Padang, Lintas Media News
PT Semen Padang bersama Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Baznas Semen Padang, menyalurkan bantuan beasiswa berprestasi sebesar Rp467.850 ribu kepada 738 pelajar, mahasiswa, dan atlet berprestasi, Selasa (26/10/2021).
Bertempat di Gedung Serba Guna (GSG) PT Semen Padang penyerahan beasiswa dihadiri Direktur Utama PT Semen Padang Yosviandri, Kepala Departemen Komunikasi & Hukum Perusahaan Oktoweri, Kepala Unit CSR Rinold Thamrin, Kepala Unit Humas & Kesekretariatan Nur Anita Rahmawati , Kepala Pelaksana Harian UPZ Baznas Semen Padang Muhammad Arif, Ketua KAN Lubuk Kilangan Basri Datuk Rajo Usali, Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kota Padang Syafrizal Said.
Direktur Utama PT Semen Padang Yosviandri dalam sambutannya berharap agar pelajar dan mahasiswa yang mendapatkan beasiswa berprestasi ini dapat terus giat, semangat untuk belajar dan jangan menyerah, serta asah kemampuan dan teruslah berprestasi.
"Kepada penerima beasiswa, manfaatkanlah dana beasiswa berprestasi ini sebaik mungkin untuk kebutuhan pendidikan. Tetap semangat, dan teruslah rajin belajar supaya terus berprestasi," kata Yosviandri.
Ia mengatakan, penyaluran beasiswa untuk pelajar SD hingga Perguruan Tinggi itu, merupakan tanggung jawab sosial perusahaan dan juga wujud dari komitmen PT Semen Padang untuk meningkatkan pendidikan yang terus berkesinambungan.
"Dalam penyaluran beasiswa ini, PT Semen Padang juga bersinergi dengan UPZ Baznas Semen Padang, karena beasiswa berprestasi ini juga diserahkan kepada pelajar dan mahasiswa yang berasal dari keluarga kurang mampu," ujarnya.
Kepala Unit CSR Semen Padang Rinold Thamrin mengatakan, beasiswa berprestasi ini tidak hanya diserahkan kepada pelajar berprestasi dan kurang mampu, tapi juga kepada atlet binaan Forum Komunikasi Karyawan Semen Padang Group (FKKSPG) yang berprestasi.
"Ada 738 orang yang diberikan beasiswa. Rinciannya, 664 pelajar dan mahasiswa di Kota Padang, 24 orang atlet berprestasi binaan FKKSPG dan 50 orang pelajar dan mahasiswa di Packing Plant PT Semen Padang di Dumai, Riau," katanya.
Di Kota Padang, kata Rinold melanjutkan, sumber dana beasiswa berprestasi ini terbagi dua, yaitu PT Semen Padang dan dari UPZ Baznas Semen Padang. Dari PT Semen Padang, beasiswa tersebut disalurkan kepada 537 pelajar dan mahasiswa. Kemudian dari UPZ, disalurkan kepada 127 pelajar dan mahasiswa.
"Besaran beasiswa yang diterima oleh masing-masing pelajar dan mahasiswa ini pun berbeda-beda, tergantung tingkat sekolahnya. Untuk SD, masing-masing mendapatkan Rp400 ribu, SMP Rp500 ribu, SMA Rp750 ribu dan perguruan tinggi sebesar Rp1 juta," ujarnya.
Ketua KAN Lubuk Kilangan Basri Dt Rajo Usali mengapresiasi PT Semen Padang yang terus konsisten menyalurkan beasiswa berprestasi, meskipun di tengah pandemi saat ini. Karena menurutnya, beasiswa pendidikan ini selain memotivasi penerima untuk giat belajar, dan tentunya beasiswa ini juga dapat meringankan orangtua atau wali murid penerima beasiswa.
