Latest Post

50Kota Advertorial DPRD Kab. Banyuasin Advertorial DPRD Lahat Advertorial HUT ke-153 Kabupaten Lahat Advertorial Meranti Advertorial Pemkab Lahat Advertorial Pemkab Musi Rawas Advertorial Pemko Lubuklinggau Advertorial Pemko Pagar Alam Agam AROSUKA Bank Nagari Bantaeng Batusangkar BAWASLU SUMBAR Bengkalis BENGKULU BI Sumbar Bogor Bukittinggi Dewan Pers Dharmasraya DPRD Bengkalis DPRD Dharmasraya DPRD Kepulauan Meranti DPRD Kota Padang DPRD OKI DPRD Padang DPRD Padang Panjang DPRD Pessel DPRD RI DPRD Solok DPRD SUMBAR FJPI Sumbar HPN 2022 Jakarta Jawa Barat Kab.Dharmasraya Kabupaten Dharmasraya Kabupaten Kepulauan Meranti Kabupaten Lahat Kabupaten Solok KADIN SUMBAR kambang Kayu Agung Kepulauan Meranti Kota Padaang Kota Padang Kota Pagar Alam Kota Pariaman Kota Solok Kotapariaman KPU KPU Sumbar Lampung Lampung Timur lanud Sut Lanud Sud Lanud Sultan Sahrir Lanud Sultan Syahrir Lanud Sultan Syahrir Padang Lanud Sultan Syarir Lanud Sur lanud Sut Limapuluh Kota Liputan Lubuk Linggau Mentawai Meranti Miranti Muba Banyuasin Muratara Musi Rawas Nagari Lurah Ampalu Nasdem Sumbar Nasional Ogan Ilir Ogan Komering Ilir (OKI) OKI Opini Padang Padang Panjang Padang Pariaman Padangpanjang Painan Pariaman Parit malintang PARIWARA Pariwara DPRD Padang Panjang Pariwara Pemkab Solok PARIWARA PT Semen Padang Pasaman Pasaman - Pasaman Barat Pasaman Barat Pasbar Payakumbuh PDAM Padang Panjang Pekanbaru Pemkab Bengkalis Pemkab Lahat Pemkab Solok Pemko Padang Pemko Sawahlunto Pemko Solok Pemprov Sumbar Pemrov Sumbar Penas XVI KTNA Pertamina Pesisir Selatan Pessel PLN PMI Sumbar Polda Bali Polda Sumbar Polri Provinsi Bengkulu PT.ITA PT.Semen Padang PWI PWI Sumbar Redaksi Redaksi 2 Riau Sawahlunto Selat panjang Semen Padang Semen Padang.. Sijunjung SMSI Solok Solok Selatan Sumatera Barat Sumbar Sumsel sungai sarik TANAH DATAR Tanahdatar TSR III Pemkab Dharmasraya Tua Pejat Tulisan walikota solok




Padang,Lintas Media News.

Guna meningkatkan kulitas belajar siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) dibidang Teknik Informasi Komputer (TIK),SMA Adabiah  Padang akan membangun labor komputer, pembangunan tersebut diharapkan selesai pada tahun 2019 ini.

Hal itu disampaikan Kepala Sekolah SMA Adabiah Hj.Siti Bahari Spd.MM pada Lintas Media di ruangan kerjanya SMA Adabiah Padang,sehubungan adanya rencana pembangunan labor komputer di pelataran parkir samping Labor yang ada sekarang.

 Adanya rencana pembangunan labor tersebut menurut Siti Bahari karena,Labor yang ada sekarang dipakai untuk semua siswa Adabiah,dari tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai SMA secara bergantian.Pemakaian secara bergantian tersebut,tentu hasilnya tidak maksimal.

"Pembagunan labor tersebut membutuhkan dana sebesar Rp. 1 miliar, kita berharap adanya alokasi anggaran untuk melancarkan pembagunan labor.
Salah satu sumber dana yang diharapkan oleh pihak sekolah adalah dana aspirasi dewan (pokir), namun saat ini masih memenunggu"jelas Siti.

Gedung labor komputer tersebut direncanakan akan dibangun dua lantai dengan 10 ruangan, dilengkapi komputer sebanyak 360 unit, untuk satu ruangan ada 36 unit sesuai dengan banyak murid pada satu lokal.Kata Siti.

Siti Bahari menambahkan, kegunaan labor komputer itu,tidak hanya untuk persiapan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), namun  juga untuk ruang belajar komputer bagi siswa, seperti diketahui TIK merupakan unsur penting dalam era globalisasi, oleh sebab itu para siswa butuh dipersiapkan.

"Selama ini SMA swasta sulit mendapatkan alokasi anggaran dari pemerintahan daerah, untuk itu,saya selaku Kepala Sekolah sangat berharap adanya dana bantuan khusus dari pokok_pokok pikiran (pokir) anggota dewan untuk pembangunan Labor ini, " harap Siti Bahari.

Sementara, Wakil Ketua prasarana  Masril mengatakan, sekarang memang ada labor komputer namun keadaanya telah tidak sanggup menampung para siswa sehingga, butuh ruang tambahan untuk belajar dan dipakai untuk ujian. Sekarang duduk para siswa sudah bersempit sempitan,  jika dipakai untuk ujian tidak layak.

Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi V DPRD Sumbar Amora Lubis , mengungkapkan. Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda)  tentang  Penyelenggaraan Pendidikan yang sedang dibahas sekarang akan mengakomodir kebutuhan SMA/SMK swasta yang ada di Sumbar.

 “ Sekolah swasta juga memiliki peran strategis dalam dunia pendidikan, jika SMA/SMK negeri tidak mampu menampung siswa maka lembaga swasta merupakan alternatif untuk menerima pelajar,” jelas Amora.

Ketika Ranperda ini telah disahkan maka kebutuhan SMA swasta seperti buku-buku dan mobilier sekolah dapat dianggarkan oleh pihak Provinsi. Tidak hanya itu, peningkatan kapasitas guru juga akan diakomodir, hal ini  sesuai dengan kekuatan keungan  daerah. Hal yang paling penting, ungkapnya, revitalisasi gedung juga dapat diakomodir dengan mekanisme yang berlaku.

“ Banyak juga SMA swasta membutuhkan revitalisasi namun mereka seolah berusaha sendiri, dengan adanya Perda ini akan meringankan beban sekolah tersebut,” kata Amora.(Sri)





Padang,Lintas Media.
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo akan makan bajamba di Padang dengan masyarakat ranah minang pada acara puncak hari Kesatuan Gerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (HKG-PKK) tingkat nasional ke 47 tahun 2019.

“Presiden Jokowi dijadwalkan akan hadir untuk membuka pada puncak HKG-PKK  pada 25 Juli 2019, dan makan bajamba  di lapangan RTH Imam Bonjol yang akan didampingi Kemendagri, Gubernur dan DPRD provinsi, TP PKK pusat, provinsi dan kabupaten/kota, serta kepala dinas  Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) se Indonesia juga akan hadir,” sebut Ketua Umum Penyelengga HKG-PKK tingkat Nasional 2019, Alwis, Rabu (30/1/2019).

