yang diteliti dapat dikategorikan sebagai limbah tetapi bukan B3.
Meskipun telah menjadi limbah non B3, seluruh syarat persetujuan lingkungan dipenuhi sesuai standar dan ketentuan Nasional yang telah mengacu pada standar prosedur internasional Best Available Techniques (BAT) dan Best Environmental Practices (BEP).
PLN memastikan tidak akan membuang limbah-limbah tersebut tetapi akan lebih mengoptimalkan pemanfaatannya, karena dapat memberikan nilai ekonomi atas limbah tersebut, terutama bagi masyarakat. PLN juga akan bekerja sama dengan banyak pihak, terutama UMKM untuk memanfaatkan lebih lanjut FABA yang telah dihasilkan sebagai limbah dalam proses produksi listrik.
“Kami telah melakukan berbagai uji coba dan mengembangkan agar FABA hasil pembakaran di PLTU bisa dimanfaatkan dan hasilnya sangat menggembirakan. FABA bisa dimanfaatkan untuk bahan penunjang infrastruktur seperti jalan, conblock, semen, hingga pupuk,” ungkap Agung.
Di PLTU Tanjung Jati B yang berlokasi di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, limbah FABA sendiri telah berhasil menjadi berkah bagi masyarakat sekitar. Berbekal izin dari Kementerian LHK, PLTU Tanjung Jati B menyulap FABA menjadi batako, paving dan beton pracetak yang digunakan untuk kegiatan CSR pembangunan rumah warga tidak mampu di sekitar pembangkit tersebut.
“Hasil olahan dari limbah FABA itu kami manfaatkan untuk merenovasi rumah di sekitar PLTU Tanjung Jati B,” kata Agung.
Sebagai gambaran, satu rumah bertipe 72 yang dibangun membutuhkan sekitar 1.600 batako yang menyerap 11 ton FABA untuk pembuatannya.
Sepanjang tahun 2020, PLTU Tanjung Jati B telah berhasil menyalurkan 115.778 buah paving dan 82.100 batako dari FABA untuk pembangunan infrastruktur. Setelah tahun lalu membukukan 15.241 paving dan 20.466 batako. “Terbaru kami salurkan sebanyak 32.600 buah paving untuk renovasi masjid Darul Muttaqin, Desa Kaliaman, Kembang, Jepara,” imbuh Agung.
Selain itu, di PLTU Asam Asam memanfaatkan FABA sebagai road base (lapisan jalan) dalam pembuatan akses jalan. PLTU Suralaya memanfaatkan FABA sebagai bahan baku batako dan bahan baku di industri semen. Sementara, PLTU Ombilin memanfaatkan FABA menjadi campuran pupuk silika.
“PLN yakin momentum ini sebagai era baru pengelolaan FABA. Memberi harapan baru pada infrastruktur lebih murah dan kualitas lingkungan yang lebih baik,” pungkas Agung. (nv'h/hms)
Padang, Lintas Media News
Setelah dua minggu mengikuti pembekalan ilmu mengenai pengembangan bisnis ayam petelur di Ganefa Farm, dua warga Mentawai yang dibina oleh Yayasan Semen Padang akhirnya kembali dijemput untuk melanjutkan program pembinaan yang mereka ikuti.
"Kami menguncapkan terima kasih yang teramat sangat kepada pemilik Ganefa Farm atas kesediaannya memberikan ilmu yang dimilikinya tentang bagaimana mengembangbiakan ayam petelur yang dalam rencananya juga akan dikembangkan oleh warga Mentawai binaan Yayasan Semen Padang," ujar Bendahara Yayasan Semen Padang saat berada di Ganefa Farm, Sabtu, 13 Maret 2021.
Ia menjelaskan, dalam mewujudkan program sosial yang telah dicanangkan oleh Yayasan Semen Padang, salah satu kegiatan dan program tersebut adalah melakukan pembinaan untuk melakukan usaha mandiri kepada warga dari Panti Asuhan di Sipora-Mentawai. Pembinaan itu dilakukan guna membantu masyarakat tersebut dalam mandapatkan penghasilan tambahan dengan menjalankan usaha peternakan ayam petelur.
"Ada berbagai program sosial masyarakat yang kami lakukan selain dihadirkannya Rumah Singgah bagi keluarga pasien Semen Padang Hospital asal luar Padang, salah satunya yakni pembinaan usaha mandiri untuk warga Mentawai yang berada di panti asuhan Hidayatullah. Melalui pembinaan ini, kami berharap agar pembinaan ini dapat memberikan manfaat kepada masyarakat yang berada di sana," kata pria yang akrab disapa Das ini.
Di sisi lain, Kepala Bagian SDM dan Umum Yayasan Semen Padang Defni Riza mengungkapkan, tidak hanya dibekali ilmu mengenai mengelola peternakan ayam petelur saja, dua warga Mentawai yang dibawa dari tempat tinggal mereka itu juga akan diberi ilmu mengenai pengembangbiakan pakan ternak ayam yang sedang banyak diterapkan saat ini, yakni "Maggot".