"Meski pandemi, PT Semen Padang tetap menunjukkan kepeduliannya terhadap pendidikan. Saya sebagai Ketua KAN, salut dan bangga terhadap PT Semen Padang. Kepada para penerima beasiswa dan orangtua atau wali murid, mari dukung kita doakan agar PT Semen Padang ke depan semakin baik dan semakin berkembang, karena manfaat PT Semen Padang ini untuk kita bersama," katanya.
Hal yang sama juga disampaikan Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kota Padang Syafrizal Said. Kata dia, tujuan PT Semen Padang menyalurkan beasiswa berprestasi ini sangat jelas, yaitu untuk memotivasi para pelajar dan mahasiswa agar terus berprestasi.
Untuk itu, ia berharap agar penerima beasiswa untuk terus konsentrasi dan fokus belajar, karena konsentrasi belajar dan fokus akan memberikan kehidupan yang lebih baik. "
Saat ini, boleh kita dianggap orang kurang mampu, tapi nanti kita akan keluar dari zona kurang mampu jika kita konsentrasi dan fokus belajar," katanya.
Gatri Handayana (22), salah seorang mahasiswi UNP yang menerima beasiswa berprestasi dari PT Semen Padang mengaku senang dan bersyukur atas beasiswa tersebut, karena dana beasiswa ini selain untuk dapat memotivasi diri, juga bermanfaat untuk membiayai kebutuhan kuliahnya.
"Alhamdulillah, saya bisa mempertahankan beasiswa dari PT Semen Padang, karena beasiswa ini rutin saya dapatkan 2 kali setahun sejak saya masih kelas IV SD. Dan tentunya, beasiswa dari PT Semen Padang ini bisa saya pertahankan, karena berkat beasiswa inilah saya terpacu untuk berprestasi. Bahkan sejak SD sampai SMP, saya selalu masuk 10 besar di kelas dan waktu SMA, masuk 5 besar," katanya.
Aulia Maulina, salah seorang pelajar kelas VIII SMP Negeri 14 Padang, mengaku baru pertama kali mendapatkan beasiswa dari PT Semen Padang. Dan tentunya, beasiswa ini sangat bermanfaat bagi dirinya, karena dapat meringankan beban orangtua dalam memenuhi kebutuhan sekolahnya.
"Ayah saya kerja kuli bangunan dan ibu tidak bekerja, hanya mengurus rumah tangga. Meski ini baru pertama kali saya raih, tentunya ke depan saya akan belajar lebih giat lagi, supaya beasiswa dari PT Semen Padang ini dapat saya pertahankan," katanya. (*/b/hms)
Padang, Lintas Media News
Dalam rangka Hari Dharma Karya Dhika (HDKD) 2021, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Padang hadir dalam Legal Expo yang dilaksanakan di Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Sumatera Barat pada Senin (25/10/2021).
Bertempat di Aula Pengayoman Kanwil Kemenkumham Sumbar, berdasarkan Surat Kepala Kantor Wilayah tanggal 22 Oktober 2021 Nomor: W3.UM.01.01 -654 perihal Pembukaan Legal Expo Dalam Rangka HDKD 2021, Kepala Lapas Kelas IIA Padang Era Wiharto ikuti Acara Pembukaan Legal Expo secara virtual melalui Zoom Meeting. Turut hadir dalam kegiatan ini Kakanwil Kumham Sumbar, R.Andika Dwi Prasetya, para Kepala Divisi Kumham Sumbar, Pejabat Administrator, dan seluruh Kepala Unit Pelaksana Teknis (Ka.UPT) dilingkungan Kanwil Kemenkumham Sumbar.
Dalam sambutannya, Kakanwil R.Andika menyampaikan kegiatan Legal Expo yang dilaksanakan selama dua hari yakni tanggal 25 -26 Oktober 2021 ini merupakan bukti keseriusan Kemenkumham Sumbar dalam berikan pelayanan prima bagi masyarakat. "Dalam kegiatan ini kita menghadirkan seluruh tugas dan fungsi yang ada di Kanwil Kemenkumham Sumbar mulai dari pelayanan hukum dan HAM, Imigrasi dan Pemasyarakatan. Didasarkan pada kebutuhan masyarakat kita membuka pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Hukum dan HAM gratis, Pengurusan Paspor Simpatik, Pengurusan SIM, Pendaftaran Perseroan Perseorangan, Pendaftaran Hak Cipta, Paten dan Merek dan Pelayanan Kenotariatan," jelas Kakanwil.