Alwis juga menyampaikan kegiatan HKG-PKK ini akan diawali dengan pameran produk UP2k PKK pada Rabu 24 Juli . Lomba simulasi 10 program PKK, gala dinner dan penyerahan hadiah kepada pemedang lomba. Kemudian pada Kamis 25 Juli dilaksanakan puncak peringatan HKG-PKK ke 47, jamuan makan bajamba, lomba bermain peran 10 program PKK dan fashion show baju adat dari seluruh daerah di Indonesia.

“Kemudian pada Jumat 26 Juli 2019 diadakan seminar nasional PKK, dan festival memasak rendang. Pada Sabtu 27 Juli usai penutupan HKG-PKK akan dilanjutkan dengan kegiatan widyawisata. Para tamu dan undangan akan diajak untuk berwisata ke Mandeh, di Pesisir Selatan dan ke Bukittinggi,” jelas Sekrerataris Daerah Provinsi Sumbar tersebut.

Dijelaskannya,  pada HKG-PKK tingkat nasional  tahun 2019 pada 24 Juli sampai 27 Juli 2019  yang dipusatkan di lapangan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Imam Bonjol tersebut , tak hanya sejumlah pejabat penting dari kabupaten/kota, provinsi, dan nasional yang hadir di Sumbar, diperkirakan undangan yang datang sekitar 5000 pengurus PKK se Indonesia ikut hadir.

“Kegiatan merupakan event nasional dari Ketua Tim Penggerak PKK, Buk Nevi Zuairina Irwan Prayitno, Karena ini iven nasional, tentunya akan banyak orang yang hadir ke Sumbar. Dan kegiatan ini tentunya akan berdampak terhadap promosi wisata dan  perekonomian UKM masyarakat kita dari ribuan peserta yang hadir,” ungkapnya.

Sementara itu, terpisah Ketua I HKG-PKK nasional 2019, Ny Nevi Zuairina menyebutkan  dalam persiapan kegiatan berskala nasional ini berbagai rapat persiapan telah dilakukan. Diantaranya pada 22 Januari dan 29 Januari lalu di Jakarta yang  juga dihadiri Ketua PKK pusat, Istri Mendagri, dan Kepala Dinas PMD Sumbar .

“Penetapan Sumbar sebagai tuan rumah pelaksanaan peringatan HKG-PKK nasional ke 47 tahun 2019 telah ditetapkan  sejak 13 Juli 2017 berdasarkan surat Kemendagri nomor : 411.4/3169/SJ ,” terangnya.

Ditambahkannya,  pada rapat di Ditjen Bina Pemdes bersama TP-PKK pusat yang dilaksanakan pada 22 Januari kemarin, berbagai rangkaian kegiatan untuk dilaksanakan sejak tanggal 24 sampai 27 Juli tersebut. Diharapkan kegiatan peringatan HKG-PKK nasional bertujuan untuk semakin memasyarakatkan gerakan PKK ini dapat berjalan dengan lancar.

“Kegiatan ini juga bertujuan untuk  memperkenalkan dan mempromosikan berbagai seni kerajinan PKK, makanan khas Sumbar, sehingga ikut berdampak terhadap meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan kegiatan ini diharapkan tim penggerak PKK dan kader PKK dapat aktif dalam mendukung kebijakan pemerintah dalam pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga,” pungkas Nevi Zuairina Ketua TP PPK Sumbar.(rel/st)







Solok ,Lintas Media News.

Perlu ada sosialisasi terpadu Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) dilingkungan masyarakat kita. Ada permasalahan sosial kemasyarakatan yang saat ini  perlu perhatikan serius, seperti narkoba, LGBT dan kebiasaan merokok yang saat ini sudah pada titik mengkawatirkan di Sumbar.

Hal ini disampaikan Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit membuka Rakor Kesehatan Kabupaten/Kota se Sumatera Barat, di ruang rapat BAPPEDA kota Solok, Rabu (30/1/2019).

Lebih lanjut Wagub Nasrul Abit menyampaikan, hal yang kecil saja, kita bisa hidup sehat di mulai dari Kawasan Tanpa Rokok (KTR),  sudah hampir daerah memiliki Perda tentang Rokok, tentunya saya berharap kota solok segera memiliki Perda Rokok, sekurang-kurangnya peraturan Walikota.

Dan seharus sosialiasasi rokok ini bagaimana jumlah perokok dapat berkurang, sekarang jumlah perokok di Sumbar ada 38 persen. Ini jumlah yang cukup besar, dari 10 orang ada  4 yang perokok. Dan dari data nasional Sumbar menempati rangking ketiga nasiinal jumlah perestase masyarakat perokok.

Untuk itu mesti ada upaya nyata menguranginya dengan mengadakan tempat-tempat yang dilarang merokok seperti, Sekolah, tempat ibadah, fasilitas pelayanan kesehatan, tempat bermain anak, angkutan umum, tempat umum dan tempat kerja, himbau Nasrul Abit.

Wagub Nasrul Abit juga menyampaikan, guna menumbuhkan sinegritas pembangunan sektor pelayanan kesehatan di Provinsi Sumatera Barat, Dinas kesehatan (Dinkes) Sumatera Barat dirasa perlu mengelar Rapat koordinasi pembangunan kesehatan antar kabupaten/kota sebagai upaya evaluasi dan mencari solusi dari persoalan yang ada dimasing-masing daerah.

Rakor ini amat penting, karena saat ini masalah sosial kemasyarakatan yaitu masyarakat kita tengah mengalami perubahan pola penyakit transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian akibat penyakit tidak menular (PTM) seperti stroke, jantung, diabetes dan lain-lain.

Ada tiga hal yang perlu kita benahi dalam pembangunan kesehatan yaitu, masalah pemerintahan, masalah ekonomi dan pembangunan dan masalah sosial kemasyarakatan, kata wagub.

Nasrul Abit juga menyampaikan, masih rendah terhadap pemahaman imunisasi untuk mencegah Measless Rubella (MR) di Sumbar masih menimbulkan pro dan kontra di tengah masyarakat.

Namun kita tetap menegaskan bahwa imunisasi untuk mencegah MR tetap dilanjutkan, namun tidak ada paksaan bagi orang tua untuk melakukan imunisasi, menurut MUI secara islam hukumnya mubah, namun dibolehkan karena alasan sebab kedaruratan, ujarnya.

Walikota Solok yang diwakili Sekda Kota Solok juga menyampaika, kegiatan Rakor Pembangunan Kesehatan ini baru yang pertama diadakan di Sumbar, dan ditempatkan di Kota Solok, ini adalah perubahan yang sangat bagus untuk mensosialisasikan kegiatan kesehatan ini.

