Padang.Lintas Media News.
Danau Maninjau merupakan satu kawasan yang cukup indah dengan segala potensi besar yang dimiliki. Selain keindahan alam, kulinner khas Maninjau (rinuak), juga potensi budaya dalam keagamaan maupun budaya tradisi lainnya. Juga literasi kisah sejarah tokoh nasional, Hamka, Rasuna Said dan lain-lain.

Hal ini disampaikan Wakil Bupati Agam Trinda Farhan Satria disela-sela mengikuti Rapat Koordinasi Persiapan Pilkada Sumbar di Pangeran Beach Hotel, Kamis (12/12/2019).

Diakui Trinda, kabupaten Agam itu memiliki potensi yang beragam, ada potensi pariwisata alam,  budaya dan kuliner, pertanian, perkebunan, peternakan, usaha kecil menengah yang tumbuh subur.

"Ada tradisi budaya yang masih hidup ditengah masyarakat Agam sebagai bahagian kebiasaan mereka sehari-hari, misalnya perhelatan, naik gala penghulu, tata hubungan anak berminantu, budaya bersilat dan aktifitas lainnya", ungkapnya

Trianda juga mengatakan, dari potensi yang beragam andaikan kita kerucut untuk ambil simpul fokus karakter kabupaten Agam tentu potensi Danau Maninjau dapat menjadi simbol kebanggaan bagi masyarakat Agam.

"Namun persoalan kegiatan karamba masyarakat yang telah over kapasitas tentu menjadi potensi Maninjau yang besar ini menjadi perhatian banyak pihak. Dari hasil analisis lingkungan hidup, dalam menjaga keseimbangan alam dan lingkungan Danau Maninjau itu usaha karamba itu hanya idealnya hanya 6.000 karamba", katanya.

Wabup Agam ini menyatakan,  saat ini berdasarkan hasil surver satelit jumlah karamba itu ada 23.000 karamba tahun 2016. Dan saat setelah dilakukan sosialisasi menjaga lingkungan diperkirakan tinggal 17.000 karamba. Walau saat ini tidak semua karamba yang beraktifitas malah ada yang beraktifitas tapi jumlah produk telah dikurangi separoh.

" Saat ini masih sulit mengurangi jumlah karamba menjadi 6.000 masih banyak masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada karamba, langsung maupun tidak langsung. Pengurangan jumlah karamba akan dibarengkan dengan pergeseran sumber kehidupan stake holder keramba", ujarnya

Trinda juga katakan, selain itu untuk mengurangi jumlah aktifitas usaha karamba sulit, karena ada sistem usaha karamba berkaitan dengan pengadaan pakan ikan seperti lingkaran setan, dimana masyarakat terikat dari pola tersebut.

"Meskipun ada kerugian mesti ditutupi dengan usaha berikutnya, begitu terus dan tentu aktifitas kegiatan ini lebih menguntungkan pihak penyedia pakan dari pada masyarakat usaha karamba itu sendiri", terangnya.

Trianda Farhan Satria menyampaikan, jika saja kondisi danau Maninjau dapat kita normalkan dalam sesuai harmonisnya alam dan lingkungan, usaha masyarakat lainnya dapat kita maksimalkan diseluruh kabupaten Agam sebagai lokasi promosi keindahan, kemajuan dan pasar produk masyarakat.

" Potensi Danau Maninjau akan menjadi simbol pariwisata Agam tumbuh pesat, jika masyarakat ikut serta berperan secara sadar menjaga nama baik daerah,  sehingga orang tertarik datang berkunjung karena ada aktifitas masyarakat yang harmonis,  damai,  nyaman dan bersahabat", pungkasnya.(rel)
 
Top