Selain itu, terangnya lebih lanjut, juga dihadirkan Pameran dan Penjualan Produk Hasil Karya Warga Binaan (makanan & craft), Hiburan dan Games (Penampilan Spesial Kreatifitas Kesenian WBP Sumbar), dan Bantuan Sosial berupa paket sembako dan kit new normal dengan menunjukkan kupon. Kegiatan ini terbuka untuk umum. Jadi, bagi masyarakat yang membutuhkan pelayanan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, silahkan mengunjungi stand pelayanan yang ada.
Sebagai salah satu UPT Pas yang terus menggiatkan berbagai kegiatan pembinaan bagi WBP, Lapas Kelas IIA Padang turut menghadirkan Kemandirian Produktif dari Seksi Kegiatan Kerja Lapas Kelas IIA Padang. "Hari ini kita menghadirkan berbagai produk hasil karya warga binaan pada kegiatan kemandirian produktif di Lapas Kelas IIA Padang seperti Acadas Bakery, anyaman lidi sawit, sandal hotel dan berbagai hiasan guci terbuat dari kertas," ungkap Kalapas Padang Era Wiharto.
Kalapas juga menyampaikan Legal Expo ini merupakan kesempatan untuk memperkenalkan produk hasil karya WBP ke masyarakat luar. "Semoga dengan adanya kegiatan Legal Expo ini selain memberi kemudahan layanan publik seperti pengurusan paspor, SIM, konsultasi hukum dan lain sebagainya sesuai tusi yang ada di Kanwil Kumham Sumbar, kegiatan ini diharapkan juga merubah stigma yang masih beredar di luar sana bahwa WBP di lapas khususnya di Lapas Kelas IIA Padang tidak bermalas-malasan tanpa melakukan sesuatu tetapi mereka menghasilkan sesuatu," jelas Kalapas Era Wiharto. (Rel/Ism)
Padang, Lintas Media News
Meski sering kali dicemooh karena kondisi ekonomi keluarga, tidak membuat Siska Hamdani menyerah. Anak penjahit pakaian itu berhasil mengubah nasibnya. Ia menapak tangga sukses dengan menyelesaikan PhD dan menjadi pejabat di perusahaan EDF (Électricité de France S.A) sebuah perusahaan utilitas listrik Prancis (semacam BUMN). Berikut succses story Siska Hamdani.
PADA medio 2000-an awal, Siska Hamdani bukan siapa-siapa. Wanita asal Nagari Guguk, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok, Sumatera Barat itu hanya seorang mahasiswi berprestasi di Akademi Teknologi Industri Padang (ATIP) yang mendapatkan beasiswa semester gratis dari Bumi Asih, karena meraih nilai IP rata-rata 3,98-4.0. Bahkan berkat kecerdasan yang dimilikinya, ia pun berhasil menamatkan kuliah dalam waktu 2,5 tahun dari rata-rata masa kuliah di ATIP 4 tahun.
"Saya tamat ATIP tahun 2002. Saya bersyukur bisa tamat dari ATIP dalam waktu 2,5 tahun dan selama kuliah saya gratis uang semester, karena dapat beasiswa dari Bumi Asih. Beasiswa itu didapat karena saya meraih IP tertinggi dari untuk semua jurusan di ATIP," kata Siska anak sulung dari tiga bersaudara pasangan Yulizar (69) dan almarhumah Yasma Erni itu.
Sebelum kuliah di ATIP, wanita kelahiran 25 Januari 1980 itu menempuh pendidikan SD 01 Jawi-jawi dan pernah meraih juara umum di sekolahnya. Tamat tahun 1992, Siska melanjutkan sekolah ke SMP 3 Gunung Talang. Di SMP, ia pun juara berhasil meraih juara umum dan juga sering dilibatkan pihak sekolah untuk mengikuti lomba P4 tingkat Provinsi dan lomba speech contest (lomba pidato) Bahasa Inggris.