Kita sependapat dengan saran dari Wakil Gubernur, agar setiap Rakor dapat diadakan bergiliran disetiap daerah. Yang pada intinya ini bagian dari kebersamaan memajukan pelayanan kesehatan masyarakt di Sumatera Barat, ujarnya

Sekda Solok juga mengatakan, program Germas harus dilaksanakan oleh semua stakeholder terkait. Ini adalah program nasional yang telah dicanangkan oleh Presiden Republik Indonesia, dalam meningkatnya pembiayaan pelayanan kesehatan yang harus ditanggung oleh masyarakat dan pemerintah.

Karena menurunnya produktivitas masyarakat, menurunnya daya saing yang pada akhirnya mempengaruhi kondisi sosial ekonomi masyarakat kita, terangnya.

Hadir dalam kesempatan itu Walikota Solok Zul Alfian, Sekdako, Kadis Kesehatan Sumbar, Kepala RSUD Moh. Natsir Solok, Kadis Kesehatan kabupaten / kota  serta jajaran oejabat Dinak Kesehatan Sumbar. Dalam catatan panitia hanya dua Kabupaten yang tidak hadir Mentawaii dan Pasmaan Barat karena ada kegiatan lain di daerah. (rel)









Padang,Lintas Media News.

 Sumatera Barat sudah empat kali mendapatkan penghargaan berturut-turut se Indonesia dari Pemerintah pusat urutan kedua dalam bidang Kehutanan dan Lingkungan, di bawah provinsi Jawa Timur. Ini membuktikan Sumbar terbaik dalam menjaga hutan konservasi, menjaga ekosistem, habitatnya terjaga dan pengembangan hutan lebih dari 52 persen dari lahan yang ada.

Hal ini diungkap Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno dalam sambutan sekaligus penutupan KPPBI kelima, di Convention Halo Universitas Andalas Padang, Selasa (29/1/2019).

Lebih lanjut Irwan Prayitno mengatakan.Peneliti dan pencinta burung banyak manfaatnya untuk kita melestarikan alam.

Konferensi ini dilaksanakan sebagai ajang tukar menukar informasi terkini tentang perburungan di Indonesia, dan pengembangan ilmu pengetahuan tentang burung di Indonesia, serta memperluas jejaring guna menyelamatkan keberadaan burung di Indonesia.

"Saya bangga dan memberikan apresiasi yang tinggi kepada peneliti dan pemerhati burung yang selalu berkumpul setahun sekali untuk terus berupaya menjaga pelestarian alam khususnya habitat burung," ujarnya.

Gubernur menyampaikan, bahwa dengan hadirnya para ahli dan praktisi burung di seluruh Indonesia, dan beberapa dari luar negeri juga hadir, serta akademisi juga peneliti burung dari Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB), Profesor Ani Mardiastuti di konferensi ini, berharap dapat memberikan pembelajaran penting bagaimana cara pelestarian habitat burung.

Hadir dalam acara tersebut Presiden Perhimpunan Ornotolog Indonesia, Dr. Ignatius Pramana Yuda, dan undangan sebagai peneliti dari negara Australia, Amerika, Belanda, dan Jerman. Mereka berdiskusi dan memperluas jejaring guna menyelamatkan keberadaan burung di Indonesia, selain itu ada juga peneliti burung dari Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB), Profesor Ani Mardiastuti, Institut Pertanian Bogor, LIPI, Universitas Padjajaran, Universitas Atmajaya Yogyakarta, dan undangan lainnya dengan jumlah peserta sekitar 200 orang yang hadir.(rel)