"Di dunia peternakan, faktor penentu keberhasilan industri peternakan adalah pakan. Pakan adalah asupan energi yang diberikan kepada hewan ternak secara berkala dan terjadwal. Pemberian pakan agar memberikan hasil yang maksimal haruslah mengandung gizi dan vitamin yang baik seperti : karbohidrat, protein, lemak, mineral dan vitamin. Namun, dalam proses pemberian pakan terhadap hewan ternak pun, kita tidak harus memberikan berupa pakan pabrikan. Pakan ayam alternatif protein tinggi dapat Ada dapatkan juga dari beberapa bahan pakan alternatif. Nah, kami memilih Maggot sebagai alternatif pakan bagi ayam petelur yang akan dikembangbiakan di Mentawai," ujar Defni.
Maggot, atau larva dari black soldier fly (BSF) atau biasa disebut lalat tentara hitam yang mempunyai nama ilmiah Hermetia Illucens adalah salah satu jenis lalat yang sangat sering dijumpai di berbagai tempat – tempat yang mengandung sampah organik. BSF ini adalah bukan lalat yang kotor maupun penyebab penyakit seperti lalat pada umumnya. Lalat ini adalah jenis lalat yang bersih dan dekat dengan manusia berdasarkan penelitian berbagai peternak di dunia dan memberikan banyak sekali manfaat.
BSF atau Lalat tentara hitam ini adalah salah satu dari sekian serangga unik yang mulai dipelajari bagaimana perilaku dan kandungan nutrisinya. Dalam penelitian para ahli Maggot BSF ini memiliki kandungan nutrisi yag sangat baik, berikut asam amino hingga kandungan proteninnya sangat melimpah dibandingkan dengan pakan pabrikan.
Selain itu, penggunaan Maggot BSF sangat direkomendasikan oleh sebagian besar peneliti besar di dunia, karena mempunyai banyak keuntungan seperti lebih ekonomis, ramah lingkugan dan berprotein tinggi. Jadi, budidaya Maggot BSF diyakini dapat mengurangi limbah organik yang berpotensi mencemari lingkungan dan membuat aroma yang tidak sedap, sehingga BSF mempunyai multifungsi yaitu menjaga lingkungan dan sebagai Pakan Ayam.
"Untuk mempelajari tentang perkembangbiakan tentang Maggot BFS ini, kami akan membekali ilmu kepada dua warga Mentawai binaan kami ke Bangkinang. Karena kebetulan di sana ada budidaya Maggot BFS sebagai pakan ternak yang telah berkembang cukup besar," jelasnya.
Di Bangkinang, dua warga Mentawai itu akan menetap selama beberapa hari sehingga benar-benar siap dan mantap untuk menerapkan ilmu yang didapatkannya saat telah di Mentawai.
Menurut Defni, ini baru sebagian proses dari terwujudnya pembinaan usaha mandiri kepada warga Mentawai yang ada di panti asuhan Sipora itu. Karena nanti akan ada pembuatan kandang ayam, pengurusan sumber pakan dan minum ayam dan lainnya.
Di sisi lain, selain pembinaan usaha mandiri kepada masyarakat Mentawai, Yayasan Semen Padang juga akan melakukan pembinaan dalam usaha pembuatan kue. Kegiatan itu dilakukan dalam upaya meneruskan kembali usaha dari warga Mentawai dalam pembuatan dan penjualan kue yang sempat terputus sebelumnya. "Kami berharap melalui berbagai pembinaan usaha mandiri yang kami lakukan dapat memberikan manfaat yang berlangsung lama bagi masyarakat Mentawai," tuturnya.
Sementara itu, pemilik Ganefa Farm, Zulkifli (68 tahun) menyampaikan rasa apresiasi kepada Yayasan Semen Padang atas program sosial yang dilakukan terhadap warga panti asuhan yang ada di Mentawai. Ia juga merasa senang karena telah berbagi ilmu dan pengetahuan mengenai pengelolaan peternakan ayam petelur kepada dua warga Mentawai yang akan mengembangkan usaha itu di tempat asalnya.
"Semoga ilmu yang didapatkan oleh dua warga Mentawai ini dapat bermanfaat dan diterapkan dengan baik, sehingga akan memberikan hasil yang bagus juga tentunya," ujar Zulkifli yang kerap disapa Pak Haji ini.
Zulkifli menceritakan, ia telah menjalankan usaha ayam petelurnya itu sejak 15 tahun yang lalu. Sebelum memulai bisnisnya tersebut, lanjutnya, ia merupakan pekerja di PT Semen Padang, namun setelah berdiskusi dan mendapat persetujuan dari istrinya, ia memutuskan untuk berhenti bekerja di BUMN terbesar di Sumbar tersebut. Kemudian, ia bersama adiknya memulai pengembangbiakan ayam petelur sebanyak 3.000 potong di lokasi yang cukup jauh dari keramaian, yakni di daerah wisata Air Terjun Sarasah, Limau Manis, Padang. Berkat usaha dan ketekunannya, kini ia telah berhasil memasok bisnis telur ayamnya hingga ke pulau Jawa. Bahkan, rata-rata ia telah mendistribusikan ayam dan telur-telurnya hampir ke seluruh daerah di Sumbar.
Oleh karena itu, ia juga berharap agar pembinaan yang dilakukan oleh Yayasan Semen Padang dapat dilaksanakan dengan maksimal guna mencapai target yang ingin dicapai. (*/b)