Pd, Panjang. Lintas Media News. 
SMPN 6 Padang Panjang terus melakukan terobosan. Setelah sukses mengembangkan perangkat bernama “Remote Area Community Hotspots for Education and Learning,” (“R.A.C.H.E.L.”).

Sebuah perangkat eletronik sebagai solusi proses belajar mengajar daring tanpa paket data internet di masa tatanan normal baru pandemi Covid-19, pada Juli 2020 lalu.

Dimana lewat Rachel, siswa tidak perlu paket data internet. Siswa SMPN 6 hanya perlu mendekati perangkat yang di pasang di beberapa titik di lingkungan mereka tinggal.

Dengan demikian, mereka dapat mengunduh bahan pelajaran yang diberikan guru maupun mengupload kembali bahan yang dikerjakan.

Kini setelah beberapa bulan berlalu, SMPN 6 kembali dengan terobosan terbaru, yaitu pemakaian alat Termal Gate dan Kartu Elektronik yang diluncurkan bersamaan dimulainya pembelajaran tatap muka, semester genap di SMPN 6, Senin, (11/01/2021) kemarin.
10
Peluncuran pemakaian Thermal Gate dan Kartu Elektronik dilakukan Ketua Komisi III DPRD kota Padang Panjang, Yudha Prasetya, Kadinas Pendidikan dan Kebudayaan kota Padang Panjang, M. Ali Tabrani, serta dihadiri oleh anggota Komisi III DPRD, Kasubag Umum dan Kasi dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Padang Panjang.

Kepala SMPN 6 Padang Panjang, Muji Sirwanto mengatakan, Thermal Gate dan kartu elekronik dibuat dan di rakit oleh TIM IT SMPN 6 Padang Panjang di bawah komando Bapak Muhammad Irsyad.

“Pembuatan dilakukan selama libur semester ganjil pada bulan Desember 2020,” ujar menjawab LintasMediaNews, diruang kerjanya, Selasa, (12/01/2021) pagi.

Diterangkan Muji, pembuatan Thermal Gate dan kartu elekronik berawal dari keinginan warga SMPN 6 Padang Panjang untuk mengantisipasi pengukuran suhu tubuh yang harus antri karena keterbatasan thermo gun.

“Begitu pula dengan kartu elektronik yang berguna untuk memudahkan siswa mengambil absensi, sebagai kartu pelajar dan juga sebagai kartu pustaka,” terang Muji.

Sedangkan cara penggunaan atau pemakaian Thermal Gate, sebut Muji, adalah dengan mendekatkan lengan kepada sensor. Maka alat tersebut membaca suhu tubuh dan menginformasikannya di layar display. Berapa ukuran suhu tubuh seseorang, begitu juga dengan alarmnya.

“Apabila suhu tubuh seseorang 37°C, maka alarm akan berbunyi beberapa kali. Hal tersebut menandakan siswa atau warga sekolah tersebut sedang tidak sehat dan tidak diperbolehkan untuk mengikuti kegiatan di sekolah,” sebutnya.

Begitu juga dengan penggunaan kartu elektronik yang berfungsi sebagai kartu absensi, kartu pelajar dan kartu pustaka.

“Siswa hanya mendekatkan kartu tersebut ke alat sensor yang terhubung langsung dengan PC, sehingga guru mengetahui kehadiran dari siswa/i di SMPN 6 Padang Panjang,”.

Terobosan, dilakulan pihak sekolah sangat membantu sekali anak anak dalam proses belajar. Pasca, belajar daring diterapkan beberapa bulan lalu. Disamping, berbagai kemudahan murid murid tidak lagi dipusingkan dengan permasalahan paket data, pungkas Mujisirwanto.(maisonpisano)
 
Top