Wisata religi adalah wisata yang bertujuan untuk memperkaya wawasan keagamaan dan memperdalam rasa spiritual. Ini kesimpulan yang bisa disepakatai terkait pengertian wisata religi.
Adapun asal usul dari wisata religi, entah siapa yang membuat dan  mempopulerkan. Namun yang jelas, belakangan ini wisata religi menjadi tren baru yang digandrungi banyak orang.
Secara tiba-tiba istilah “wisata religi” menjadi semacam kesepakatan yang tak terkatakan. Namun diakui berbagai kalangan, mulai dari para penyedia armada wisata, pengelola kawasan ziarah wali, tokoh-tokoh masyarakat, dan masyarakat umum, baik pedesaan maupun perkotaan, mengakui bahwa wisata religi itu punya daya tarik tersendiri.
Potensi Wisata Religi Darul Ulum.
Ponpes Darul Ulum Padang Magek memiliki sejumlah situs ziarah, yang mampu memperkuat wisata religi di Kabupaten Tanah Datar, Sumbar. Hal ini bisa dilihat melalui sejumlah agenda peribadatan rutin tahunan maupun yang bersifat khusus, memiliki nilai  tersendiri, yang mungkin tidak dijumpai di tempat lain.
Seperti terlihat di sekitar pondok ini, ada makam para wali atau orang keramat: makam Ungku Alirumin di tampat koto, makam Ungku Ibrahim di tampat ateh duyan, makam Ungku Angin di tampat surau baru, makam Ungku Nuwar di tampat ateh duyan yang belakangan ramai dikunjungi peziarah. Semua tempat ini bisa ditempuh dalam waktu 15 menit jalan kaki.
Sementara itu, dalam pengembangan konsep wisata religi Pondok Pesantren Darul Ulum, nantinya akan melibatkan  para kiai dan santri yang siap membantu masyarakat mendalami ilmu Al-Qur'an, hadits, tafsir, filsafat, dan lain sebagainya.
Kini Pesantren Darul Ulum telah mempersiapkan takhasus atau kelas-kelas khusus untuk belajar agama. Dalam hal ini  pelajaran dan kedisiplinan pesantren pun turut diperketat. Semua itu dipersiapkan untuk melayani wisatawan religi yang akan berkunjung.
Wisata religi di Ponpes Darul Ulum ini  juga memiliki beberapa alternatif waktu kunjungan, antara lain malam Rabu berbentuk zikir bersama, malam Jum'at wirid yasinan dan malam Ahad muhadarah santri.
Bagi masyarakat yang ingin belajar lebih dalam tentang ilmu keagamaan  bisa mondok (bermukim) di pesantren. Termasuk yang mendalami ilmu tasauf (tarekat syatariah) ditentukan saatnya dengan kesepakatan.
Berkunjunglah ke Darul Ulum.
Sebagai lokasi wisata religi di Tanah Datar, untuk mengunjungi  Ponpes Darul Ulum, Padang Magek, tidaklah sulit. Jalanan pun bagus dan mulus.  Jika kita dari Padang Panjang ambil jalan arah ke Batusangkar. Nanti sampai di Simpang Manunggal Lima Kaum, ambil jalur kanan.
Setelah itu ada simpang empat, ambil lagi ke kanan. Terus saja. Nanti tiba di Pasar Rambatan ada simpang tiga. Ambil lagi ke kanan menuju Guguk Gadang, Padang Magek. Jumpa simpang empat, ambil kanan lagi. Di sinilah Darul Ulum berada.
Sepanjang jalan tadi pengunjung akan menikmati pemandangan alam yang indah. Mulai dari penurunan  Batipuh ke Kubu Kerambil. Pendakian ke Nagari Sabu, Sikaladi sampai Pariangan desa terindah di dunia. Turun lagi ke Simabur, Sawah Tangah hingga Cubadak, Supanjang.
Sepanjang jalan pemandangan menyejukan mata. Mata pengunjung akan dimanjakan lagi dengan pemandangan sawah yang luas bertumpak tumpak ketika melintas Lima Kaum ke Rambatan terus ke Padang Magek.
Jika pengunjung datang dari arah Solok atau pun dari Padang Panjang memilih jalan Ombilin, maka terus saja jalan arah ke Batusangkar. Nanti di puncak pendakian ada simpang empat, yang disebut Simpang Gobah, Padang Magek, ambil jalan ke kiri, terus saja sampai ke Guguk Gadang Padang Magek.
Sampai di Darul Ulum, wisatawan bisa beruduk dan shalat. Bisa juga ikut mendengarkan,  melihat kegiatan anak santri yang sedang mengaji. Semua ini dilalui sambil menjalin silaturrahmi, dengan niat ibadah. Jadilah liburan sambil beribadah. Dunia dapat, akhirat diraih.
Ditopang Kawasan Agro.
Pada lokasi Ponpes Darul Ulum, Padang Magek, ada pemandangan alam yang menarik. Petak petak sawah berjenjang hingga ke pinggang Gunung Marapi.
Terlihat juga tali temali bukit yang berjajar, yang disebut bukit panjang.  Udara di sini terasa sejuk dari angin lepas di pelataran sawah yang luas.
Selain itu, pengunjung  juga bisa mendengar gemercik air dari tali bandar tepi sawah. Seirama dengan alunan tafsir kitab kuning yang dibaca santri setiap pagi dan petang.
Bila berkunjung ke sini  inshaa Allah hati akan tentram. Sembari berziarah ke makam tampat koto, dan tampat ateh duyan.
Sarana pendukung lainnya.
Ada Surau Lawik. Sebenarnya bangunan ini bukan surau. Melainkan lokal belajar santri yang terdiri dua lokal. Tersebab lokal ini juga digunakan untuk tempat tidur  santri (asrama), maka para santri menyebutnya surau.
Letaknya arah ke barat di pinggiran sawah, para santri menyebutnya surau lawik. Surau arah ke laut. Meskipun laut sangat jauh dari situ.
Di halaman surau lawik,  ada lapangan bola kaki mini. Santri tiap sore main bola di sini dengan riang gembira.
Surau Belok. Menuju ke surau yang satu ini, berbelok ke kanan sebelum  sampai di halaman Gedung Utama Ponpes Darul Ulum. Karena itu sejak dahulu surau ini disebut surau belok.
Terbuat dari tiang kayu, lantai papan, dinding papan. Surau ini didirikan oleh kaum keluarga H. Marjohan Sutan Mantari, kira kira tahun 1960-an. Hingga kini masih berdiri kokoh.
Santri laki laki Darul Ulum menghuni surau ini sekitar dua puluh orang. Mereka bersempit sempit. Malah ada satu ruangan, yang atapnya dilapisi terpal, agar hujan tidak masuk. Namun para santri tetap semangat.
Mereka anggap, itulah salah satu perjuangan menuntut ilmu. Rela bersusah susah. Demi berharap ilmu yang berkah.
Surau  Peto. Dalam komplek Pesantren Darul Ulum, Padang Magek,  ada satu surau bernama surau murai. Dahulunya surau ini dibuat oleh Gaek Malin Saidi. Ketika membuat surau ini Malin Saidi masih muda di tahun 1950-an.
Masa itu surau murai terbuat dari tiang kayu, lantai papan, dinding anyaman bambu berupa sasak dan tadir. Setelah Malin Saidi meninggal, surau ini diwarisi adiknya Peto Kamat.
Tahun 2018, surau murai dibuat baru oleh kemanakan Malin Saidi. Ukurannya sama: besar, tingginya persis sama. Hanya bentuk atapnya berbeda. Dahulu itu gonjong dua. Kini pakai kubah petak. Kini santri menyebutnya surau peto.
Surau peto  ini dipersembahkan oleh kemanakan Malin Saidi untuk asrama Santri Pria Ponpes Darul Ulum.
Surau Baru. Surau baru ada dua buah. Kedua surau ini namanya surau baru sejak dibuat oleh pemiliknya. Dibuat sekitar tahun 1940. Surau baru ateh (kini catnya merah jambu) didirikan kaum H.Jakfa dan H. Mustafa. Keduanya kakak adik. Surau baru bawah (kini cat hijau), didirikan kaum Datuk Cumano.
Surau baru bawah tempat pertama kali, Tk.Salim Malin Kuning mulai mengajar kitab kuning dengan empat orang muridnya di tahun 1942.
Kedua surau ini masih berdiri kokoh. Tiangnya masih tangguh. Kayunya kayu pilihan. Hingga kini menjadi asrama santri laki laki Ponpes Darul Ulum Padang Magek.
Bisa tidur dan mengaji di surau ini, merupakan kebahagiaan tersendiri bagi santri. Ungku Jakfar memilih tempat mengajar di surau baru bawah. Sebab, di situ dulu Tk. Salim Malin Kuning mulai mengajar 1942 dan sampai akhir hayatnya 1987.
Tampat Koto. Tampat koto merupakan tempat berkuburnya, Buya Alirumin. Konon beliau berasal dari daerah Siak Sri Indrapura, Riau. Bersama pengikutnya, beliau datang ke Nagari Padang Magek, mengembangkan agama Islam sekitar tahun 1700-an.
Beliau mengajar, mendidik anak anak Nagari Padang  Magek supaya pandai ilmu agama. Terutama membaca kitab suci Al-Qur'an.
Tampat beliau ini, silih berganti dikunjungi anak nagari, untuk melepas hajat, berdo'a dan memperingati hari besar Islam sejak dahulu.
Ini semua dilakukan mengingat jasa beliau yang telah menghabiskan hari hari kehidupannya mengajarkan ilmu Agama Islam kepada anak nagari.
Tersebut masyarakat Padang Magek, teguh memegang  Islam, semua ini berhulu dari jasa beliau mengajari anak nagari seperti itu.
Tampat ateh duyan. Pada lokasi ini Ungku Ibrahin yang dulu tahun 1800-an, pernah tinggal berdiam di suraunya yang sudah tidak ada lagi.  Beliau masa itu kabarnya juga mengajar murid murid mengaji kitab kuning. Santrinya berasal dari berbagai daerah, bahkan  ada yang dari Teluk Kuantan, Riau. Suraunya disebut Surau Lurah. Kini yang tinggal hanya jejak dari perguruannya itu. Makam Ungku Ibrahim masih terawat hingga kini. Santri Darul Ulum sering juga berkunjung ke makam itu pada waktu waktu tertntu. Santri merasakan ada kesejukan bila berada di sekitar makam yang ditumbuhi rimbunnya dedaunan.
Makan Ungku Nuar. Tidak jauh dari makam Ungku Ibrahim, ada juga Makam Ungku Nuwar. Nama lengkap beliau adalah Tuanku Anwar Sutan Marajo. Akrab dipanggil Ungku Nuar. Beliau lahir 1967 dan meninggal dunia 20014. Semasa hidupnya beliau kecil hingga tamat Skolah Dasar di Padang Sago, Padang Pariaman. Sekitar umur 13 tahun berguru kepada Tuangku Salim Malin Kuning yang akrab dipanggil Ungku Malin Kuniang. Ungku Nuar mengaji dengan Ungku Malin Kuning di Surau Baru (Ponpes Darul Ulum sekarang), tahun 1981 sampai 1987. Menjelang Ungku Malin Kuning meninggal kelanjutan belajar dan mengajar di surau baru, beliau percayakan kepada Ungku Nuar.
Pada tahun 1994 Ungku Nuar diperkuat oleh Ungku Jakfar Malin Mudo bersama istri beliau Ummi Ar. Mulai dari murid puluhan orang masa itu. Alhamdulillah berkembang terus. Sampai sekarang Ponpes Darul Ulum Padang Magek disertai  murid lebih kuran 300 orang.
Tampat Ungku Angin. Makam Ungku Angin, tidak jauh dari Makam Ungku Alirumin di Tampat Koto. Ungku Angin bernama Dura. Masyarakat memanggil beliau Ungku Angin karena jalannya sangat cepat. Seakan terbang bersama angin. Beliau diperkirakan lahir 1910 dan meninggal 1999. Selama hidupnya beliau banyak mendalami ilmu agama tasauf. Tarekat Syatariyah digelutinya hingga mendalam. Murid muridnya berkembang ke Padang Pariaman dan Aripan Solok.
Lapau makanan dan minuman. Sekitar Pesantren Darul Ulum ada beberapa warung makanan. Seperti warung si Las, warung Nua Manjang, warung Suweh, warung si Cen dan warung si Yul. Semua warung menyediakan makanan nasi, ketupat, mie instan dan kue kue. Begitu juga minuman teh mais, kopi dan lain lain.
Kesimpulan.
Kawasan wisata religi Pondok Pesantren Darul Ulum, ini masih asli. Belum ada sentuhan modernisasi. Tidak ada restoran ataupun tempat foto selfi. Di sini  juga tidak ada buah segar yang bisa dipetik. Tapi bila  berkunjung ke Ponpes Darul Ulum Padang Magek, pengunjung akan merasakan sesuatu yang beda.
Pengunjung bisa lihat sekitar 300 orang berkelompok kelompok dari anak anak santri yang duduk melingkar, mereka membaca kitab bersama guru mereka di suraunya masing masing. Pengunjung  bisa dengar dan menyaksikan bahkan mengukuti, mendengar, mereka dari dekat pada jam belajar di suraunya masing masing itu. Tentu pula akan merasakan kesejukan di hati.
Pengunjung  tidak sedang mendengar tausiah ustadz di mimbar. Tidak sedang mendengar ahli pidato di panggung. Tapi terbawa dalam suasana menuntut ilmu.
Pengunjung bakal merasakan sejuknya batin ketika pahala mengalir ke relung kehidupan. Inilah salah satu penawar gelisah jiwa yang juga akan  menguatkan raga.
Berkunjunglah ke Ponpes Darul Ulum di Jorong Guguak Gadang, Padang Magek, Rambatan, Tanahdatar, Sumbar. Nikmatilah wisata religius ini bersama keluarga. Bila waktu shalat tiba kita semua berjamaah menunaikannya. Selamat menikmati. (A.S)