Tamat SMP tahun 1995, Siska kemudian melanjutkan sekolah ke Kota Padang, yaitu di Sekolah Analisis Kimia Padang (SMAKPA). Di sekolah yang berada di bawah Kementerian Perindustrian itu, Siska pun juga mendapakan beasiswa gratis uang SPP, karena meraih juara umum sejak dari Catur Wulan III. Meski begitu, sekolah gratis di SMAKPA juga dicemooh orang kampung ketika itu.
"Ada beberapa orang kampung yang mencemooh orangtua saya. Mereka bilang ke orangtua saya, kalau saya tidak tahu diuntung sekolah di SMAKPA, karena di SMAKPA itu biaya sekolahnya mahal. Tapi orangtua tidak menjawab apa kata orang itu, dan mereka yang mencemooh itu juga tidak tahu kalau saya dapat beasiswa full sejak tahun kedua," ujarnya.
Siska mengatakan bahwa setelah tamat dari ATIP, ia banyak mendapat nasehat dari orang-orang hebat yang merupakan akademisi di Unand, seperti Prof. Dr.H. Novesar Jamarun, MS (Pembantu Rektor I Unand 2006-2010), Zam Sibar (dosen Jurusan Kimia Unand) dan alm. Rusdi Jamal yang pernah menjadi Wakil Rektor I Unand. “Mereka menyarankan saya untuk melanjutkan kuliah ke Universitas Gajah Mada (UGM). Dengan senang hati, saya pun kemudian mengikuti saran tersebut,” kata Siska yang dihubungi via WhatsApp.
Namun, upaya Siska untuk bisa kuliah terbentur dengan kondisi ekonomi orangtua yang pas-pasan, karena hasil dari pekerjaan sang ayah sebagai penjahit pakaian yang nyambi menjadi petani ladang itu, hanya mampu untuk biaya kebutuhan sehari-hari keluarga dan juga biaya sekolah dua orang adik-adiknya. Ditambah lagi adanya cemooh orang kampung terhadap keinginannya untuk melanjutkan kuliah S1 di UGM.
Meski begitu, Siska tak menghiraukan cemooh tersebut. Ia pun kemudian mencoba untuk meminta bantuan ke teman-temannya waktu sekolah di SMAKPA. Gayung bersambut, tiga orang temannya di SMAKPA bernama Ari Satriawan, Basri Hamdani dan Andre yang saat itu sudah bekerja di Jakarta, patungan untuk meminjamkan uang sebesar Rp4 juta untuk biaya masuk UGM.
Beasiswa dari PT Semen Padang
Tahun 2002, Siska pun masuk sebagai mahasiwi baru di jurusan Kimia Fakultas MIPA UGM. Di tahun kedua kuliah, Siska lagi-lagi dibentur persoalan ekonomi keluarga, karena orangtuanya tidak punya uang untuk bayar semester. Bahkan ketika itu, orangtuanya juga sempat mengajukan permohonan ke Pemda dengan membawa bukti hard copy IP 3,98 yang diraihnya. Tapi sayangnya, tidak dapat bantuan saat itu.
“Papa begitu sedih saat itu. Saya di tanah rantau ketika itu juga panik memikirkan uang kuliah. Setiap hari saya berdoa kepada Allah SWT agar diberi kemudahan,” ungkapnya.
Doa-nya dijabah Allah SWT. Ia mendapatkan beasiswa sebesar Rp1,2 juta dari PT Semen Padang dan dari dana beasiswa itu lah akhirnya Siska bisa membayar uang semesternya. Bukan kali itu saja, tapi PT Semen Padang juga memberikan beasiswa sampai Siska tamat kuliah pada tahun 2004.