Padang,Lintas Media.

Ketua Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumbar Hidayat mengatakan.Pembahasan Rancangan Peraturan daerah (Ranperda) tentang Penyelenggaraan Pendidikan memasuki tahap finishing di tingkat Komisi,ditargetkan semester pertama 2019 Ranperda ini telah rampung dan siap untuk ditetapkan menjadi Peraturan Daerah (Perda).

"Penyempurnaan masih terus dilakukan. Sejumlah masukan telah diterima baik dari praktisi pendidikan, Dinas Pendidikan sekabupaten/kota, pengamat pendidikan dan yang lainnya," jelas Hidayat pada wartawan DI DPRD Sumbar. Selasa (29/1).

Menurut Hidayat, masukan-masukan yang diterima dan dipakai sebagai penyempurnaan Ranperda ini bertujuan agar produk hukum yang dilahirkan tidak bertentangan dengan aturan yang lebih tinggi.
Ranperda Penyelenggaraan Pendidikan iyu sendiri diusulkan untuk menindaklanjuti peralihan kewenangan SMA/SMK ke provinsi yang mulai diberlakukan tahun 2017 lalu.

Dengan adanya Perda Penyelengggaraan Pendidikan, diharapkan pengelolaan pendidikan yang menjadi kewenangan provinsi bisa berjalan dengan baik.
Dari pembahasan yang telah dilakukan oleh tim, sejumlah subtansi diusulkan diakomodir melalui Ranperda Penyelenggaraan Pendidikan ini.
Subtansi tersebut diantaranya berkaitan dengan ketercukupan sarana prasarana pendidikan, kurikulum, dan peningkatan kemampuan SDM pengajar.Jelas Hidayat.

Terkait ketercukupan sarana prasarana, sejak peralihan SMA/SMK ke provinsi, dinas pendidikan secara bertahap melakukan pembenahan terhadap persoalan ini. Tahun 2019 ini misalnya, sejumlah anggaran telah disiapkan untuk revitalisasi SMK/SMK yang ada di kabupaten/kota, dana tersebut diletakkan di Dinas Pendidikan Provinsi Sumbar.Sebut Hidayat.

Dengan adanya Perda penyelenggaraan Pendidikan, pembenahan terhadap SMA/SMK ke depan akan memiliki payung hukum, bagaimana langkah terbaik yang harus dilakukan terhadap sekolah-sekolah yang ada di bawah binaan provinsi akan diakomodir oleh regulasi ini. Sementara berkaitan dengan kurikulum pendidikan, Hidayat mengatakan, ada keinginan sejumlah pihak agar muatan adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah dimplementasikan dalam kurikulum.

"Filosofinya adalah tak ada jalan membumikan nilai-nilai adat dan syarak selain memasukkannya ke institusi pendidikan. Pada gilirannya adalah kita ingin terciptanya kesolehan sosial dari generasi penerus kita,sementara,untuk tenaga pendidik menurut Hidayat, melalui Perda ini akan didorong agar kapasitas setiap pendidik terus meningkat.katanya Hidayat.(Sri)







Padang,Lintas Media News.
Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno menghadiri sekaligus menerima penghargaan dari Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI), Adhi Purna Karya Award dibidang ekonomi  yang diserahkan Senin (28/1) malam di Hotel Shangrila Surabaya, Jawa Timur.

Ada beberapa nama gubernur yang berhasil masuk dalam 19 peraih APPSI Gubernur Awards, yaitu 6 gubernur yang akan mendapatkan Adhi Purna Karya Award dan 13 gubernur yang akan menerima Adhi Purna Prima Award yang diserahkan langsung oleh Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo.

Untuk gubernur kategori Adhi Purna Karya adalah :
1. Bidang Pemerintahan, Provinsi Jawa Timur (Inovasi berkelanjutan di segala sektor).
2. Bidang Ekonomi, Provinsi Sumatera Barat (Minang Mart dan Generasi Pertanian).
3. Bidang Sosial, Provinsi Papua (Membangun masyarakat, dan memberantas miras).
4. Bidang Budaya, Provinsi Kepulauan Riau (Penjagaan histori dan tradisi, dan pulau penyengat).
5. Bidang Ketahanan Pangan, Provinsi Gorontalo (Optimalisasi produksi jagung)
6. Bidang UMKM, Provinsi Jawa Tengah (Ekonomi wong cilik)

Sedangkan untuk gubernur kategori Adhi Purna Prima adalah :
1. Bidang Industri Kreatif, Provinsi Jawa Barat (Bandung Silicon Valley, pusat ekonomi kreatif di 27 Kota/ Kabupaten).
2. Bidang Pariwisata, Provinsi Nusa Tenggara Barat (Wisata Halal dan Kawasan Mandalika).
3. Pembangunan Manusia, Provinsi Kalimantan Timur (Beasiswa hingga cita -cita tuntas).
4. Bidang Pendidikan, Provinsi Kalimantan Barat (Sekolah Gratis 12 tahun, mencerdaskan bangsa di Perbatasan)
5. Bidang Kesehatan, Provinsi Maluku (Pelayanan Kesehatan berbasis gugusan kepulauan).
6. Bidang Perdagangan, Provinsi Sulawesi Selatan (Hubungan Indonesia Wilayah Timur).
7. Bidang Pertanian, Provinsi Sulawesi Barat (Integrasi komoditas Jagung, Kakao, Sawit).
8. Bidang Perikanan dan Kelautan, Provinsi Lampung (Kontribusi Budi Daya Udang Terbesar).
9. Bidang Lingkungan, Provinsi Papua Barat (Semangat Kosentrasi Berkelanjutan).
10. Bidang Pelayanan Publik, Provinsi Kalimantan Utara (Spirit Layanan Prima Provinsi Termuda)
11. Bidang Pengentasan Kemiskinan, Provinsi Sulawesi Utara (Terus Melejit di level satu digit).
12. Bidang Inklusifitas, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (Mantap Roadmap Inklusivitas).
13. Bidang Partisipasi Masyarakat, Provinsi DKI Jakarta (Indeks demokrasi tertinggi).

Untuk Provinsi Sumatera Barat mendapatkan penghargaan Adhi Purna Karya di bidang ekonomi, dengan penilaian keberadaan Minang Mart dan generasi pertanian yang memanfaatkan potensi lokal mampu menghidupkan skala provinsi.

Irwan Prayitno mengatakan selesai pembukaan HISSI di Kantor DPRD Sumbar (29/1/2019), penghargaan ini diterimanya karena menjadi Gubernur Sumatera Barat yang ikut berpartisipasi membantu kepengurusan APPSI dan berkontribusi aktif untuk membangun provinsi dan pemerintahan daerah, baik melalui pemikiran, ide-ide, inovasi dan kreatif yang didukung dari berbagai pihak dalam membangun daerah yang dipimpinnya.

Menurutnya, penghargaan ini tidak luput bantuan dan dukungan dari masyarakat Sumbar dalam partisipasi untuk memajukan daerah masing-masing dengan masing-masing dengan mengerahkan semua potensi yang ada.

Selanjutnya gubernur Sumbar menjelaskan, penghargaan kepada gubernur ini, sekaligus memberikan apresiasi yang berhasil dan mempunyai prestasi unggul dan ikonik hingga akhir masa jabatannya/konsisten berprestasi hingga purna tugas di beberapa sektor pembangunan di daerahnya.

Gubernur Irwan Prayitno, merasa terharu, karena dimasa purna tugas ini, akan terus
berkarya sebagai kepala daerah, bekerja maksimal untuk pembangunan dan memajukan daerah ini.(rel)







Padang,Lintas Media News.
Pemerintah Provinsi Sumatera Barat memberikan apresiasi dan berterima Kasih, atas respon upaya percepatan pembangunan Mentawai dengan program Telkom launching penarikan kabel optik Telkom dari Padang ke Tua Pejat tahun 2019, dalam memajukan jaringan telekomunikasi di Kepulauan Mentawai.

Hal ini disampaikan Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit pada saat acara Cornenstone Ceremony of telkom subcrin cable system, Padang - Mentawai, di pantai Lolong Padang,kemaren.

Dalam kesempatan tersebut hadir juga pimpinan Telkom Padang,  Wabup Mentawai Kortanius Sabaleake, utusan Pemko Padang serta jajaran Telkom Padang.

Lebih lanjut Wagub Nasrul Abit menyampaikan, pelaksanaan pembangunan jaringan telekomunikasi lewat kabel optik lewat jalur laut merupakan salah satu teknologi modren dan ini pertama dilakukan di Sumatera Barat.

Ini karena kondisi kabupaten kepulauan Mentawai yang saat ini memanfaatkan jaringan telekomunikasi lewat satelit dirasakan belum memadai untuk mendongkrak kemajuan pembangunan di Kabupaten Mentawai.

Dengan lancarnya jaringan komunikasi antara Kepulauan dengan daratan tentu akan memudahkan komunikasi dan informasi baik pemerintah dan masyarakat. Dan tentunya dengan ada pembangunan ini, percepatan kemajuan pembangunan Mentawai akan lebih mudah diwujudkan, ujar Nasrul Abit.

Wagub Nasrul Abit juga menyampaikan program ini bagian dari pembahasan program dari upaya percepatan pelaksanakan pembangunan di Kepulauan Mentawai.

Kita berharap pembangunan kabel optik PT. Telkom ini tidak sebatas jaringan Padang ke Tua Pejat semata,  melainkan berlanjut kedaerahan kepulauan lain, Siberut, Sipora,  Pagai Selatan dan Utara. 

Jika semua jaringan telekomunikasi di Kepulauan Mentawai tumbuh merata disetiap wilayah, tentu kemajuan pembangunan Mentawai semakin hebat.

Mentawai menjadi daerah terbuka bagi siapa saja, investor akan mudah masuk dan diharapkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat semakin lebih baik.

Serta juga akan berdampak juga dalam pengembangan kemajun dunia Pendidikan, pariwisata, pelayanan pemerintah dan sektor-sektor pembangunan lainnya di kepulauan Mentawai, harapnya.

Wakil Bupati Kortanius Sabaleake juga menyampaikan rasa terima kasih atas kepedulian Telkom Indonesia dalam memdorong memajukan Pembangunan di Kepulauan Mentawai.

Sentuhan program pembangunan Telkom tentu akan berdampak luas dalam peningkatan pembangunan berbagai sektor lainnya bagi pemerintah dan masyarakat di Kepulauan Mentawai, ungkapnya.(rel)






Padang,Lintas Media News.
Kampus Goes To Kampuang 16 (KGTK 16) Ikatan Mahasiswa Minang Universitas Indonesia (IMAMI UI), untuk saat ini diselenggarakan di Kampus Universitas Negeri Padang, Minggu (27/1/2019) yang bertema "Turn Your Dreams Into Goal" (Ubah Mimpi Anda Menjadi Tujuan).