“Total beasiswa yang saya dapatkan dari PT Semen Padang sebesar Rp2,4 juta. Beasiswa tersebut saya terima setiap semester. Bagi PT Semen Padang uang sebesar itu tidak ada apa-apanya, tapi bagi saya sangat luar biasa besarnya, karena berkat beasiswa itulah saya bisa menyelesaikan kuliah saya di UGM pada tahun 2004. Alhamdulillah, terimakasih PT Semen Padang atas kontribusinya. Kalau bukan karena bantuannya, belum tentu saya bisa bekerja dan menetap di Paris. Luar biasa efek dominonya,” kata Siska.
Kuliah di luar negeri
Setelah tamat dari UGM, Siska kemudian diterima bekerja di Buckman Laboratories (Asia) Pte Ltd, sebuah perusahaan multi internasional asal Amerika. Oleh perusahaan, ia ditempatkan sebagai Sales Technical Support untuk PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau selama 6 bulan. Kemudian di pertengahan 2005, ia pun mendapat tiga program beasiswa S2, yaitu beasiswa program program inpex scholarship di Jepang, beasiswa France Excellence di Ecole Nationale Supérieure de Chimie de Montpellier dan beasiswa dari Buckman Laboratories di Mervis Amerika.
Dari ketiga beasiswa tersebut, Siska pun mantap memilih beasiswa France Excellence, karena keahlian kimia di Prancis sangat terkenal di dunia. “Selain karena keahlian kimia Prancis sangat dikenal, motivasi saya kuliah di Prancis juga untuk ingin belajar bahasa Prancis, karena kalau untuk bahasa Inggris saya sudah fasih,” kata Siska.
Beasiswa France Excellence tersebut, katanya melanjutkan, tidak lah mudah untuk didapatkan. Karena beasiswa France Excellence itu diberikan kepada 150 orang di dunia dan dirinya merupakan satu-satunya dari Indonesia dan yang pertama mendapatkan beasiswa tersebut. Pada tahun 2007, ia pun berhasil mendapatkan gelar Master MSc.
“Begitu saya menerima beasiswa, saya juga sempat dicemooh oleh seseorang dari lembaga Prancis yang bekerja untuk membantu mahasiswa Indonesia. Mereka ketika itu memaksa saya untuk les bahasa Prancis 6 bulan, tapi saya tidak mau karena biaya lesnya mahal. Dan mereka juga tidak tahu kalau saya dapat summer class selama dua bulan belajar bahasa Prancis yang biayanya ditanggung oleh oleh Pemerintah Prancis,” katanya.
Setelah menyelesaikan program master di Ecole Nationale Supérieure de Chimie de Montpellier dengan skala 18,5 dari 20, pada tahun 2007 Siska kemudian melanjutkan progam PhD (setingkat doktor) Doctorat en physico-chimie des matériaux polymères atau spesialis bidang polimer untuk kabel tengangan tinggi di Université Montpellier II dengan disertasinya tentang silikon untuk aplikasi pada suhu tinggi seperti kabel keamanan. Bahkan, di Université Montpellier II, penelitian dasar terkait dengan pengisian mineral, mekanisme tahan api juga telah dipatenkan dan dipublikasikan.
Ada lima buku yang telah ditulis dan telah dipublikasikannya, serta juga beberapa paten yang telah dikantongi Siska selama menjalani studi PhD di Prancis. Di antaranya, Composition Aqueuse Ignifuge dari FR Paten Nasional Prancis, Fabric Comprising a transpoarent, fire-resistant coating dari European Worldwide Panten, dan Polystyréne Expancé Ignifiguré par Hydroxide d'Aluminium dari FR Paten Nasional Prancis.
“Program PhD itu juga merupakan beasiswa yang ditawarkan oleh orang Rusia di Université Montpellier II. Mereka menawarkannya, karena mereka tertarik dengan tesis saya, yaitu inovasi baru yang dapat dapat meluruskan rambut keriting orang Afrika,” bebernya.