Kegiatan serupa sudah yang ke 16 kali diselenggarakan dengan rangkaian acara tahunan yang bertujuan untuk memberikan sosialisasi mengenai pentingnya perguruan tinggi dan kiat-kiat untuk dapat masuk ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN) khususnya Universitas Indonesia.

Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno memberikan motivasi, informasi, dan inspirasi bagi siswa SMA/sederajat di Sumatera Barat, agar bisa masuk ke PTN Universitas Indonesia dan bisa meneruskan cita-cita dan penjuangan dari saudaranya di UI.

"Saya menberikan Apresiasi kepada IMAMI UI yang masih muda berkorban dengan biaya sendiri bolak-balik Jakarta-Padang, berkorban uang dan waktu hanya tujuan membatu adik-adiknya di sekolah kampung halaman, agar bisa masuk ke PTN," kata Irwan Prayitno.

"Masih muda sudah memikirkan kampung halamannya dengan berorganisasi dan prestasi di kampus, saya yakin nantinya akan menjadi orang yang sukses, 'Insya Allah', apalagi dengan tujuan membaktikan diri terhadap nagari," ujarnya.

Harapan gubernur, agar IMAMI dapat menjadi tongkat estafet kedepan menjadi pemimpin bangsa dengan membangun nagari kampung halaman.

Selanjutnya Ketua Panitia IMAMI UI, Muhammad Q Abdan Syakuro mengucapakan terima kasih atas bantuan gubernur yang ikut membantu kegiatan IMAMI UI, Alhamdulillah acara Kampus Goes To Kampuang 16 (KGTK 16) IMAMI-UI diadakan, ada empat kegiatan pada acara ini, yaitu Roadshow, Ekspedisi Sosial Masyarakat, Simulasi SBMPTN dan acara puncaknya yaitu Bedah Kampus UI.

Menurut penjelasan Abdan, kegiatan Roadshow adalah kegiatan yang dilakukan dengan mengunjungi SMA/sederajat yang ada di Sumatera Barat untuk mensosialisasikan dan memperkenalkan perguruan tinggi khususnya Universitas Indonesia. Kegiatan ini Roadshow dilaksanakan pada 3-18 Januari 2019, di lebih dari 150 SMA/sederajat di seluruh Sumatera Barat.

Selanjutnya ia menjelaskan Ekspedisi Sosial Masyarakat KGTK 16 dilakukan sebagai realisasi tanggung jawab mahasiswa pada masyarakat yang dilakukan di Tanjuang Barulak, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat pada 12-15 Januari 2019. Dengan memberian bantuan secara materil dan memberikan penyuluhan yang berguna bagi masyarakat.

Kemudian untuk kegiatan Triout SBMPTN dilakukan tanggal 20 Januari 2019 dengan peserta sebanyak 2600 siswa/i SMA/sederajat se Sumatera Barat, dan terakhir kegiatan Bedah Kampus di Universitas Negeri Padang (27/1/2019), tambahnya.

Kegiatan KGTK 16 Ikatan Mahasiswa Minang Universitas Indonesia (IMAMI UI) ini dihadiri 200 pelajar SMA/sederajat yang diadakan di auditoriun Universitas Negeri Padang.(rel)








Padang,Lintas Media News.

Energi Hijau merupakan energi kearifan lokal dalam pengembangan energi nagari di Sumatera Barat (Sumbar),Karena energi hijau tersebut banyak terdapat di Sumbar,maka Sumbar disebut dengan Lumbung Energi Hijau.

Gubernur Sumbar Irwan Prayitno menyampaikan hal itu pada kuliah umum di Universitas Bung Hatta, Kamis (24/1/2019), menghadirkan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar dengan tema "Kearifan Lokal Dalam Pengembangan Energi Nagari".

Menurut Irwan,energi hijau tersebut mudah didapatkan dan paling sederhana, sekaligus ramah lingkungan dan mencakup semua sumber energi terbarukan (surya, angin, panas bumi, biofuel, tenaga air), dibandingkan dengan bahan bakar fosil (batubara, minyak, dan gas alam).

"Energi hijau energi terbarukan merupakan energi yang berkelanjutan, mencakup teknologi untuk meningkatkan efisiensi energi," kata Irwan Prayitno.

"Di daerah kita banyak yang bisa kita kelola sebagai energi kearifan lokal, seperti kita mempunyai banyak sungai mengalir, danau yang luas, dan ada panas bumi di Solok Selatan, yang tidak akan habis dan bisa diperbaharui terus - menerus, tidak sama dengan energi bahan bakar fosil, seperti batu bara, minyak akan habis bila diambil terus - menerus" ujarnya.

Gubernur mengajak kepada mahasiswa Bung Hatta untuk dapat berinovasi dalam teknologi memfaatkan apa yang kita miliki sebagai kearifan lokal dan berguna bagi masyarakat banyak.

Dalam kuliah umum tersebut Wamen ESDM Arcandra Tahar memaparkan pengelolaan dan pemanfaatan geotermal atau energi panas bumi tidak merusak lingkungan, geotermal adalah energi yang ramah lingkungan, jika pun ada risiko amat kecil dibandingkan yang sudah berhasil dikelola di dunia ini.

Kemudian Arcandra mengatakan jika memang geotermal merusak lingkungan dipastikan lembaga-lembaga dunia sudah ribut mempersoalkan. Sebaliknya, lanjut dia pemanfaatan geotermal memiliki banyak keuntungan yang diperoleh.

"Pada saat ini di Indonesia memiliki hampir 2.000 MW tersebar di 300 titik dan merupakan yang terbesar kedua di dunia, ini butuh investasi dibidang energi, ini juga termasuk kearifan lokal, dengan terciptanya lapangan kerja baru bagi masyarakat lokal, " kata Arcandra.

Kuliah umum ini dihadiri Gubernur Sumbar Irwan Prayitno, Wali Kota Padang Mahyeldi dan undangan lainnya, serta mahasiswa Bung Hatta yang jumlahnya diperkirakan 200 orang di aula Universitas Bung Hatta.(st/rel)






Payakumbuh,Lintas Media News.
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno mengatakan.Dalam era globalisasi sekarang, peran niniak mamak sangat dibutuhkan ditengah-tengah masyarakat dan bisa menjalankan fungsi dan peran ninik mamak dengan baik dan bijaksana serta dapat mengayomi sanak kemenakan. Terutama dalam membina generasi muda untuk tidak salah jalan dan tahu dengan filosofi Minangkabau ” Adat Basandi Syara’, syara’ basandi kitabullah”.

Hal itu disampaikan Irwan pada pegelaran alek Nagari Batagak Panghulu atau malewakan gala 17 orang Masyarakat Nagari Nan Godang kota Payakumbuh  kemaren.