Setelah menyelesaikan program PhD pada tahun 2011, Siska kemudian diangkat menjadi asisten dosen di laboratorium Université Montpellier II. Kemudian pada tahun 2014-2015, menjadi asisten dosen Ingénierie des Matériaux Polymères à l’INSA de Lyon, yang merupakan pusat polimer nomor satu di Prancis. Setelah di de Lyon, Siska kemudian bekerja di Research And Innovation Engineer dari Maret 2015- Juli 2018. Dan, sejak Oktober 2018 sampai sekarang, Siska bekerja di EDF dan ditempatkan sebagai spesialis polimer di EDVANCE yang merupakan anak perusahaan EDF..
Kini, Siska tinggal Kota Versailles, dekat Paris, Prancis, dan telah menikah dengan ahli IT di perusahaan Saint Gobain untuk Aerospace, dan juga seorang muallaf berkebanggsaan Prancis bernama Jerome pada Desember tahun 2009 di kampung halamannya Nagari Guguk, Kabupaten Solok. Dari pernikahannya, Siska-Jerome dikaruniai dua orang anak yang masing-masing bernama Sileana Nilam (9 tahun), dan Emili Intan (2,5 tahun). Meski sudah belasan tahun di Prancis, Siska pun hingga kini masih tetap berstatus sebagai warga kebangsaan Indonesia (WNI).
“Sampai sekarang ini saya masih megang paspor hijau. Meski lama di Prancis dan anak saya juga sudah sekolah di Prancis, sampai sekarang tidak terpikir untuk menjadi warga negara Prancis, karena kalau menjadi warga negara Prancis, status sebagai WNI akan hilang. Tapi sebaliknya, di Prancis ini seorang WNI tidak akan berpengaruh kalau lama-lama menetap di Prancis. Saya di Prancis bayar pajak, dan saya juga punya kartu residence Prancis yang masa berlakunya 10 tahun. Kemudian, juga aneh rasanya kalau kita pulang kampung ke Indonesia, tapi minta Visa,” ujarnya.
Kemudian ketika ditanya apakah pihak Indonesia pernah menawarkan untuk pulang ke Indonesia dan dijanjikan pekerjaan, Siska pun mengatakan bahwa sudah ada beberapa kali tawaran menjadi dosen, yaitu dari Universitas Bina Nusantara (BINUS) dan UGM. Di BINUS, tawaran tersebut langsung datang dari Rektornya. “Sedangkan di UGM, tawaran itu dari pembibing saya waktu kuliah di UGM. Namun karena saya punya penyakit autoimun sejak 2006, makanya tawaran itu saya tolak,” katanya.
Selain autoimun, sebut Siska, matanya juga sudah rabun. Bahkan kalau pulang kampung, dia pun kadang dibilang sombong, padahal dirinya tidak bisa melihat orang dengan jelas, kecuali jarak dekat, misalnya sekitar 10-15 meter. Kalau lebih dari itu, agak samar pandangannya. Biaya pengobatan di Indonesia juga mahal. Sedangkan di Prancis, biaya medical ditanggung pemerintah.
“Kemudian kalau untuk kerja pun di Prancis juga tidak masalah. Di Prancis, toleransinya tinggi, karena yang mereka inginkan itu hanya hasil. Jadi, itulah sebabnya kenapa sampai sekarang ini saya memilih untuk menetap di Prancis ini, meskipun awalnya saya tidak ada niat sedikitpun untuk menetap di Prancis. Namun begitu, saya rutin pulang kampung sekali setahun, kecuali sejak pandemi Covid-19 ini,” ujarnya.
Di akhir percakapan via whatsapp, Siska pun menitip pesan kepada anak-anak Sumbar dan para penerima beasiswa dari PT Semen Padang khususnya, bahwa kesuksesan yang diraih saat ini, tidak terlepas dukungan banyak pihak dan doa dari orangtua.
“Teruslah rajin, giat belajar dan kejar cita-cita mu. Jangan pernah menyerah dan tidak usah dihiraukan apapun ocehan dan celaaan orang lain terhadap diri mu, karena sesungguhnya saingan terberat itu adalah diri mu sendiri. Saya harap, pesan ini dapat memotivasi adik-adik saya yang mendapatkan beasiswa dari PT Semen Padang,” katanya.
Dihubungi terpisah Yulizar, ayah dari Siska, mengaku bersyukur dan bangga atas kesuksesan anak sulungnya itu.
Ia dan istrinya sempat melarang Siska untuk melanjutkan kuliah ke Prancis, karena penghasilan Siska saat bekerja di perusahaan Amerika setelah lulus dari UGM sangat besar, sekitar 1000 US Dollar. Di tambah lagi Siska yang saat itu masih berstatus lajang, tentunya sebagai orangtua ia dan istrinya khawatir membiarkan anaknya seorang diri terpisah jauh di eropa. “Karena Siska tetap gigih pada pendiriannya, saya dan mamanya merestui keingingan Siska untuk kuliah di Prancis,” kata Yulizar.
Ia mengungkapkan, awalnya terasa berat melepas Siska kuliah ke Prancis, namun karena tekad anaknya itu untuk melanjutkan pendidikan sangat kuat, mau tidak mau ia sebagai orangtua tentu harus memberikan izin. “Apalagi ini untuk masa depannya Siska. Karena bagi saya sebagai orangtua, kami tidak ingin anak-anak hidup susah. Cukup kami sebagai orangtua yang merasakannya,” tutur Yulizar seraya mengungkapkan mamanya Siska sudah almarhum, beliau meninggal karena sakit pada tahun 2012 silam.
Kesuksesan yang diraih Siska kini turut dirasakan oleh keluarganya di kampung. Bahkan, Siska pun juga telah memberangkatkan kedua orangtuanya naik Haji ke Mekkah pada tahun 2010 dan juga ikut membantu membiayai kuliah adik bungsunya bernama Andam Sari (27) di UGM. Ibaratnya, Siska ini pambangkik batang tarandam (membangkitkan marwah/kehormatan) di keluarga. Karena berkat kerja kerasnya, adiknya juga bisa kuliah ke UGM, dan alhamdulillah juga memberangkatkan saya pergi Haji. Bahkan, Siska juga meronvasi rumah di kampung,” pungkas Yulizar. (*/b/hms)
Padang.Lintas Media.
Tuntut janji Presiden Jokowi, Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi BEM- Sumbar kembali menyalurkan aspirasinya kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumbar,Jumat (22/10/2021).
Salah satu tuntutannya adalah masalah pemberantasan korupsi pemerintahan Jokowi- Amin. Berdasarkan informasi adanya dugaan penyalahgunaan wewenang kepala daerah di Sumatera Barat, namun belum ada kejelasannya.
“Kita atas nama mahasiswa menuntut pemerintahan Jokowi – Amin bertegas dalam pemberantasan korupsi, khusus di Ranah Minang sesuai filosofi ABSSBK,” ujar salah seorang orantor aksi Aliansi BEM Sumbar di DPRD Sumbar, Jumat, 22 Oktober 2021.bar Arkadius Intan Bano mengatakan, pihaknya mengapresiasi aksi mahasiswa, karena sebelum menyampaikan aspirasi melakukan shalat berjamaah. Sesuai filosofi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABSSBK).
“Kita akan menyampaikan tuntutan adek- adek mahasiswa kepada pimpinan DPRD Sumbar. Kita sudah mendapatkan arahan dan diketahui ketua DPRF Sumbar untuk menemui adek- adek dan kita akan memfasilitasi mahasiswa ketemuan dengan Ketua DPRD Sumbar, 3 November 2021,” ujar Arkadius.
Menurut Arkadius, pihaknya mengapresiasi kepada polri dan Binda telah berkerjasama dalam mengawal dan mengamankan aksi mahasiswa berjalan damai dan lancar.
“Insya Allah, Saya akan meyakinkan ketua DPRD Sumbar untuk menerima aliansi BEM Sumbar berjumpa Ketua, Hidup Mahasiswa, ” teriak Arkadius disambut tepuk tangan mahasiswa. (Sri)