Pada kesempatan itu Gubernur menyampaikan, Alek  Batagak Pangulu ini bisa melestarikan adat Minankabau, dengan menjadi pucuk pimpinan Nagari kaumnya, penghulu harus mampu mendidik anak dan kemenakan di kaumnya dan bisa meneruskannya nanti sebagai panghulu, sehingga tidak hilang di makan zaman adat kita.

”Saya memberikan apresiasi yang besar kepada seluruh ninik mamak dan masyarakat nagari Nan Godang yang begitu antusiasnya datang pada acara batagak pangulu kali ini. Ini luar biasa dengan batagak panghulu empat nagari, begitu kompak dan bersahabat dan dihadiri begitu ramainya” ujar Irwan Prayitno.

Batagak Panghulu berarti meresmikan seseorang menjadi penghulu. Peresmian haruslah berpedoman kepada petitih adat “maangkek rajo, sakato alam, maangkek penghulu sakato kaum”, dengan artinya pengangkatan penghulu harus dimulai dari rapat atau musfakat kaum, kemudian dibawa kehalaman, artinya dibawa masalahnya ke dalam kampung, lalu diangkat ke tingkat suku dan akhirnya di bawa dalam Kerapatan Adat Nagari (KAN).Jelas Irwan.

 Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno juga menyampaikan ucapan selamat kepada pangulu yang akan dilewakan untuk memakai adat di masing-masing Nagarinya.

"Selama menjabat,saya belum pernah di undang secara adat Minang kabau, di datangi oleh para datuak dan Bundokanduang pakai carano, biasanya saya di undang pakai undangan atau berbentuk surat," kata gubernur.

"Untuk itu saya berusaha hadir dalam acara ini, walau ada beberapa kegiatan hari ini," ucapnya.

"Ada 17 penghulu yang berasal dari empat suku besar di Nagari yang dilewakan (dikukuhkan) gelar adatnya, dengan kepedulian terhadap Nagari, bisa membantu program pemerintah dalam pembangunan, maka pemerintah provinsi (gubernur) bisa tidur enak dan walikota bisa makan enak, polisi bisa bekerja nyaman dan masyarakat tentram," tambah gubernur.

Sementara,Ketua KAN Datuak patiah baringin dalam pidatonya menyampaikan , menjadi seorang penghulu tidaklah mudah, harus amanah dan loyalitas yang tinggi terhadap kaum, suku, anak kemenakan dan nagari, berilmu pengetahuan tentang adat dan agama dan lain lain. Adil dalam memimpin anak kemenakan dan keluarga, berani dalam menegakkan kebenaran dan mencegah kebathilan, dan taat menjalankan ajaran agama dan adat, serta bisa menegakkan adat di nagarinya.

Dikatakannya, adat di Minangkabau melekat pada syariat Islam, yakni dengan filosofi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK) yang kental bagi masyarakat Minangkabau. Namun apabila adat yang bertentangan dengan syariat Islam, pasti berangsur akan hilang, ini yang harus kita pertahankan.

"Segala adat yang tidak bertentangan dengan Islam, apalagi yang positif tentu perlu dijaga, selanjutnya kami laporkan kepada gubernur ada 17 penghulu yang akan dinobatkan dari empat suku di daerah tersebut, yaitu Suku Limo Nan Tujuah, Suku Bodi Chaniago, Suku Ompek Niniek, dan Suku Sambilan Ompek per Ompek," kata ketua KAN.

Batagak penghulu ini dihadiri oleh Gubernur Sumatera Barat, Bundo Kanduang Nevi Zuairina, Walikota Payakumbuh, Ketua DPRD Payakumbuh, Forkopinda Payakumbuh, Niniakmamak, Alim Ulama, Candiakpadai Payakumbuh serta undangan lainnya di Nagari Koto Nan Godang Kota Payakumbuh.(st/rel)




Padang,Lintas Media.

Majelis Ulama Indonesia (MUI), Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) dan Bundo Kanduang boleh berlega hati karena, masing-masingnya lembaga tersebut mendapat anggaran di APBD 2019 sekitar Rp500 juta.

Hal itu disampaikan Ketua Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumbar, Hidayat pada wartawan DI DPRD Sumbar kemaren.

Hidayat mengatakan,pada  saat pembahasan APBD, anggaran MUI,  LKAAM dan Bundo Kanduang masuk dalam perencanaan pengusulan anggaran pos hibah. 

"Nilainya sekitar Rp500 juta untuk masing-masing lembaga tersebut. Tapi pencairannya harus melihat kelengkapan persyaratan dahulu, salah satunya harus ada pengajuan dari lembaga yang dibantu. Jika surat pengajuan tak ada kemungkinan bisa hangus," kata Hidayat.

Politisi Partai Gerindra ini berharap, lembaga yang dibantu melalui pos belanja hibah memiliki persyaratan yang lengkap untuk mencairkan dana. Sehingga melalui bantuan anggaran yang ada, kinerja masing-masing lembaga bisa lebih maksimal.

Sebelumnya Wakil Ketua DPRD Sumbar, Arkadius Datuak Intan Bano juga mengatakan, DPRD tengah memperjuangkan lembaga yang mendukung pembangunan mental di daerah namun tidak diatur dalam Undang-undang bisa mendapat penganggaran tiap tahunnya.

Untuk itu DPRD melakukan pembahasan terhadap rancangan peraturan daerah (Ranperda) tentang pemberdayaan masyarakat. Ranperda terkait masuk dalam daftar program legislasi daerah (prolegda) yang dibahas tahun 2019 sekarang.
Ia menjelaskan, lembaga-lembaga yang tak diatur Undang-undang itu diantaranya termasuk LKAAM, MUI, dan Bundo Kanduang.Kata Arkadius.

"Beberapa tahun belakangan sejumlah lembaga yang ada itu tak bisa  dianggarkan tiap tahun, ini karena sesuai arahan Kemendagri tentang Hibah Bansos, selain empat lembaga yang diatur Undang-Undang mulai dari KONI, Pramuka, PMI, dan Kopri, hibah bansos untuk badan atau lembaga lain memang tak bisa dianggarkan secara berturut-turut," papar Arkadius.

Untuk LKAAM, MUI dan Bundo Kanduang, lanjut dia, karena memiliki punya peran penting di tengah masyarakat DPRD mendukung agar bisa dibantu anggaran tiap tahunnya. Namun karena tidak dibolehkan tadi, usulan anggaran yang disetujui DPRD kerap dicoret di tingkat Kemendagri.

"Melalui adanya Perda Pemberdayaan masyarakat, kami harap ke depan tidak terevaluasi lagi oleh Kemendagri, sebab sudah ada payung hukumnya," ucap Arkadius.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi V DPRD Sumbar, Sabrana mengatakan, melihat pentingnya peran MUI, LKAAM dan Bundo Kanduang di tengah masyarakat, diantaranya untuk mencegah penyakit masyarakat, lembaga-lembaga tadi ia lihat memang harus didukung dengan anggaran APBD. (Sri)

Author Name

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.